Ceramah Ahmad Muwafid atau Gus Muwafid di Majelis Permusyawaratan Rakyat tiga bulan lalu masih ditonton banyak orang di kanal youtube. Isi ceramahnya sungguh menarik dan sangat relevan dengan situasi sekarang. Apalagi, Gus Muwafid juga menghadapi kasus yang sensitif. Isi salah satu ceramahnya diadukan ke polisi oleh kalangan Front Pembela Islam karena dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.
Berikut ini sejumlah petikan penting dari ceramah Gus Muwafid di MPR pada akhir Agustus lalu, yang sekaligus menggambarkan sikap dan pemikirannya, termasuk soal khilafah dan kafir.
Konsep rakyat
".....Diambil dari ajaran Rasulullah SAW yang memperkenalkan konsep hidup bersama dan saling bertanggung jawab. Kata Nabi, yang dipimpin dan pemimpin adalah saling bertanggung jawab. Yang memimpin bertanggung jawab kepada yang dipimpin. Yang dipimpin juga bertanggung jawab kepada yang memimpin.
..Mempersatukan antara raja dan hamba, kawula dan gusti dalam kedudukan sama. Maka memilih konsep raiyyah, yang kemudian dibakukan menjadi rakyat. Jadi bahasa rakyat…adalah bahasa yang mempersatuan antara hamba dan raja untuk saling bertanggung jawab.
Dan satu-satunya bangsa muslim yang mampu mengambil konsep raiyyah untuk menyebut warga bangsanya hanya ulama-ulama Indonesia. Ini prestasi bangsa Indonesia, dan dibakukan menjadi bahasa negara, yakni rakyat..."
Baca juga:
UAS Larang Ucapan Natal, Gus Muwafid Bolehkan: Jika Ada Gerakan Anti Pohon Natal, Itu Gila
Tak ada lagi kafir di Indonesia
"...Konsep rakyat akan menghapus perbedaan agama yang sebelumnya meruncing. Kenapa? Dalam konsep agama ada namanya konsep kafir. Konsep kafir adalah saling menyerang antara agama. Islam mengenal....orang yang menyerang Islam disebut kafir. Orang Nasrani juga mengenal konsep..orang yang menyerang agamanya disebut kafir. Karena memang sama-sama menggunakan bahasa Arab.
Ceramah Gus Muwafid di MPR
...Akan tetapi, orang yang saling menyerang ini akan berhenti menjadi orang yang saling mengasihi. Hidup bersama untuk tidak saling menyerang itu namanya dzimmi. Dzimmi adalah hidup bersama dan saling mengerti dalam satu bangsa. Dan dzimmi ini akan menjadi lebih baik dengan adanya saling bertanggung jawab. Konsep sayang bertanggung jawab ini menghasilkan raiyyah dan diadaptasi menjadi rakyat.
Makanya tidak ada lagi kafir di Indonesia. Maka, jangan mengkafirkan orang Indonesia. Ini konsep besar. Raiyyah ini mempersatukan perbedaan anak bangsa..."
Selanjutnya: ...menginginkan khilafah
Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.