x

Menghibur

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 29 November 2019 13:44 WIB

Di Saat Peringkat FIFA Terpuruk, Mafia Bola Masih Bebas Berkeliaran, Timnas U-22 Menghibur

Meski peringkat FIFA terpuruk dan mafia kakap masih bebas, Timnas U-22 menghibur

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Hasil positif Timnas U-22 dalam laga kedua fase Grup B SEA Games Filipina, minimal dapat mengobati rasa kecewa publik sepak bola nasional. Bertepatan dengan kemenangan Timnas U-22 Indonesia atas Singapura itu, peringkat FIFA Indonesia justru dilewati oleh Singapura.

Ini adalah akibat dari Timnas senior Indonesia yang belum pernah menuai hasil positif di FIFA Matchday seperti laga Kualifikasi Piala Dunia 2022. Efeknya, Indonesia harus turun tangga di peringkat terbaru FIFA pada bulan November yang diumumkan Kamis (28/11/2019).

Padahal di bulan Oktober, Indonesia berada di urutan ke-171 FIFA, hanya berselang satu bulan, Indonesia melorot ke urutan 173. Apa sebabnya? Pasukan Garuda mengalami lima kali kekalahan dalam partai Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mirisnya atas penurunan peringkat ini, sekarang Indonesia sejajar dengan Kamboja yang juga menghuni peringkat ke-173. Kondisi ini menjadikan Indonesia semakin ditinggal oleh pesaingnya di Asia Tenggara.

Vietnam tetap urutan teratas di peringkat ke-94, naik tiga peringkat dari bulan sebelumnya. Lalu, Myanmar juga sangat mengesankan karena naik 11 peringkat ke urutan 136 berkat kemenangan melawan Nepal, Tajikistan, dan Mongolia.

Selain Indonesia, nasib apes juga dialami Thailand yang turun empat peringkat karena dua laga tak pernah mencatatkan kemenangan, yaitu saat kalah 1-2 dari Malaysia dan ditahan imbang Vietnam 0-0.

Yang sangat menarik selain, musuh abadi Timnas Indonesia justru membuat catatan hebat di FIFA, Malaysia menjadi tim yang paling melejit dengan tambahan 31 poin dan naik empat peringkat ke urutan 154.

Bila kita lihat tabel peringkat FIFA Asia Tenggara, rasanya tak pantas, negara sebesar Indonesia harus terpuruk dan malah disalib Singapura. Dari sebelas negara kini Indonesia sejajar dengan Kamboja di peringkat ketujuh.

Ke mana PSSI? Sepak bola yang Anda urus, sangat menjatuhkan harkat dan martabat bangsa. Timnas Senior terpuruk, peringkat FIFA terjun bebas, Anda tetap senyum-senyum saja.

Wahai Satgas Antimafia Bola yang berhasil menangkap pelaku pengaturan skor di Liga 3, yang hanya terdengar adanya uang suap 12 jutaan dan telah meringkus enam pelaku, sementara ada dua pelaku buron, coba ricek, benarkah saat pemilihan ketua umum dan wakil serta Exco PSSI yang baru benar bersih dari mafia?

Coba endus sandiwara dan para aktornya, yaitu para voter. Kabarnya, berapa mereka mendapatkan uang demi kompaknya memilih ketua, wakil, dan Exco yang kini sudah duduk nyaman lagi di PSSI, Jangan hanya menangkapi mafia yang kelasnya hanya 12 juta. (Kelas teri)

Kini, imbasnya kita semua pecinta publik sepak bola nasional yang merasakan. Indonesia terus terpuruk di peringkat FIFA, namun organisasi PSSI Pusat terus bebas menjadi sarang mafia.

Apakah harus Ahok yang menjadi pemimpin Satgas Antimafia Bola agar PSSI bersih dari sarang mafia? Sayang Ahok telah dipilih untuk memberantas mafia migas di Pertamina.

Jadi Satgas hanya menyentuh mafia kelas teri, bukan kelas kakap.

Terus berjuang Timnas U-22. Meski medali emas direbut, peringkat FIFA pun tak dapat ditolong, namun tetaplah melangkah.

Singkirkan Timnas U-22 Vietnam yang pongah demi menggenggam tiket semifinal sebagai jawara grup.

Jangan hadapi Vietnam dengan cara bermain seperti babak pertama saat menghadapi Singapura. Bermainlah dengan kecerdasan dan kecepatan yang sudah menjadi ciri khas kalian, maka Vietnam pun pasti kelabakan.

Hiburlah publik sepak bola nasional yang terus dibikin bersedih oleh PSSI.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler