x

Iklan

Setiaone Setiaone

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Januari 2020

Senin, 2 Maret 2020 13:08 WIB

Sekularisme dalam Diri Seorang Muslim

Sadar atau tidak umat Islam kini telah mengadopsi paham sekularisme terbukti dengan diterapkannya hukum Islam sebagian dan meninggalkan bagian yang lain. Bahkan ironisnya ada Yang tidak sama sekali menerapkan syariat Islam. Oke karena demikian perlu di luruskan kembali persepsinya tentang kehidupan. Karena dengan itu umat Islam akan menjadi sadar bahwa hukum Islam harus dilaksanakan secara utuh dan konsisten.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sekularisme dalam diri seorang muslim secara singkat dirasakan perlu bagi kami menguraikan kembali sebab munculnya sekularisme sebagai batu pijakan untuk memperjelas status para muslim dan pembahasan ini. Pertentangan antara gereja dengan kalangan cendekiawan merupakan sebab dari munculnya sekularisme, dimana pihak gereja menghendaki hukum gereja atau agama yang mengatur tentang kehidupan sehari-hari dan praktis politik, namun di sisi lain kaum cendekiawan menolak hal itu bahkan menolak eksistensi Tuhan dan keterlibatannya dalam urusan dunia dan kehidupan.

Pertentangan antara keduanya berlangsung cukup lama, dengan mengedepankan kehendaknya masing-masing. Singkatnya, atas dasar itu maka dicapailah sebuah kesepakatan yang memutuskan bahwa agama dipisahkan dari kehidupan atau lazim disebut sekularisme yang pada itu dijadikan sebagai jalan tengah untuk mengatasi pertentangan keduanya. Ironisnya hari ini, jalan tengah sebagai solusi dari pertentangan kaum gereja dan kaum cendekiawan pada waktu itu di adopsi oleh kaum muslim. Padahal sudah jelas bahwa hal itu tidak di perbolehkan dalam ajaran Islam yang diyakininya, karena semenjak seorang itu ber-Islam maka seluruh ajaran atau ketentuan didalam ajaran atau fikrul Islam harus dipatuhi baik dalam hal ibadah maupun muamalah karena keduanya saling bersinergi, artinya hukum Islam harus diterapkan dalam hal hubungan kita dengan Allah, diri sendiri dan orang lain harus tetap menerapkan atau merujuk pada syariat Islam secara utuh dan konsisten. Jadi tidak di perbolehkan mengerjakan sebagian dan meninggalkan bagian yang lain.

Adapun beberapa sebab orang-orang itu sekuler yaitu karena tidak tahu. Ketidaktahuan adalah wajar tetapi menjadi tidak wajar apabila membiarkan ketidaktahuan itu terus berlanjut. Sehingga dalam setiap perbuatannya itu tidak dilakukan berdasarkan prasangka belaka dan mengikuti kebanyakan orang. Misalnya ada orang yang shalat dia sholat, ada orang yang bermaksiat diapun ikut bermasiat; pacaran; zina dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-harinya ia tidak tahu bahwa dirinya telah menerapkan konsep sekularisme.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan demikian Islam menuntut orang agar menjadi berpengetahuan, atau berilmu agar dalam setiap perbuatannya mempunyai landasan hukum yang jelas dan salah satunya memungkinkan dirinya terhindar dari sekularisme. Tahu tapi bodo amat (tidak peduli) ciri-ciri orang seperti ini yang sudah jelas berpaling dari keyakinannya yaitu, dia menyadari bahwa dirinya diharuskan masuk kedalam Islam secara Kaffah, akan tetapi ia ingkar terhadap itu kemudian menerapkan syariat Islam hanya sebagian dan menolak sebagian lainnya seperti yang di uraikan di atas. Misalnya hanya bertauhid (mengucapkan kalimat syahadat), sholat, puasa dan zakat serta naik haji. Padahal selain dari itu ada hal yang diwajibkan oleh Allah SWT yaitu menerapkan hukum-hukum Allah seperti hukum rajam, cambuk, dan hukum potong tangan bagi pencuri serta hukum lainnya dalam berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik dan pribadi.

Namun hari ini banyak orang yang hanya melakukan sebagian saja dan tidak peduli terhadap sebagiannya lagi, bahkan ada yang menerapkan hukum-hukum thagut dalam kehidupannya. Padahal Allah SWT berfirman; Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya(QS An-Nisa[4]:60). Dan barangsiapa yang tidak berhukum (memutuskan suatu perkaranya) dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang kafir(QS Al-maidah[5]:44) Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang zalim(QS Al-maidah[5]:45) Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang telah Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang fasik(QS Al-maidah [5]:47).

Meskipun demikian sangat jelas telah diperintahkan kepada mereka namun tetap saja mereka melaksanakan hukum Allah sebagian dan mengingkari sebagian nya lagi karena mengikuti hawa nafsunya. Oleh karena itu tidak jarang kita melihat bagaimana hukum Islam direduksi, terbukti dengan tidak diterapkannya hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga anggapannya, hukum tersebut hanya berkaitan dengan ibadah mabda saja.

Tahu tapi malas sangat miris sekali ketika kita melihat ada umat Islam yang masuk ke masjid untuk menunaikan ibadah shalat dengan begitu rapinya menutup aurat, namun setelah keluar dari masjid kemudian kembali membuka auratnya. Hal demikian disebabkan karena rasa malasnya untuk menerapkan hukum-hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga yang tampak adalah ketakutan terhadap Allah hanya pada tahap peribadatan di masjid saja.

Malaisme, bodoh amat dan amat bodoh merupakan sikap sekaligus ciri dari kebanyakan orang yang mengadopsi sekularisme. Selain itu mereka juga berdalih ala ilmiah untuk menutupi malaisme mereka menjalankan syariat Islam. Hal tersebutlah yang membuat citra Islam buruk di mata masyarakat bahkan dunia tersebab tidak utuhnya pemikiran Islam yang di manifestasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh para muslim administratif (Islam KTP), sehingga yang tampak adalah perilaku ala islami para sekularisme. Tidak pelak lagi sekularisme sudah menjalar di seluruh saraf umat muslim hari ini, terbukti dengan banyaknya praktik-praktik dalam kehidupan yang menghilangkan eksistensi dan esensi syariat Islam sebagai pedoman atau rujukan terhadap setiap problematika umat, individu dan institusi, padahal sebagaimana di jelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an di atas, bahwa setiap persoalan harus dihukumi dengan syariat Islam bahkan lebih jauh dari itu Islam sebenarnya datang bukan hanya untuk mengatasi permasalah atau persoalan yang ada, melainkan datang untuk manusia dan alam semesta.

Dengan demikian menjadi sangat perlu bagi kaum muslim secara sadar agar mengembalikan peran agama dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hal ibadah mabda maupun muamalah secara utuh dan konsisten. Sehingga menjadi jelaslah eksistensi kita sebagai seorang muslim, dalam artian tidak seperti orang-orang sekuler yang masih belum jelas eksistensinya sebagai seorang yang melabeli diri beragama Islam namun menolak peran agama dalam kehidupan. Padahal mereka mengaku dirinya telah beriman, sebagaimana Allah SWT berfirman: kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya(QS An-Nisa[4]:60). Wahai orang-orang yang beriman masuklah kamu kedalam Islam secara Kaffah dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu(QS Al-Baqarah[2:208]. Menjadi Jelaslah bagi kita bahwa ajaran Islam bukan hanya soal ibadah dalam artian Hablumminallah saja melainkan ada hukum-hukum lain yang bersifat muamalah baik dalam urusan politik, hukum dan ekonomi serta budaya yang harus dilaksanakan sesuai syariat Islam secara Kaffah dan konsisten.

Ikuti tulisan menarik Setiaone Setiaone lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB