x

ibu kota baru

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 5 Maret 2020 12:34 WIB

Jokowi Tak Ada Pilihan, Pemimpin Ibu Kota Baru pun Harus Ahok

Bila cukong sudah menguasai negeri ini, Jokowi pun tak punya pilihan lain, harus menunjuk Ahok jadi pemimpinnya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di luar Masalah virus corona yang hingga kini masih membikin masyarakat bingung, karena Presiden dengan pemerintahannya belum juga mengeluarkan kebijakan pencegahan seperti meliburkan sekolah atau karyawan atau menyebar alat deteksi virus bukan hanya di Istana Kepresidenan dan Stasiun MRT, masalah pindah ibu kota RI, juga terus menjadi perbincangan rakyat. 

Setelah mengemuka informasi adanya sekitar 30 investor baik dari dalam maupun luar negeri, hingga rakyat berpikir bahwa ide memindahkan ibu kota dan siapa yang akan memodali, karena negara tak punya modal, akhirnya mengerucut seperti apa yang diungkap oleh Ketua MPR RI bahwa partai politik dan para pemimpin negeri yang duduk di parlemen dan pemerintahan, sejatinya dimodali cukong. 

Karenanya, dapat ditebak, bahwa jangan-jangan semua yang terjadi di negeri ini khususnya menyoal kebijakan parlemen dan pemerintah, semuanya berdasarkan aturan cukong. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belum lagi keheranan rakyat hilang dan masih bingung dengan segala hal yang dimaui oleh Presiden kita, yang kukuh harus pindah ibu kota, lalu mencari modal, kini rakyat juga dikagetkan lagi dengan adanya berita kandidat pemimpin ibu kota baru. 

Lebih miris, para kandidat itu bukan pilihan rakyat, pun akan dipilih oleh Presiden. Lebih mengagetkan lagi, dari kandidat yang diusung, terselip nama calon yang selama ini membikin rakyat jadi berseteru tak berujung. 

Hal ini terungkap setelah Presiden menyebut kalau saat ini sudah ada 4 calon kandidat pemimpin ibu kota baru. Salah satu kandidat pemimpin ibu kota baru yaitu Basuki Tjahaja Purnama (BTP atau Ahok). Luar biasa. 

Barangkali bagi rakyat yang belum tahu tentang bagaimana pemimpin ibu kota baru dipilih, maka penjelasan berikut akan menjadi bahan pemahaman, sebab ibu kota baru akan dikelola khusus oleh sebuah badan otorita. 

Pemimpin otorita ditunjuk dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, tidak seperti pemilihan kepala daerah pada umumnya. 

Memang, selain Ahok, juga ada tiga calon pemimpin ibu kota baru lainnya yang disebut Presiden, yaitu Menristek Bambang Brodjonegoro, Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tumiyana, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. 

Yang jadi pertanyaan, benarkah kandidat selain Ahok benar-benar akan ada yang terpilih dan mengalahkan Ahok? Atau sebenarnya, pilihan utama Presiden memang Ahok, dan 3 calon lainnya hanya dijadikan sebagai kandidat-kandidat-an? 

Ahok yang memiliki rekam jejak panjang dan bikin negeri ini tak akur, sebab merupakan paket lengkap Jokowi, pun kader PDIP, maka jadi kandidat pemimpin ibu kota baru yang paling jadi perhatian publik. 

Ahok dengan segala rekam jejak yang menuai pro dan kontra, bahkan usai keluar dari penjara, dipilih Menteri BUMN Erick Thohir, sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Ini adalah hal mustahil bila dilihat dari sudut pandang awam, namun lagi-lagi, bila cukong yang menjadi pemilik negeri ini, maka apapun yang dimaui jadi. 

Kendati penunjukan Ahok menjadi salah satu petinggi di perusahaan pelat merah ini menuai pro dan kontra, sebab, Ahok merupakan mantan napi, tetapi Ahok kader partai dari PDIP, jadi mau apa? 

Namun, tak berhenti di Pertamina, Ahok dapat kursi gratisan, kini Ahok pun jadi kandidat chief executive officer (CEO) ibu kota baru yang lokasinya ditetapkan di Kabupaten Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Kira-kira siapa yang dapat melawan rencana Jokowi? Suduh kukuh pindahkan ibu kota meski tak miliki modal, kini terkait calon ibu kota baru wilayahnya juga dibikin berbeda dengan Jakarta yang dipimpin kepala daerah dengan otonomi khususnya dan dipilih lewat pilkada, pemimpin ibu kota baru ditunjuk langsung oleh Presiden. Luar biasa. 

Bahkan, Jokowi juga mengaku akan segera menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur pembentukan Otoritas Ibu Kota Negara (IKN), termasuk di dalamnya mengatur mekanisme penunjukan CEO dari IKN. 

Benarkah ibu kota baru harus seperti demikian? Ke mana DPR? Ke mana suara rakyat? Semuanya diputuskan sendiri oleh penguasa negeri ini. Perpres IKN di buat sendiri, kandidiat pemimpin ditunjuk sendiri, nanti yang terpilih juga sudah dapat ditebak. Benar-benar "paket cukong." 

Jadi, bila Jokowi mencoba berpura-pura ada kandidat pemimpin, sebetulnya arahnya juga sudah dapat dibaca. "Yang namanya kandidat ya memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjo (Brodjonegoro). Dua, Pak Ahok. Tiga, Pak Tumiyana. Empat, Pak Azwar Anas. CEO-nya sampai sekarang belum diputuskan, dan akan segera diputuskan insya Allah dalam minggu ini," kata Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab. 

Itulah dalih Jokowi. Pindah ibu kota diputuskan sendiri, kandidat pemimpin ibu kota dipilih sendiri, pemimpin yang terpilih juga dipilih sendiri, Perpres IKN dibikin sendiri, cari dana-mencari sendiri. Semuanya Pak Presiden. Luar biasa sutradara para cukong yang pelan-pelan ingin menguasai negeri ini. 

Bukan hanya tanah dan segala kekayaan alam Indonesia, partai, dan segala elite partainya yang mengusai parlemen dan pemerintahan sudah jadi milik mereka, bukan milik rakyat.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB