x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Waktu Melesat ke Depan, Meninggalkan Ingatan di Masa Lampau

“Waktu melesat bagai anak panah.”

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apakah waktu itu nyata ataukah hanya ada dalam pikiran kita? Andaikan nyata, apakah yang nyata itu waktu sekarang, bukan yang lampau maupun yang akan datang? Mengapa kita hanya bisa mengingat yang lampau dan tak tahu apapun yang di masa depan? Apakah waktu memang bergerak dan hanya bergerak ke depan? Sementara ingatan kita tertinggal di belakang, di masa lampau...

Kita mungkin pernah menonton film telor ayam utuh yang jatuh dari meja dan pecah berserakan di lantai. Cairan putih dan kuning mengalir di ubin. Bila kita tonton film yang sama tapi diputar balik, cairan dan kulit telor yang pecah itu akan mengorganisasi diri kembali dan melompat ke atas meja dan kembali dalam keadaan utuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa kita kerap melihat skenario pertama, telor ayam jatuh, dan tidak pernah melihat skenario kedua, telor pecah menyatu kembali? Apakah waktu berperilaku seperti telor pecah yang bergerak dari keteraturan (utuh) menjadi kekacauan (berserakan) dan tak akan terjadi sebaliknya?

Seperti para filosof dan psikolog serta neuroscientist, fisikawan pun tergoda untuk menelisik ihwal waktu. Banyak pandangan dan berbeda-beda. Salah satunya yang banyak dibicarakan berada di seputar gagasan bahwa waktu pada dasarnya berperilaku mengikuti hukum entropi.

Entropi, secara sederhana, menjadi ukuran seberapa ‘tidak teratur’-nya suatu sistem tertutup. Dalam fisika dan kimia dikenal hukum kedua termodinamika: entropi sistem apapun, dalam jangka panjang, akan terus membesar; sistem akan bergerak dari keadaan teratur (order) menuju keadaan tidak teratur (disorder).

Dan, entropi itu tidak simetris—keadaan tidak teratur tidak akan kembali ke keadaan teratur. Karena alasan inilah kita tidak melihat skenario-kedua film tentang telor ayam tadi. Dan waktu, menurut sebagian fisikawan, berperilaku mengikuti hukum entropi atau termodinamika kedua.

Karena itulah, waktu bergerak ke depan dan tidak akan pernah berbalik ke belakang. Kita, manusia, tidak berdaya menghadapi situasi ini—kesadaran kita hanya dapat menyusuri masa lampau dan tidak mampu mengiringi pergerakan waktu ke arah depan. Kita hanya bisa menduga-duga, menebak, meramal, memproyeksikan yang lampau ke masa depan. Kita hanya bisa merencanakan, menginginkan, mengharapkan masa depan seperti apa. Kita baru mengetahui masa depan secara faktual (kenyataannya) saat kita berada di dalamnya. Ya, artinya, ketika yang disebut ‘masa depan’ itu telah menjadi ‘saat ini’.

Bila demikian, apakah waktu lampau dan waktu mendatang itu hanya ada dalam pikiran, sedangkan yang nyata adalah waktu sekarang? ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler