x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Membaca Buku Lama

Dengan membaca buku-buku lama secara terpilih, kita tidak akan kehilangan akar pengetahuan masa silam.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Buku lama seringkali punya tempat tersendiri di hati kebanyakan pecinta buku. Ini bukan sekedar koleksi yang berharga karena semakin berumur ataupun semakin langka, melainkan juga karenya isinya sungguh bernilai. Buku Indonesia Menggugat, yang berisi pidato pembelaan Bung Karno di hadapan pengadilan kolonial di Bandung, misalnya. Atau Demokrasi Kita yang memuat kritik Bung Hatta terhadap praktik demokrasi pada masa kekuasaan Bung Karno.

Kedua buku itu barangkali jarang dibaca oleh politikus kita yang saat ini sedang berkiprah di pentas politik nasional maupun lokal. Seandainya mereka belum pernah membaca, atau tidak pernah membaca ulang, karya para pendiri negara ini, boleh jadi mereka tidak memahami untuk apa negeri ini dibentuk dan republik ini didirikan, serta seperti apa demokrasi yang kita cita-citakan.

Sebagian orang barangkali berpandangan bahwa membaca buku-buku lama sama saja dengan membuang-buang waktu. Aktivitas sia-sia. Toh zaman sudah berubah, sementara buku lama berbicara hanya mengenai masa lampau yang sudah kita tinggalkan. Tugas kita, menurut pandangan ini, hanya hidup di masa sekarang dan menatap masa depan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pandangan seperti tidak bisa disetujui. Hidup kita di masa sekarang tak bisa dilepaskan dari masa lampau. Sekalipun cara orang berdagang dan bertransaksi berkembang berkat kemajuan teknologi, tapi prinsip-prinsip ekonomi yang dirumuskan beberapa abad yang lalu masih berlaku. Orang tak bisa mengabaikan teori dasar penawaran dan permintaan, sehingga orang tidak bisa meninggalkan karya 'ekonom kuno' yang membahas prinsip tersebut.

Sekalipun buku-buku baru ekonomi maupun cabang-cabangnya terus ditulis dan diterbitkan setiap tahun, mahasiswa ekonomi tetap saja diwajibkan memelajari prinsip tadi. Jika mahasiswa ini tekun, ia akan berusaha membaca buku-buku lama yang membahas prinsip ini. Tak ada yang sia-sia dan tak ada yang membuang-buang waktu dengan membaca karya lama. 

Bila orang ingin memelajari sejarah sains, ia tak bisa mengabaikan karya George Sarton, A History of Science, yang terbit pertama kali pada 1952. Sekalipun buku-buku baru terus terbit, sekalipun pikiran-pikiran baru berkembang, namun karya Sarton selalu dirujuk, setidaknya dan terutama oleh mereka yang mulai memelajari sejarah sains. Membaca sendiri akan membantu siapapun untuk memahami secara langsung pikiran Sarton mengenai sejarah sains, bukan pikiran orang lain mengenai pikiran Sarton.

Dengan membaca buku-buku lama secara terpilih, kita tidak akan kehilangan akar pengetahuan yang ada di masa lampau. Kita tidak akan kehilangan konteks dan keterkaitan masa depan, masa kini, dan masa lampau. Kita tidak akan mengalami disorientasi sejarah karena tercerabut dari akar masa silam. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler