Tragedi Siti Amina: Dimutilasi, Dimasukkan Kulkas, Tercium Saat Suami Pergi, Ada Soal Asmara?

Senin, 6 Januari 2020 03:25 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tragedi Siti Amina, 44 tahun, seorang isteri di Nusa Tenggara Barat, amat memilukan. Mayatnya dipotong-potong, lalu disimpani kulkas dan kotak plastik (coolboks) di rumahnya.

Tragedi  Siti Amina,  44 tahun,  seorang isteri di Nusa Tenggara Barat, amat memilukan.  Mayatnya  dipotong-potong, lalu  disimpani kulkas dan kotak plastik (coolboks) di rumah kontrakannya di lingkungan Kebayan, Kelurahan Brang Biji, Kabupaten Sumbawa Besar, Jum’at siang 3 Januari 2020.

Siti yang sehari – hari menjadi pedagang dan penjual  pisang goreng sebelumnya  sudah tidak kelihatan selama sembilan hari. Ia berasal dari Desa Kalimango, Kecamatan Alas. 

Suaminya,  Muslim, 46 tahum,berasal dari  Desa Satoe Brang, Kec. Alas.   Sehari-hari sang suami bekerja sebagai penjaga salah satu gudang di Alas.

Gara-gara bau tak wajar
Penemuan mayat itu berawal dari kecurigaan Sumiati, 36 tahun, salah seorang tetangganya yang mencium bau busuk dari dalam kamar kontrakan korban.  Seorang tetangga yang lain kemudian menelpon suami korban, Muslim yang sedang  berada di Kecamatan Alas.

 

Seperti dilaporkan oleh  kabarntb, sehabis  sholat Jum’at, suami korban tiba  dan bersama tetangga langsung mendobrak pintu kamar kontrakan karena setelah sekian lama diketuk tidak ada jawaban dari dalam. Begitu pintu terbuka, bau busuk semakin kuat menyeruak.

Mereka pun kaget ketika menemukan potongan-potongan tubuh korban.  Kedua tangan korban ditemukan di dalam kulkas warna biru dan kedua kakinya disembunyikan didalam kulkas warna putih. Sementara kepala dan bagian tubuh korban ditemukan di dalam coolboks.

Siti Amina bersama suaminya, sudah tinggal mengontrak di Kebayan, Kelurahan Brang Biji sekitar 2,5 tahun.  

Selanjutnya: senjata tajam..

<--more-->

Ada senjata tajam
Kepolisian   Resor Sumbawa  kini sedang memeriksa para saksi dan mengumpulkan bukti untuk membongkar  kasus mutilasi tersebut. Hingga  5 Januari lalu, Satuan Reserse dan Kriminal  berulang melakukan olah tempat kejadian perkara dengan melibatkan tim Polda Nusa Tenggara Barat.Seperti dilaporkan oleh Samawarea.com Kasat Reskrim Iptu Faisal Afrihadi   mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan  pasca otopsi terhadap jasad korban  itu demi  mengetahui penyebab awal kematian. 

Polisi juga  menyita barang bukti seperti kulkas  serta senjata tajam yang diduga digunakan untuk memutilasi korban.   “Kami berharap dari barang bukti ini menjadi petunjuk  untuk mengungkap perkara ”ujarnya. Sejauh ini polisi sudah memeriksa 12 orang.

Salah seorang tetangganya, Farida saat diwawancarai seputar keseharian korban dengan tetangganya mengatakan, bahwa korban dikenal sangat baik. Seperti dilaporkan  Nusramedia.com,  korban dan suami dikenal sering saling membantu masalah urusan rumah tangga.

Seperti jika korban lagi sibuk memasak, suaminya lah yang mencuci pakaian. “Memang kebiasan sehari-harinya korban dan suaminya seperti itu di rumahnya. Kami tetangganya tidak pernah mendengar korban dan suaminya itu ada cek cok selama ini. Kami melihat baik-baik saja hubungannya,”ujar Farida

Sementara Abdul Kadir suami dari tetangga korban, menceritakan bagaimana kebiasaan korban dengan istri dan anaknya. Korban yang sering mendatangi rumahnya untuk sekedar berkumpul sesama sebayanya dan makan bersama.

Sejak hari Senin tanggal 25 Desember 2019 lalu, korban sudah tidak pernah terlihat dan datang kerumahnya seperti biasa. Padahal setiap senin korban selalu datang ke rumahnya dikarenakan korban memiliki pinjaman disalah satu koperasi simpan pinjam dan setiap hari senin korban selalu membayar koperasinya itu.

Selanjutnya... suami cemburuan dan kisah mantan
<--more-->

Suami cemburuan
Masih menurut laporan Nusramedia, Abdul Kadir menyampaikan bahwa pada hari kamis setelah tanggal 25 sempat terlihat suami korban di dalam kampung. Namun tetangga tidak pernah mempertanyakan ke mana korban dan lagi dimana kepada suaminya.

Saat itu suami korban hanya sebentar saja. Karena langsung berangkat kerja diantar oleh salah seorang tukang ojek ketempat kerjanya. Dimana suami korban bekerja debagai buruh angkut di salah satu gudang di Alas.

Mengejutkannya lagi, tetangga korban juga sering melihat kedatangan mantan suami korban yang meminta untuk rujuk kembali. Tetapi korban selalu menolak ajakan mantan suaminya untuk rujuk kembali dikarenakan korban telah menikah dengan suami keduanya.

Semasa hidupnya, korban sering bercerita tentang bagaimana suaminya. Korban menceritakan kepada tetangganya bahwa suaminya cemburuan dan agak temperamental.

“Korban sering bercerita sama kita gimana suaminya, kalo suaminya itu cemburuan orangnya dan agak tempramen. Tapi itu yang membuat kita agak aneh karena korban dan suaminya itu tidak pernah terlibat cek cok atau bertengkar hebat,” jelas Kadir.

Hingga saat ini tetangga korban masih merasa aneh dengan kematian korban, pasalnya korban dan suaminya yang dikenal baik dan santun sama tetangganya ini tidak pernah terdengar ada pertengkekaran dari semenjak koran dan suaminya tinggal dilingkungan tersebut.  ***

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler