x

Iklan

Anisa Nurul Bayti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Mei 2019

Senin, 13 Mei 2019 17:04 WIB

Pengaruh Budaya Antre Terhadap Generasi Muda yang Berkarakter


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Generasi muda menjadi generasi emas yang nantinya akan menjadi penerus bagi negeri, menggantikan generasi-generasi sebelumnya baik dalam perihal kepemimpinan maupun keanggotaan. Generasi tersebut disiapkan menjadi generasi yang berkarakter agar dapat memimpin negeri dengan baik. Pembentukan sifat, pola perilaku, dan pola pemikiran sangat berpengaruh terhadap pembentukan generasi berikutnya. Suatu upaya dalam mempersiapkan  generasi berkarakter dengan memberikan pendidikan yang berkarakter sejak dini. Pendidikan ini mencangkup dasar-dasar dalam berperilaku.

Budaya antre termasuk ke dalam nilai moral yang perlu ditanamkan pada generasi muda. Budaya ini sebagai cerminan generasi muda penerus terhadap pola perilaku yang telah ditanamkan sejak dini. Pola perilaku yang baik maupun buruk menjadi pertimbangan sebagai generasi penerus yang memadai untuk negeri. Dengan begitu, pengenalan budaya mengantre dengan tertib dan teratur sangat perlu diketahui oleh generasi muda. Hal ini dapat membentuk pola perilaku yang berkarakter dan bermoral baik.

Pengenalan budaya antre yang baik diterapkan mulai dari ruang lingkup kecil, lingkup besar, dan lingkup sangat besar dengan masing-masing berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat luas. Penerapan pendidikan berkarakter pada ruang lingkup kecil yaitu lingkungan keluarga menjadi sarana utama bagi anak usia dini. Peran orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak usia dini. Hal ini disebabkan oleh gaya belajar anak usia dini cenderung lebih sering mengambil contoh dari perilaku orang tuanya. Dengan begitu, perilaku orang tua perlu diatur dan dikontrol saat bersama buah hatinya agar memberikan kesan yang baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memasuki usia remaja, anak akan menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada masa ini seorang anak akan menghabiskan waktunya lebih banyak di sekolah. Disini peran seorang guru sangan berpengaruh. Seorang guru dapat terlibat dalam pembentukan karakter anak yang baik dengan menerapkan nilai-nilai moral mengenai cara mengantre dengan tertib dan teratur. Masuk pada masa perkuliahan, mahasiswa akan lebih banyak menerapkan daripada mempelajari. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana mahasiswa itu mengantre, akankah tertib dan teratur atau sebaliknya.

Pada ruang lingkup paling besar yaitu lingkungan masyarakat. Seseorang yang telah terjun langsung dalam bermasyarakat tentu akan bertemu banyak orang dengan kegiatan yang beragam. Pendidikan anak pada usia dini mengenai busaya ante yang baik akan berpengaruh pada saat Ia berkecimpung di masyarakat. Dengan mengetahui cara mengantre yang benar, maka dapat memininalkan terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat.

Penerapan budaya mengantre yang tertib dan teratur telah tertuang dalam pancasila sila ke-2. Pancasila sila ke-2 yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan beradab, hal ini membuktikan bahwa setiap manusia memiliki adab yang baik. Dengan begitu, hal ini memiliki perkara yang sama dengan budaya mengantre. Di mana, setiap orang memiliki adab dalam seluruh kegiatan mengantre baik di tempat umum maupun tempat-tempat tertentu. Hal ini juga tertuang dalam pancasila sila ke-5 yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di dalamnya telah terlutis bahwa setiap orang berhak memiliki keadilannya. Dengan dimikian, setiap orang akan berhak mendapatkan gilirannya pada waktu yang tepat.

Budaya antre yang tidak ditumbuhkan sejak dini dapat berakibat terhadap generasi yang berikutnya. Kemungkinan terburuk dengan adanya budaya antre yang tidak beradab akan terjadi penyimpangan-penyimpangan sosial. Penyimpangan tersebut banyak terjadi di tempat-tempat umum seperti supermarket, stasiun kereta api, terminal bus, dan lain sebagainya. Penyimpangan yang terjadi mengenai budaya mengantre yang baik berupa kegiatan menerobos atau memotong antrean. Dengan demikian, hal ini dapat mencerminkan generasi muda yang tidak berkarakter dan bermoral baik, serta perlu mempelajari lebih mengenai kegiatan mengantre dengan adab yang baik.

Ikuti tulisan menarik Anisa Nurul Bayti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler