Otopsi Kematian Lina: Ada Lebam, Karena Jantung atau Racun? Ini Tandanya
Jumat, 10 Januari 2020 07:47 WIB
Langkah ini dilakukan setelah anak kandung Lina, Rizky Febian, melapor ke polisi. Kematian ibunya diduga tak wajar antara lain karena ada lebam di bibirnya. Lina meninggal mendadak pada Sabtu, 4 Januari 2020.
Teka-teki penyebab kematian Lina Jubaedah atau Zubaedah, kini masih menunggu jawaban. Kuburannya telah dibongkar dan jenazah almarhumah telah diotopsi. Langkah ini dilakukan setelah anak kandung Lina, Rizky Febian, melapor ke polisi. Kematian ibunya diduga tak wajar antara lain karena ada lebam di bibirnya.
Lina meninggal mendadak pada Sabtu, 4 Januari 2020. Mantan istri pelawak Sule ini dikabarkan meninggal setelah shalat subuh. Almarhumah sempat dibawa ke Rumah Sakit Al Islam Bandung. Namun, saat di perjalanan, Lina dinyatakan sudah meninggal. Tanpa laporan visum penyebab kematian, saat itu jenazah langsung dibawa pulang, lalu dimakamkan.
Tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih, Bandung telah selesai mengotopsi jenazah. Tapi tim masih akan memeriksa kadar racun (Toksikologi) dalam tubuh jenazah Lina.
"Kami belum dapat menyimpulkan karena masih ada pemeriksaan toksikologi ke Puslabfor dulu itu memerlukan waktu satu sampai dua minggu," ujar AKBP Robert Tanjung, 9 Januari 2020.
Selanjutnya : karena penyakit jantung
<--more-->
Dugaan penyakit jantung
Kepolisian menegaskan bawah otopsi sudah dilakukan di luar dan dalam tubuh jenazah Lina. Kepala Humas Polda Jawa Barat Kombes Saptono Erlangga mengatakan, kegiatan otopsi ini untuk mencari penyebab dari kematian
Menurut Kombes Saptono Erlangga, hasil otopsi tersebut segera diumumkan apabila tim penyidik telah rampung melakukan penyelidkan. Hasil otopsi tersebut akan mempengaruhi proses penyelidikan ke depannya.
Kasus Lina bisa dimasukan dalam kategori kematian mendadak. Sempat ada dugaan bahwa kematiannya disebabkan oleh penyakit jantung. Dalam bidang kedokteran, pernyakit ini termasuk dalam gangguan kardiovaskuler, yakni fungsi pengaliran darah ke seluruh tubuh.
Kecurigaan seperti itu tidak terlalu keliru karena kematian mendadak akibat gangguan sistem kardiovaskuler menempati urutan pertama sebagai penyebab (berkisar 60 persen kasus).
Tak hanya memeriksa organ tubuh (pemeriksaan dalam), untuk menentukan penyebab kematian kerena kardiovaskuler perlu diperhatikan pula: umur, jenis kelamin, pekerjaan, gaya hidup dan aktivitas sebelum kematian Rekam medik juga diperlukan untuk membantu penentuan penyebab kematian.
Berikut ini contoh laporn otopsi atau visum et repertum kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung.
- Telah diperiksa sesosok jenazah… pri/ wanita, panjang badan 165 cm, perawakan kurus,… Hasil pemeriksaan luar ditemukan wajah tampak pucat, kelopak mata pucat terdapat warna kebiruan pada bibir dan ujung jari tangan,korban tampak kaku pada persendian lengan dan kaki.
Hasil pemeriksaaan dalam dijumpai jantung tampak membesar, dan terlihat lebih gelap atau pucat kehitaman, pada otot jantungtampak bercak-bercak keputihan.
Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam dapat disimpulkanbahwa kematian disebabkan oleh matinya otot jantung (infark miokard) sebagai akibat penyakit jantung yang diderita sebelumnya
Selanjutnya: Tanda-tanda diracun..
<--more-->
Tanda kematian karena racun
Dalam proses penegakan hukum sudah ada standarnya. Untuk sampel organ tubuh yakni 100 gram yang bisa terdiri antara lain lambung, hati, ginjal, jantung, lemak di bawah perut, dan otak.
Sampel dari cairan tubuh seperti urine dan darah, masing-masing 25 militer dan 10 mililiter. Nah, apabila korban sudah dikubur tapi belum rusak seperti kasus Lina, bisa dilakukan otopsi dengan mengambil barang bukti bagian organ seperti diatas.
Apabila jenazah sudah hancur pun otopsi bisa dilakukan dengan mengambil sampel tanah bagian bawah lambung korban, tanah bagian bawah kepala korban, rambut, kuku jari tangan dan kaki.
Pertanyaan yang perlu dijawab dalam pemeriksaan toksikologi antara lain: Senyawa apa yang terkandung dalam organ tubuh? Berapa besar dosisnya dan apa efeknya? Kapan tubuh korban terpapar oleh senyawa tersebut?
Kematian karena dibekap
Dalam dunia kedokteran dikenal istilah asfiksia, yakni terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang sehingga menyebabkan kematian.
Ciri-ciri kematian karena asfiksia akibat pembekapan antara lain kelainan terdapat di sekitar lobang hidung dan mulut. Dapat berupa luka memar atau lecet. Perhatikan bagian di belakang bibir luka akibat penekanan pada gigi, begitu pula di belakang kepala atau tengkuk akibat penekanan. Biasanya korban anak-anak atau orang yang tidak berdaya.
Semua itu hanya sebagai contoh, kenapa ahli forensik bisa menentukan penyebab kematian lewat kegiatan otopsi. Dalam mengusut suatu kasus kematian, penegak hukum biasanya memadukan hasil otopsi dengan pemeriksaan saksi dan bukti-bukti di tempat kejadian perkara.
***

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Kisruh Monas, Anak Buah Anies Sebut Cagar Budaya Cuma Tugu? Duh, Keliru Lagi
Kamis, 23 Januari 2020 14:46 WIB
Gawat, Presiden Jokowi Diprediksi Tak Sampai Selesai 2024: Begini Alasannya
Senin, 20 Januari 2020 11:28 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler