x

Anggota Fosmad Bima-Yogyakarta saat diskusi

Iklan

Mahmud

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Oktober 2019

Jumat, 10 Januari 2020 06:28 WIB

Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Sebuah Utopia Negara Indonesia

Ada banyak pemikir-pemikir, filsuf-filsuf, ilmuwan-ilmuwan, tumbuh di luar kampus, bahkan tidak pernah sekolah justru. Mereka berhasil menemukan penemuan baru dengan konstruksi nalar berpikirnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bicara pendidikan menarik untuk didiskusikan di dan dari berbagai forum. Sebut saja dikalangan terpelajar merupakan bagian terpenting dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Tradisi ilmu pengetahuan tumbuh di kampus-kampus, baik di kampus negeri maupun di kampus swasta. Kendati demikian, tidaklah membuat surut dan menjadi alasan pembeda kualitas tidaknya kampus melainkan inheren di dalam diri mahasiswa.

Kampus tempat dimana diolahnya pikiran, lahirnya pemikir-pemikir kritis, tokoh-tokoh revolusi, pemimpin-pemimpin besar negara, aktivis-aktivis pergerakan, semua lahir dari rahim kampus dan merupakan produk-produk terbaik kampus. Fungsi kampus menggenjot ilmu pengetahuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lain misalnya, dan rupanya, tidak menjadi monoton. Pelajar hanya menggantungkan nasibnya pada kampus. Kampus sebagai tempat mahasiswa dengan berbagai macam format materi yang disodorkan oleh negara melalui kampus, yaitu materi seadanya dan rentan licin dari pikiran kritis.

Mahasiswa sekedar dituntut sebagaimana kehendak kampus dan disibukkan dengan tugas. Alhasil, sukses dilakukan oleh kampus hari ini, namun tidak di sadari oleh mahasiswa yang seharusnya memiliki pikiran kritis.

Ada banyak pemikir-pemikir, filsuf-filsuf, ilmuwan-ilmuwan, tumbuh di luar kampus, bahkan tidak pernah sekolah justru. Mereka berhasil menemukan penemuan baru dengan konstruksi nalar berpikirnya.

Sebagai contoh, misalnya, Thomas Edison, penemu lampu. Beberapa kali percobaan gagal, namun semangat ilmu pengetahuannya tidak membuatnya surut untuk menggugurkan niatnya menjadi pemikir, cendekiawan, ilmuwan, bahkan filsuf sekalipun.

Bila dilihat latar belakang kehidupan pendidikannya. Ia pernah diusir oleh gurunya, saat kelas VI SD dengan alasan sepeleh, yaitu karena ia bodoh. Padahal, bila dibongkar lebih dalam itu pertanda gurunya yang bodoh, karena ia gagal mencerdaskan muridnya.

Belakangan apa yang terjadi? Thomas Edison, hadir sebagai candradimuka menyinari seluruh alam dan kehidupan manusia.

Melihat ini membuka pikiran pelajar atau mahasiswa peluang belajar diluar tampa harus di kampus.  Hendak untuk tidak membatasi diri hanya untuk belajar di kampus.

Di organisasi, misalnya, merupakan pengejawantahan wadah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dari luar, dari berbagai macam tradisi ilmu pengetahuan.

Belajar tentang kepemimpinan, belajar tentang organisasi, belajar tentang menajemen dan lain sebagainya. Membentuk lingkaran diskusi, ngopi di kafe sebagai laboratorium ilmu pengetahuan menjadi khas aktivis.

Banyak tokoh-tokoh, pemikir-pemikir, filsuf-filsuf, ilmuwan-ilmuwan, tumbuh  pikiran kritisnya dari berbagai organisasi. Hematnya, banyak sekali bila tidak dikatakan sedikit.

Secara konstitusional negara Indonesia menjamin pendidikan gratis. Salah satu tujuan dari negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Negara yang gagal mencerdaskan kehidupan bangsa, artinya negara Indonesia inkonstitusional karena mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tugas negara.

Anggaran 20% dari APBN dan 20% dari APBD yang dikeluarkan oleh negara (UUD 1945 pasal 31 ayat 4) dengan maksud menjalankan tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam bahasanya penulis hanya sebagai "meseum" format konstitusi yang mandul, tidak cukup kuat untuk reproduksi (implementasi) konstitusi.

Belum lagi pengaturan lain dibawahnya melalui Undang-undang tentang pendidikan (UU No. 20 Tahun 2003) dimaksudkan untuk mengeksekusi prinsip konstitusi. Justru eskpresi pendidikan hari ini, ada semacam upaya negara yang seolah-olah menyerahkan pendidikan untuk dikelola oleh swasta.

Seolah-olah negara tidak mau tahu dan tidak bertanggung jawab dengan itu. Akibatnya, kapitalisasi pendidikan, biaya pendidikan mahal, orang miskin tidak bisa sekolah, dan tingkat kebodohan orang Indonesia semakin tinggi. Dengan demikian, berbenturan dengan tujuan negara dan perintah konstitusi.

Belum lagi upaya pemerataan pendidikan dan penerapan sistem pendidikan yang sama, tetapi tidak di dukung oleh sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Soal ujiannya sama, pemerataan pendidikan tidak, dan fasilitas sekolah berbeda. Akibatnya, berantakan.

Ada yang keliru pendidikan di Indonesia, yaitu pasti sistemnya. Sistem yang totalitarian dan hegemoni sistem pada pihak tertentu.

Sistem yang dipakai oleh pihak tertentu (negara, penguasa, politisi, swasta) sebagai alat untuk mengeksploitasi pihak tertentu (orang miskin, tidak berpunya) dan dipersulit untuk mendapatkan pendidikan.

Secara tidak langsung pendidikan di Indonesia membodohkan orang bodoh dan memiskinkan orang miskin. Hal ini jauh dari tujuan negara dan perintah konstitusi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menggratiskan biaya pendidikan.

Kampus hari ini bukan dimaksudkan lagi untuk menciptakan pemikir-pemikir, cendekiawan-cendekiawan, filsuf-filsuf, dan ilmuwan-ilmuwan sebagaimana maksud awalnya, tetapi memproduksi pengangguran, tenaga kerja murah, dan menjadi nambah beban negara.

Siklus ini terus berputar dan tidak pernah berubah, tidak ada upaya efektif yang dilakukan oleh negara. Pendidikan menjadi wisata oleh pelajar atau mahasiswa. Cukup kuliah kampus-kost, cepat lulus dengan IPK tinggi, menjadi penganggur, kendati penganggur tidak terhormat.

Demikian, terimakasih. 

Sumber: Diskusi Publik Forum Silahturahmi Mahasiswa Donggo (Fosmad) Bima-Yogyakarta

Minggu,10 Februari 2019

Ikuti tulisan menarik Mahmud lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB