x

Iklan

HMI Soshum Saintek UIN SUKA

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Aku yang Gugur di Medan Tempur

“kau, tak pernah ‘ku kesampingkan, meskipun telah ada yang menyerobot, lalu menghentikan langkah bayangmu. Separuh hatiku tetap utuh, takan kubiarkan siap

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mira Arba Atun

,image kiispng.com

Terimakasih tuan, telah datang kala itu. Bercengkerama dalam rinai rintik hujan yang jatuh ke tanah. Dalam gelap malam, dan gemerlap lampu kota yang mengerang. Tuhan mempertemukan kita dalam keadaan yang demikian, sehingga tak ingin aku kehilangan momen, curi-curi pandang yang telah usang. Entahlah, seketika itu aku tiada hentinya memperhatikanmu, dalam sadar yang ‘ku rengkuh. Kau, sejak saat itu selalu saja memasuki fikiranku, menjerat hatiku seolah mengetuk dan langsung ‘ku persilahkan masuk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satu pemikiran, satu atap, dan dalam ruangan dengan kondisi demikian, sehingga aku tertanam. Beberapa hari kita bercengkerama berbincang, saling berdiskusi atau bahkan saling memberi sanggahan. Apa sejauh ini kau tau tuan? Aku, diam-diam memperhatikanmu dalam hal apapun itu. Kau berbeda, kau unik, antik yang apa adanya, pemikiranmu sangat cerdik, pandai membual sebagai taktik, agar lawan diskusi tak lagi berkutik.

Sampai akhirnya, malam perpisahanpun terjadi. Kita di baiat mengucapkan ikrar, sampai akhirnya kita resmi menjadi anggota dan berteman melebihi keluarga. Sebelum meninggalkan ruangan, yang pernah menjadi tempat beradu pemikiran, kita sempatkan untuk mendokumentasikan sebuah pertemuan, dengan berfoto bersama di depan banner yang terpampang elok sedap di pandang. Bahagia tak terucapkan, karena berakhir dengan kita yang menjadi anggota sekaligus keluarga.

Sosokmupun tiba-tiba hilang, ditelan malam yang semakin dalam. Lamat-lamat aku mencoba memastikan, bahwa dirimu pulang dengan disertai keselamatan dan keadaan yang menyenangkan. Kuharap suatu saat kita berjumpa lagi, Kawan!, gumamku dalam diam. Grup baru sosial media pun di ciptakan. Disana kita saling sapa dan meredam rindu yang semakin berkembang. Hingga suatu malam kau mengirimku pesan, sungguh hatiku berteriak kegirangan.

Semakin lama, kau dan aku kian berjauhan. Jangankan membalas pesan, kontakku pun entah kau simpan etah kau biarkan. Hari-hariku selalu saja hampa, sampai akhirnya tibalah seseorang yang berlabuh didalam hatiku. Akan tetapi, pengecut itu hanya tinggal sejenak, lalu pergi menghempaskan. Dan aku harap hal itu adalah bonus terkonyol yang pernah tuhan anugerahkan kepadaku.

Entahlah, rupamu dan rasa sukaku terhadapmu semakin menjadi sejadi-jadinya. Padahal sebelumnya hatiku sempat terisi, oleh orang lain yang sekarang sudah tak aku perdulikan. Namun tetap saja, rasaku padamu selalu saja sama, tak berani berkata saat kau mengajak bicara, tak berani menatap saat kau berucap. Rasaku padamu tetap saja utuh, meski saat ini kau membuat hatiku rapuh.

Tiba-tiba kau memajang foto di akun media sosialmu, dengan sesosok wanita yang entah siapa itu dan kau beri bait kata yang indah di bawahnya. Jujur hatiku terasa hancur, dibuatmu semakin hambar, terlebih kau merangkul wanita itu dengan goresan wajah yang sangat berbahagia. Aku turut bahagia jikapun nantinya kau bersama dirinya. Ah sudahlah, hatiku saat itu patah, sakit yang tak berdarah, hingga akhirnya aku menyerah.

 

“kau, tak pernah ‘ku kesampingkan, meskipun telah ada yang menyerobot, lalu menghentikan langkah bayangmu. Separuh hatiku tetap utuh, takan kubiarkan siapapun menyentuh apalagi membunuh rasaku padamu”

Ikuti tulisan menarik HMI Soshum Saintek UIN SUKA lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB