x

Iklan

Aditya Harlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Prabowo Tertipu, Desakan Ganti Nama Koalisi Bertebaran

Imbas Kasus Hoaks Ratna, Bola Kontroversi Terus Bergulir, Apakah Dampaknya Bagi Prabowo Maupun Jokowi, (Baca selengkapnya)

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Ratna Serumpaet berhasil menjadi perhatian publik selama beberapa hari. Wajahnya yang bengkak menjadi obrolan panas di sosial media, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter yang merupakan kanal media paling aktif membicarakan isu tersebut. Konfirmasi pertama disampaikan oleh politisi Partai Gerindra Rachel Maryam pada pukul 10.51 WIB siang. Melalui akun Twitter-na, ia menyebut bahwa kejadian penganiayaan itu benar adanya.  Ia juga menjelaskan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada tanggal 21 September 2018. Bukan hanya Rachel Maryam, sejumlah politisi yang dikenal dekat dengan Ratna juga menyampaikan rasa simpati dan kekhawatiran terhadap aktivis yang dikenal sering mengkritik pemerintah ini. Namun beberapa hari setelah kabar ini keluar, Ratna menggelar jumpa pers di kediamannya di Tebet, Jakarta Selatan. Dalam jumpa pers tersebut Ratna mengaku dirinya telah melakukan kebohongan terkait penganiayaan yang dialami di Bandung sekitar sepekan lalu. Hal yang sebenarnya terjadi, ujar Ratna, wajahnya tampak lebam akibat bedah estetika yang ia lakukan di salah satu rumah sakit khusus kecantikan di Jakarta Pusat.

Pengakuan Ratna tidak hanya membuat publik terkejut namun juga tokoh politisi yang pernah bersimpati terhadapnya, seperti, Rachel Maryam, Fadli Zon, Fahri Hamzah, bahkan Prabowo. Mereka merasa telah ditipu dengan cerita bohong Ratna. Pada hari yang sama, Prabowo mengadakan jumpa pers untuk melayangkan permintaan maaf secara terbuka akibat turut andil dalam menyebarluaskan kabar bohong soal penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Dalam jumpa pers tersebut, Prabowo didampingi pasangannya dalam pilpres 2019, Cawapres Sandiaga Uno, Ketua Dewan Kehormatan PAN yang juga mengusung dirinya Amien Rais, serta sejumlah anggota tim pemenangannya. Tidak hanya itu, Fadli zon, Fahri Hamzah, Rachel Maryam, Ferdinand Hutahaean, dan Hanum Rais, juga sempat meminta maaf dan memberikan penjelasan di Twitter milik mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sosial media tempat berita ini pertama kali muncul, Twitter banyak bermunculan tagar terkait dengan pemberitaan tersebut seperti #SaveRioDewanto #SaveAtikahSiholan #KoalisiPlastik #KoalisiHoax sempat menjadi trending topik nomor 1 di Indonesia pada kamis 4 Oktober 2018 pada pukul 9.30 WIB hingga 10.47 WIB. Ini merupakan respon kekecewaan dan kritik dari masyarakat kepada koalisi Prabowo-Sandi yang tergesa-gesa dalam bertindak sehingga ikut menjadi Koran Hoax. Tanggapan lain dari masyarakat adalah penetapan 3 Oktober 2018 sebagai ‘Hari Anti Hoax Nasional’ dimana pada saat itu Ratna mengakui kebohongannya. Tujuannya penetapan itu adalah untuk mencegah peristiwa tersebut terulang kembali serta membangun budaya bermedsos yang positif, sebab dari kejadian ini masyarakat mengetahui bahaya hoax terhadap persatuan Indonesia.

Kejadian ini mengundang banyak reaksi dari para politisi, salah satunya adalah Tsamara Amany, ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Tsamara menilai Klarifikasi Ratna Sarumpaet menunjukkan bagaimana koalisi ini tidak kompeten untuk memimpin bangsa. Seorang pemimpin tidak seharunya asal menelan informasi. Ia juga menginggung Prabowo yang menggelar konferensi pers soal tuduhan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet tanpa memverifikasi terlebih dahulu. Sebab sebagai seorang pemimpin harusnya dapat berfikir rasional dan mencari kebenaran dari suatu opini meskipun opini tersebut bersumber dari orang yang ia percaya. Selain Tsamara, Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira menyatakan bahwa Kasus Ratna Sarumpaet menyadarkan kita betapa kejinya rekayasa informasi yang dibuat oleh seorang Ratna Sarumpaet didukung oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan-kepentingan berkampanye. Dan sangat disayangkan, kebohongan Ratna Sarumpaet ini telah menyibukan pihak kepolisian dan menguras perhatian publik yang seharusnya lebih memperhatikan kasus bencana dan bersama-sama memulihkan kembali Sulawesi Tengah.

Sekarang masyarakat sudah lelah dengan segala drama politik yang muncul di Indonesia, mulai dari berita bohong (Hoax), Ujaran Kebencian, Fitnah, serta Black Campaign. Banyak netizen yang akhirnya mengaitkan peristiwa ini dengan Hoax yang sering terjadi belakangan ini. Apakah dalangnya sama? Atau hanya kebetulan semata? Yang jelas apapun motif sebenarnya Ratna Serumpaet menyebarkan kebohongan ini, masyarakat sudah mulai kehilangan kepercayaannya dan dengan kejadian ini masyarakat mulai menyadari bahwa sebagai seorang pemimpin seharusnya tidak mudah menyimpulkan sesuatu tanpa bukti dan fakta yang kuat apalagi menuduh pihak lain sebagai penyebabnya tanpa adanya investigasi.

Ikuti tulisan menarik Aditya Harlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB