x

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (keempat kiri) bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis, 21 November 2019. Dari kiri: Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Adamas Belva Syah Devara, Billy Gracia Yosaphat Mambrasar, Putri Indahsari Tanjung, Angkie Yudistia dan Aminuddin Ma'ruf. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Iklan

Ikhwan Arif

Pengamat Politik, Analis Sosial, Politik. (Pendiri Lembaga Indonesia Political Power) Cp : 085263265336
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 4 Mei 2020 06:45 WIB

Langkah Mundur Dua Stafsus Presiden Masih Dipertanyakan

Mundurnya dua orang Staf Khusus Presiden Adamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra dinilai belum cukup. Publik sangat mengharapkan sikap jujur dan jiwa besar mereka dalam menghadapi permasalahan ini. Mereka harus mengungkapkan sejauh mana keterlibatan mereka dalam konflik kepentingan terkait jabatan sebagai stafsus mileneal Presiden.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ikhwan Arif

Pengamat Politik dan Pendiri Indonesia Political Power

AKHIR-akhir ini di tengah pandemik Covid-19 ada beberapa peristiwa politik yang cukup gempar di tengah publik, yaitu mundurnya dua orang Staf Khusus Presiden Adamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra. Keduanya mundur setelah lima bulan ditunjuk Jokowi sebagai staf khusus pada November 2019.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

CEO Ruangguru Adamas Belva Devara menyatakan mundur dari jabatannya setelah munculnya polemik terkait isu konflik kepentingan yang ramai diperbincangkan publik belakangan ini.

Polemik tersebut muncul saat perusahaan startup yang didirikan dan dipimpin Belva, yakni Ruangguru terpilih sebagai mitra program Kartu Pra Kerja. Sedangkan Andi Taufan banyak menerima kritikan dari sejumlah pihak lantaran membuat surat berkop Sekretariat Kabinet yang ditujukan kepada seluruh camat di Indonesia. Melalui surat itu Andi Taufan meminta para camat mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek dalam menangani virus corona (Covid-19). Andi tak lain adalah CEO dari PT Amartha.

Pengunduran diri tersebut sangat diapresiasi Jokowi. Belva dan Andi Taufan memiliki sejumlah prestasi di bidangnya masing-masing. Sejak awal, Jokowi mengaku ingin ada anak-anak muda seperti keduanya berkesempatan belajar dan berperan serta dalam tata kelola pemerintahan.

Mereka ditunjuk sebagai orang pilihan agar tahu mengenai pemerintahan dan kebijakan publik. Tetapi yang terjadi malah ada dugaan penyalahgunaan jabatan mereka.

Meski singkat, Jokowi menyebut keduanya telah banyak membantu selama menjadi staf khusus. Keduanya, kata dia, memberikan gagasan inovasi di berbagai sistem pelayanan publik agar menjadi lebih cepat dan efektif. Mereka telah banyak membantu Jokowi bersama-sama dengan staf khusus lainnya dalam membuat inovasi di berbagai sistem pelayanan publik sehingga lebih cepat dan efektif.

Jokowi berharap keduanya dapat terus meniti kesuksesan di bidang masing-masing yang selama ini mereka geluti.

Peristiwa politik ini kita jadikan sebagai cambuk untuk sadar berpolitik. Sewajarnya, di era sekarang ini banyak politikus yang tidak tahu diri dan tetap mempertahankan jabatannya meski dirinya tidak bisa berbuat lebih baik untuk rakyat dan para pemilih yang sudah mati-matian memilihnya. Kedua anak muda itu memberikan kesan politik yang baik dan patut untuk ditiru  politisi senior yang tidak tahu diri.

Pengunduran diri sebagai itikad baik tentunya dianggap sebagai langkah pertama mereka di tengah dugaan konflik kepentingan itu. Karena ternyata mereka tidak serta merta mundur dari jabatan di perusahaan yang mereka pimpin.

Publik tentu sangat mengharapkan sikap jujur dan jiwa besar mereka dalam menghadapi permasalahan ini. Jangan sampai publik kecewa, karena kejujuran itu dinamis dan tidak bisa dilihat seperti halnya inveksi virus yang tidak terlihat namun wabahnya sangat cepat dan membahayakan kehidupan masyarakat.

Mereka harus mampu mengungkapkan sejauh mana keterlibatan mereka dalam konflik kepentingan yang diisukan ketika mendapatkan jabatan keren stafsus mileneal. Dengan demikian mata rantai kepentingan dapat dapat diputuskan dan tidak menyebabkan konflik yang berkelanjutan.

Ikuti tulisan menarik Ikhwan Arif lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB