x

Iklan

Maydelin Tandipuang

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ahmad Zaki Berbagi Ilmu Tentang Foto di UPH Festival 25

Ahmad Zaki, fotografer senior yang juga aktif sebagai Program Monitors di NHK TV Japan, hadir sebagai pembicara dalam rangkaian UPH Festival 25

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ahmad Zaki, fotografer senior yang juga aktif sebagai Program Monitors di NHK TV Japan, hadir sebagai pembicara dalam rangkaian  UPH Festival 25, Kamis, 16 Agustus 2018 di Gedung C Lantai 4. Peserta yang diundang adalah para guru sekolah di Indonesia. Tema yang diangkat adalah seputar fotografi dan foto berita. Tujuan dari seminar ini adalah untuk memberikan pengetahuan secara umum tentang foto berita kepada para guru sehingga dapat menyebarkan hal-hal positif. 

Topik “Foto berita” dipilih untuk mengakomodasi kebutuhan para guru di era saat ini yang sangat dekat dengan sosial media (sosmed). Foto merupakan konten yang paling banyak dibagikan melalui sosmed. Sehingga pemahaman tentang bagaimana mengemas foto yang akan dibagikan sebagai sebuah berita, sangat penting. Hal ini sekaligus untuk mengedukasi para guru tentang etika foto berita. “Karena satu foto lebih kuat daripada 1000 kata, jadi harus hati-hati dalam mem-forward foto. Di Indonesia sendiri ada etika dan kode etik dalam mempublikasikan foto, ” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, foto berita  adalah suatu usaha atau pekerjaan foto yang meliputi perencanaan, peliputan, pengeditan, dan penyebaran. Zaki menyebutkan dua buah jenis foto berita, yaitu yang direncanakan dan yang tidak direncanakan. Yang direncanakan berfokus pada foto benda mati, misalnya arsitektur UPH, sedangkan yang tidak direncakanan adalah peristiwa yang terjadi, seperti gempa Lombok yang baru-baru ini terjadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Zaki juga mengingatkan mengenai kegiatan dalam pengambilan gambar, dalam hal ini foto. Dalam melakukan kegiatan foto berita, beberapa hal wajib dihindari, yaitu foto yang foto yang sadis dan yang menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Foto yang sadis misalnya menampilkan wajah korban kecelakaan yang berdarah-darah. Zaman sekarang banyak orang senang mem-forward foto di media sosial tanpa melakukan re-check. Hal ini sangat disayangkan mengingat adanya kode etik yang perlu diperhatikan. (it)

Ikuti tulisan menarik Maydelin Tandipuang lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB