x

Iklan

Vijayakumar Tangarasan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Adaptasi bagi Pemilik Lahan terhadap Ruang Kerja Fleksibel

Bagaimana pemilik lahan dapat beradaptasi di tengah revolusi ruang kerja fleksibel atau biasa yang disebut Coworking Space?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh Vijayakumar Tangarasan, Country Head Regus Indonesia, Malaysia dan Brunei

Meningkatnya pertumbuhan kerja fleksibel berikut dengan tren ruang kerja fleksibel di seluruh dunia telah mendapatkan banyak sorotan teranyar. Tahun 2017, JLL merilis laporan pada "Workspace, Reworked" menyatakan bahwa pada tahun 2030, 30% dari perusahaan real estat akan terdiri dari ruang kerja fleksibel. Setidaknya tiga dalam setiap sepuluh bangunan. Pada tahun yang sama, CBRE yang merilis laporannya "2017: THE FLEXIBLE REVOLUTION Insights into European flexible office markets", menyatakan 71% dari penyewa percaya bahwa ruang kerja fleksibel sangat penting untuk memberikan tujuan perusahaan real estat, dan pasar kantor yang fleksibel tumbuh sebesar 13% per tahun. Tapi dari mana datangnya tren ini, dan apa artinya bagi pemilik tanah?

Tren bekerja fleksibel yang berkembang 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada beberapa alasan mengapa ruang kerja yang fleksibel semakin berkembang. Yang pertama adalah teknologi telah mengubah apa yang sedang terjadi. Dari laporan JLL tahun lalu tersebut, dijelaskan bahwa dalam dua tahun, 80 persen populasi dunia akan memiliki smartphone dan koneksi 4G akan mewakili 61% dari keseluruhan (naik 34% pada tahun 2016), menurut GSMA Intelligence. Teknologi cloud-pun telah tumbuh secara eksponensial, sementara kecerdasan buatan membantu kita melakukan tugas sehari-hari melalui berbagai sumber. Memang, lebih dari 50% lalu lintas internet bisa berasal dari sensor Internet of Things (IoT) pada tahun 2025 nanti. Sederhananya, sekarang semakin mudah bagi seseorang untuk menyambungkan dan bekerja dari mana saja - dan semakin banyak pekerja yang ingin melakukannya.

Kedua, kemampuan untuk bekerja kapanpun dan dimanapun dapat membantu meningkatkan produktivitas pribadi. Interaksi dengan orang lain di komunitas atau lokasi yang tepat dapat membantu memicu ide-ide hebat, dan manfaat pindah ke tempat baru membuat karyawan tidak jatuh ke dalam kebiasaan sehingga produktivitas mereka terhenti. Akhirnya, ketika karyawan melihat potensi keuntungan dari kerja yang fleksibel, perusahaanpun juga melihat keuntungan. Secara finansial, penghematan biaya kerja fleksibel dibandingkan real estate berbentuk tetap dapat berkisar 5% hingga 75%, sementara skalabilitas strategis menjadi semakin penting di dunia yang serba cepat ini.

Bagi pemilik lahan, tren ini menjadikan tiga hal utama bagaimana cara mereka memandang - dan melakukan – kegiatan bisnis di era kerja fleksibel:

 

1. Memenuhi permintaan pasar

Cara terbaik pemilik lahan dapat memastikan mereka mengikuti revolusi tempat kerja adalah dengan bergabung ke dunia kerja fleksibel. Bukan berarti melepaskan penyewaan konvensional sepenuhnya, tetapi dengan menambahkan ruang kerja yang fleksibel ke dalam portofolio mereka. Dengan begitu, pemilik lahan akan memberikan pilihan kepada penyewa tanpa membuang pilihan mereka untuk memiliki sewa jangka panjang dan tradisional.

Bermitra dengan penyedia ruang kerja fleksibel

Salah satu cara untuk memenuhi permintaan pasar adalah bermitra dengan penyedia ruang kerja yang fleksibel. Hal ini memungkinkan penggunaan gedung yang sama untuk melayani perusahaan yang mungkin hanya berada di pasar penyewaan fleksibel dan bisnis yang lebih besar yang tertarik pada penggunaan jangka panjang. Terlebih lagi, membuka ruang kerja fleksibel di beberapa lantai gedung kantor klasik yang dirancang untuk kerja fleksibel dapat menarik penyewa sehingga dapat menjadi pelanggan jangka panjang dengan cara sewa yang lebih tradisional.

Menawarkan sewa jangka panjang

Cara lain yaitu di mana penyedia ruang kerja fleksibel menemui pemilik lahan tradisional 'di tengah' persyaratan penyewaan, dengan menandatangani sewa jangka panjang dan mengambil risiko ruang. Dengan mengikatkan diri pada penyewaan selama sepuluh tahun, perusahaan kerja yang gesit tentu dapat menawarkan keamanan yang lebih panjang kepada pemilik properti sambil memberi penyewa kontrak jangka pendek yang dapat disesuaikan dengan apa yang mereka harapkan.

Bagaimanapun, bermitra dengan penyedia ruang kerja fleksibel dapat membantu pemilik lahan tradisional membuat langkah ini. Tim pemasaran yang gesit akan dapat menawarkan layanan dengan cepat dan efisien karena pengalaman mereka di daerah tersebut. Jika tidak, pemilik tanah tradisional menghadapi kurva belajar yang curam ketika mencoba model baru - dan mereka mungkin tidak dapat beradaptasi cukup cepat untuk memenuhi permintaan. Dengan adanya kemitraan strategis, celah ini dapat tertutupi.

 

2. Melihat portofolio secara keseluruhan

Pusat coworking yang dinamis, dengan perubahan orang-orang bisnis yang energik, memiliki manfaat yang sangat besar bagi masyarakat sekitar dan penggunaan lahan, baik itu ritel atau penyewaan kantor jangka panjang.

Selain itu, memiliki ruang kerja yang fleksibel memiliki persambungan jauh di atas bangunan tunggal. Hal ini dapat meningkatkan seluruh portofolio, serta real estate di area yang lebih luas. Ketersediaan kerja yang fleksibel dapat memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat secara keseluruhan dan menjadi kunci bagi perusahaan di sekitarnya.

 

3. Mengelola dampak IFRS 16

Dan pada akhirnya, IFRS 16 mulai berlaku pada 2019 - dan akan mengubah biaya real estate tradisional. Peraturan mengharuskan bisnis untuk memasukkan semua sewa operasi, termasuk real estate, lebih dari satu tahun di neraca mereka, dan perusahaan mencari cara di mana mereka dapat mengakses portofolio real estate yang lebih efektif. Memilih jangka penyewaan yang lebih pendek adalah salah satu cara untuk merespons, dan ruang kerja yang fleksibel memberikan cara yang menguntungkan untuk menawarkan kontrak semacam itu. Peraturan baru ini juga akan memaksa pengawasan yang lebih ketat terhadap penyewaan real estate oleh tim keuangan organisasi, yang dapat memicu dimulainya konversi tersebut menjadi kerja yang fleksibel.

Kabar baiknya adalah pemilik lahan sudah menyadari perlunya perubahan dari cara-cara tradisional dalam berbisnis. Menurut studi yang sama oleh CBRE, mereka yang sudah mulai menawarkan opsi fleksibel telah melaporkan peningkatan nilai properti, penyewa yang lebih merasa bahagia, dan peningkatan kemampuan untuk menarik bisnis baru. Dengan terus mengusung revolusi ruang kerja, tentu dapat membantu pemilik lahan untuk beradaptasi akan permintaan ruang kerja secara fleksibel, baik sekarang maupun di masa mendatang.

Ikuti tulisan menarik Vijayakumar Tangarasan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu