x

kontraproduktif

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 19 Maret 2020 10:02 WIB

Lockdown Saja Pembantu Presiden yang Kontraproduktif

Sekarang para pembantu presiden justru yang kontraproduktif membela pemerintahan namun rakyat tahu akalnya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Corona sudah nyata. Korbannya juga terus bertambah di seluruh belahan dunia, pun di Indonesia. Bahkan dari segi hitungan statistik, Indonesia langsung melejit diurutan kedua dalam jumlah korban yang meninggal dilihat dari kasus-kasus setiap negara di dunia. Bukan dari segi jumlah, lho. 

Seiring dengan itu, narasi-narasi dan wacana yang dibangun para pembantu Presiden di media massa maupun televisi semakin membikin resah rakyat karena terus diusung dengan embel-embel politik mencari muka.

Sementara, dalam penanganan pencegahan dan pengobatan justru semakin membuat rakyat gusar, sebab sebagian besar rakyat sangat paham, bahwa hadirnya virus corona bila tak lakukan pencegahan masif, sama dengan menyodorkan nyawa rakyat untuk dimangsa. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, pencegahan masif yang tadinya sebagai kebijakan tak populer semacam lokcdown, di negara lain menjadi populer. Sehingga menyoal virus corona di Indonesia, karena secara geografis, secara kultur dan budaya, secara sosial, secara edukasi dan kecerdasan, serta khususnya secara politik, keamanan, dan ekonomi, rakyat Indonesia berbeda dengan negara lain, maka terujung yang memang harus dipecahkan untuk diambil tindakan oleh pemimpin negeri adalah masalah nyawa dan ekonomi. 

Pernahkah terpikir, bila ternyata pemerintah mengambil tindakan lockdown, sementara tindakan ini malah sudah ditunggu-tunggu oleh rakyat yang sudah menderita hidup miskin selama ini?  Begitu berita lockdown diputuskan, kira-kira apakah pusat perbelanjaan, pusat pertokoan, bank-bank, perkantoran dll, tidak akan menjadi sasaran empuk para perusuh dan penjarah? 

Sebab, mereka memang tak memiliki uang dan makanan untuk bertahan hidup. Meski polisi dan tentara disiapkan, mampukah akan meredam dan membuat situasi menjadi aman terkendali? 

Padahal semua akan terjadi di tengah gejolak virus corona yang terus merebak. Itu hanya pengandaian, yang bukan mustahil terjadi, bila rakyat sudah bosan tertindas oleh ketidakadilan dan kelaparan. 

Untuk itu, di tengah krisis akibat virus corona ini, wahai para pembantu Presiden Jokowi, setoplah mencari muka di ruang-ruang publik untuk berdebat masalah virus corona. 

Rakyat sudah mengidentifikasi, siapa saja yang kini terus mencari muka dan sok-sok-an membela pemerintahan. Padahal, rakyat juga tahu, dalam persoalan virus corona ini, Presiden kita, secara pribadi (sebagai kepala negara, bukan pesanan dari partai dan penyandang dana) mencoba bertindak hati-hati dan bijak demi keselamatan semua. 

Rakyat selamat, karena ekonomi juga tidak mati. Bila ekonomi mati, pun berapa  ribu rakyat di sektor informal yang akan bertambah menderita. 

Bapak Presiden, tolong diamkan para menteri, para staff ahli, dan siapa pun yang coba terus sok-sok an membela Anda dan pemerintah, sebab, rakyat tahu, mereka hanya sedang mencari muka kepada Anda. Demi mengabdi kepada Anda agar tidak dipecat namun sejatinya, ketika mereka berbicara di media massa, di depan layar kaca, sungguh membikin rakyat jengkel. 

Di kepala para pembantu Anda ini, hanya kepentingan diri sendiri dan kepentingan politik yang didahulukan, sehingga saat melakukan klarifikasi, penjelasan, dan perdebatan di ruang publik, sangat nampak ego pribadinya karena tujuan pribadi dan golongannya, bukan untuk kepentingan rakyat. 

Begitu pun harapan kepada media massa dan media televisi, setop mengundang nara sumber dari para pembantu presiden yang terus membikin gaduh, malah menambah persoalan dan konflik, kontraproduktif, dan membikin rakyat resah, gerah, dan terpecah belah. 

Setop virus corona dijadikan lahan politik. Setop "mereka terus membikin narasi dan wacana "sok benar", "merasa paling benar", "sok jagoan", dll. 

Mari cegah virus Corona tanpa embel-embel politik yang virusnya malah ditebar oleh para pembantu Presiden ini!

Sekali lagi, media massa dan media televisi, setop mengundang para pembantu Presiden yang kontraproduktif. Mereka justru yang lebih pantas di-lockdown duluan.

Jangan kalian hanya mengejar rating, dan orang-orang itu saja yang hilir mudik diundang. Malah ada dalam satu urutan waktu, satu orang bergilir di satu televisi ke televisi lain, dan terus menebar masalah dan pongah.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler