Aneh jika menginginkan khilafah
KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, 30-an tahun di Mekkah. Setiap hari membaca Al Quran, menghapalkan Hadist. Artinya, bila membicarakan sesuatu, tak mungkin tidak berlandasan Al Quran dan Sunnah. Akan tetap, ketika disodorkan kiai milih yang mana: Ketuhanan yang Mahaesa atau Ketuhanan yang Mahaesa dengan kewajiban menjalankan syarikat Islam bagi pemeluknya.
Kiai Hasyim memilih Ketuhanan yang Mahaesa dengan menghapus “kewajiban menjalankan syarikat Islam bagi pemeluknya.” Ini berarti kesadaran berbangsa menjadi lebih penting dibanding kesadaran individu atau kelompok.
Menjadi sangat aneh, hari ini, orang hapal tiga Hadist, meneriakkan tentang pergantian negara dengan landasan baru, namanya khilafah. Seandainya orang ini hidup pada zaman itu (zaman kemerdekaan).. pasti bangsa ini tidak akan merdeka.
Habib Rizieq dan paspor
"...Rambut miringnya orang Korea, bisa dipakai anak Indonesia. Kita pakai Whatsapp, Eropa pakai WA. Eropa pakai facebook, kita pakai facebook. Semua bisa dipakai . Kita bisa lebih dari siapapun.
Hanya satu tak bisa lepas dari identitas kita, kemana pun kita pergi melampaui batas teritori, yang pertama ditanya, bangsamu mana, mana paspormu. Bahkan seorang presiden pun ditanya, paspormu mana. Artinya yang membedakan struktur manusia sekarang ini, dari bangsa mana dia berasal. Dan kita ..suka atau tidak suka, kita berasal dari bangsa indonesia.
Perintah Allah tegas, kita harus pergi haji. Ini perintah Allah, tak boleh dibantah. Kalau dibantah, kita bisa lawan dengan jihad... Tapi, tetap …orang haji kini ditanya “Mana paspormu dan mana visamu”.
Maka, sangat aneh, hari ini muncul anak-anak baru yang tidak lagi menyadari kesadaran berbangsa, tapi berpikir dalam pikiran transnasional. Merasa sudah merasa seperti Amerika, lupa bahwa kita masih bangsa Indonesia. Merasa sudah seperti Arab, tapi lupa bahwa kita masih orang Indonesia.
Walaupun Habib Rizieq kuturunan Rasulullah.. pergi ke Arab tetap ditanya, paspormu mana. Dan ketika over stay tetap ditanya mana, perpanjangannya…
Walaupun Liem Sioe Liong, orang yang paling kaya, dan di sini di-Cina-cinakan, apabila pergi ke Tiongkok tetap ditanya paspormu mana. Karena itu, di era sekarang kita tidak boleh main-main dengan urusan bangsan, karena sekarang eranya pertahanan bangsa...."
***
Baca juga:
UAS Larang Ucapan Natal, Gus Muwafid Bolehkan: Jika Ada Gerakan Anti Pohon Natal, Itu Gila
Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.