x

deteksi corona

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 4 Maret 2020 10:24 WIB

Istana Kepresidenan Ketat Mendeteksi Corona, tapi Rakyat Dibiarkan Bingung

Di Istana Kepresidenan diberlakukan deteksi virus corona kepada siapa saja tidak terkecuali. Ironisnya, hingga kini pemerintah juga belum mengeluarkan arahan apa yang harus dilakukan masyarakat menghadapi penyebaran virus corona. Padahal berbagai elemen masyarakat, instansi, hingga istitusi terkait, lalu berbagai bidang lain termasuk stakeholder olahraga, semuanya menunggu keputusan pemerintah, apa yang mesti dilakukan. 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Presiden Jokowi memastikan virus corona telah menyerang warga Indonesia dan terpublikasi secara nasional, jelas saja membuat seluruh rakyat Indonesia panik dan was-was. 

Namun, seiring dengan perkembangannya, hingga kini pemerintah juga belum mengeluarkan kebijakan apapun, padahal berbagai elemen masyarakat, instansi, hingga istitusi terkait, lalu berbagai bidang lain termasuk stakeholder olahraga, semuanya menunggu keputusan pemerintah. 

Malahan, tempat yang disinyalir sebagai asal penularan virus corona "tempat dansa" saja secara inisiatif, dalam siaran pers di media nasional, menyatakan menutup tempat selama dua minggu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu, ada sekolah internasional di Jakarta Selatan, juga secara inisiatif telah meliburkan siswa, guru, dan karyawannya selama dua minggu. Mengapa hal itu bisa terjadi, ini karena begitu lambatnya respon pemerintah menyangkut tindakan pencegahan. 

Lucunya, masyarakat malah sangat sering disuguhi informasi dan imbauan dari pejabat pemerintah agar jangan panik, jangan melakukan aksi borong, jangan sebarkan hoaks dan malah mengancam akan memidanakan si penyebar hoaks dll. 

Bagaimana masyarakat tidak panik, tidak melakukan aksi borong makanan dll, lalu juga tidak saling menyebar infomasi di grup media sosial, ini kasus virus mematikan yang hingga kini, masyarakat belum tahu harus berbuat apa, selain disuruh jangan panik, jaga kesehatan. 

Sementara, sangat mungkin di sekililing kita sudah ada masyarakat yang sudah terjangkit virus, namun tidak terdeteksi, tidak mau jujur, dan tidak mau diisolasi. 

Anehnya, saat seluruh masyarakat Indonesia was-was, pemerintah yang baru secara resmi mengumumkan ada dua korban terjangkit corona, di berbagai daerah juga ditemukan korban-korban serupa yang untuk memastikannya, harus menunggu hasil lab yang ternyata lab-nya juga hanya ada di suatu tempat. 

Wahai pemerintah, masyarakat butuh kepastian tindakan pencegahan, bukan anjuran jangan panik, bukan mendapat ancaman menjadi penyebar hoaks. Mengapa, hanya Istana Negara saja yang langsung diberikan pelayanan istimewa? Seluruh rakyat Indonesia juga ingin diperlakukan sama. 

Coba apa yang terjadi di Istana sejak kabar virus corona masuk Indonesia. Termyata, Kepala Sekretariat Presiden, Komandan Paspampres, dan Sekretaris Militer memutuskan bahwa mulai hari Selasa, 03 Maret 2020 mulai dilakukan pencegahan penyebaran virus corona di lingkungan Istana yaitu dengan menggunakan deteksi pengukur suhu tubuh. 

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, di Halaman Istana Kepresidenan, Provinsi DKI Jakarta, menjelaskan bahwa diberlakukannya deteksi untuk siapa saja, tidak terkecuali, baik itu pejabat dan semua yang akan ke istana, termasuk pegawai juga, Paspampres, dan juga wartawan bahkan para menteri. 

Aturan ini akan diberlakukan terus selama dua minggu berjalan kemudian dievaluasi. Bahkan untuk Presiden, Bey menyampaikan bahwa saat ini sudah ada dokter pribadi sehingga ada jadwal rutin untuk pemeriksaan. 

Selain penyediaan alat deteksi dan dokter di Istana, pemerintah juga telah menunjuk juru bicara resmi untuk penanganan Virus Corona yaitu Achmad Yurianto, Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan (Pencegahanan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan). 

Luar biasa, sementara rakyat sangat membutuhkan kepastian dan keputusan pemerintah menyoal bagaiamana tindakan untuk pencegahan dan hingga kini belum ada kebijakan yang dipublikasikan, Istana malah sibuk dengan keselamatan dirinya sendiri, bukan sibuk dengan keselamatan rakyat. 

Terpikirkah, semisal di Jabodetabek, ada angkutan masal KRL di mana moda transportasi ini menjadi satu-satunya yang sangat efektif digunakan masyarakat sehingga di pagi dan sore hari saat berangkat dan pulang kantor, KRL penuh sesak. 

Mengapa tidak ada deteksi di pintu masuk stasiun KRL, juga stasiun antar daerah? Lalu mengapa alat deteksi di sekolah-sekolah, kantor-kantor, perusahaan, mall dan tempat umum, hingga di kelurahan dan kecamatan. 

Intinya, kini masyarakat hampir semuanya menjadi saling curiga dengan siapa yang dihadapi baik di dalam rumah maupun di luar rumah, sebab para korban yang kemungkinan tertular virus corona juga belum tentu jujur dengan kondisinya. 

Acungan jempol kepada pihak yang secara sukarela dan inisiatif telah meliburkan karyawan/siswa, demi pencegahan virus ini. Sebab, masyarakat memang butuh kepastian tindakan cepat. Menunggu kebijakan dan keputusan pemerintah, akan sampai kapan? 

Mereka kini, malah sibuk mengamankan Istana, bukan mengamankan rakyat. 

Ayo alat deteksi corona itu disebar dan mendeteksi seluruh rakyat.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu