x

Iklan

Ika Ningtyas

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Desember 2019

Jumat, 13 Desember 2019 09:46 WIB

Jalan Panjang Memerangi Hoaks

Artikel ini berisi beberapa hasil diskusi terkait isu mis/disinformasi dalam Trusted Media Summit 2019 di Singapura

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tantangannya, belum seluruh media lokal telah mendapat pelatihan cek fakta. Bagi yang sudah pun, belum banyak yang melakukan pemeriksaan fakta secara reguler. Bisa dimaklumi, karena untuk memeriksa fakta secara rutin memang membutuhkan waktu dan tenaga khusus —yang belum tentu sanggup dimiliki oleh media lokal. Selain itu, mungkin juga perlu ada artikel cek fakta yang diterbitkan dengan bahasa lokal demi memperluas audiens.

Aliansi Media Siber Indonesia (AMSI) punya rencana untuk menggelar pemeriksaan fakta serentak pada Pilkada 2020. Semoga ini bisa menjadi salah satu solusi.

Tantangan bagi pemeriksa fakta

Sebagai sebuah fenomena baru, keberlanjutan organisasi cek fakta menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal. Tantangan dari luar di antaranya bentuk hoaks yang semakin canggih, seperti manipulasi video dengan cara konvensional hingga yang diproduksi dengan Artifisial Inteligence (deep fake). Peningkatan skill dan kerjasama dengan para ahli IT menjadi kebutuhan mendesak untuk menjawab tantangan ini.

Risiko digugat, dipidana atau menjadi korban persekusi menjadi kekhawatiran yang meluas. Di Indonesia, kekhawatiran seperti itu terjadi karena adanya UU ITE yang sewaktu-waktu bisa mengkriminalisasi pemeriksa fakta nonmedia. Dengan demikian, organisasi cek fakta perlu menyusun SOP advokasi untuk berbagai jenis ancaman kekerasan yang bisa menimpa kapan saja.

Tantangan internal, keberlanjutan bisnis masih menjadi diskusi hangat. Selain itu mengenai potensi traumatik yang bisa menyerang pemeriksa fakta. Dalam jurnalisme, soal trauma memang sudah lama menjadi perhatian. Tapi bagi pemeriksa fakta, ini memang menjadi isu baru. Trusted Media Summit 2019 mengangkat khusus soal ini dalam sesi “Trauma Awareness and Self Care” dengan menghadirkan para psikolog dari Dart Center for Journalism and Trauma.

Isu ini penting karena setiap harinya pemeriksa fakta menerima banyak video dan foto, yang terkadang sebagian di antaranya berisi kekerasan, pelecehan dan rekaman kejahatan. Dengan menontonnya berulang-ulang untuk cek fakta, bisa menimbulkan traumatik setelahnya yang terkadang tidak dipahami oleh si pemeriksa fakta sendiri. Sulit tidur setelah menonton video kekerasan misalnya, hanya menjadi salah satu gejala.

Boom Live, organisasi cek fakta terbesar di India, telah memiliki pedoman sederhana untuk mencegah trauma pada pekerjanya. Pedoman ini pertama kali mereka buat setelah serangan teroris di Christchurch di Selandia Baru yang biasanya disusul dengan banjir video dan foto yang berkonten kekerasan.

Enam pedoman singkat dari Boom Live tersebut yakni:

  1. Tidak ada pesan yang dikirim ke grup WhatsApp Boom antara pukul 11 malam hingga 6 pagi.
  2. Menghindari melihat konten kekerasan/mengerikan setelah jam 8 malam karena bisa mengganggu tidur.
  3. Sebelum membagikan ke staf lain, jelaskan bahwa video dan gambar yang akan Anda bagikan mengandung konten kekerasan/mengerikan.
  4. Jika Anda harus memeriksa fakta video dan perlu menontonnya lebih dari satu kali, tontonlah dalam mode bisu.
  5. Hindari berbagi atau bahkan menggambarkan postingan semacam itu secara online.
  6. Lakukan hal-hal yang Anda sukai: aktivitas sesuai hobi, bermain olahraga, menghabiskan waktu berama teman dan keluarga, membaca buku, dan tidur lebih banyak.

Dart Center sendiri telah membuat panduan yang lengkap mencegah dan mengatasi trauma lewat websitenya: https://dartcenter.org/topic/ptsd-mental-health. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana setiap organisasi cek fakta mulai aware dengan menyusun pedoman internal untuk mencegah trauma pada pemeriksa faktanya.***

 

(Penulis adalah pemeriksa fakta di Tempo dan Pengurus AJI Indonesia)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Ika Ningtyas lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu