Didi Kempot meninggal karena sakit, pada sebuah pagi 5 Mei 2020 di Surakarta dalam usia 53 tahun. Kematiannya yang mendadak adalah kematian khas seorang legenda.
Penyair Khairil Anwar menggambarkan kematian para legenda seperti ini dengan satu kalimat indah: "sekali berarti, sudah itu mati". Itu tertera dalam sajaknya berjudul Diponegoro.
Seperti Diponegoro dan Khairil Anwar, Didi Kempot barangkali tak menyadari dirinya adalah seorang legenda, tentu dalam bidang dan zaman yang berbeda. Dan ada satu syarat mutlak untuk menjadi seorang legenda yaitu sebuah karya sebagai peninggalan.
Seberapa pun heroik Pangeran Diponegoro dalam perang Jawa, putera Sultan Yogyakarta ini menulis Babad Jawa. Puisi-puisi Khairil Anwar dikenang sebagai pelopor Angkatan 45 dan Didi Kempot konsisten berkarya lewat campursari.
Lahir di Surakarta pada 1966, Dionisius Prasetyo, nama lahir Didi Kempot, memulai karir dari bawah sekali. Bahkan kata Kempot di belakang namanya adalah singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar.
Kecuali iklan dan bintang tamu, Didi Kempot tak pernah nongol di layar kaca selain menyanyi. Meski barangkali, andai dia mau menjajal seni peran, peluangnya mungkin besar sebagai adik Mamik Prakoso, seorang pelawak yang pada 1990-an hingga awal 2000-an begitu terkenal dengan grup Srimulatnya.
Tapi Didi Kempot tak melakukan semua itu, dia konsisten menekuni musik selama 35 tahun sejak 1984, hingga ajal menjemputnya pada 5 Mei 2020. Dan konsistensi, barangkali harus dimasukkan sebagai syarat lain untuk menjadi seorang legenda.
Dalam bahasa Arab, padanan konsistensi adalah istiqomah. Dan pepatah Arab ini: Alistiqomah ainul karomah yang bermakna istiqomah adalah mata kekaromahan, menunjukkan posisi Didi Kempot adalah seorang "ulama" dalam dunia musik, khususnya campursari.
Pertanyaan yang sederhana ini, mungkin bisa menjawab alasan kenapa istiqomah atau ketekunan menjadi syarat untuk menjadi seorang legenda.
Begitu banyak orang bisa naik sepeda motor, tapi kenapa Valentino Rossi yang menjadi legenda moto GP. Tentu karena dia lebih tekun berlatih hingga menjadi pembalap profesional.
Begitu pun Didi Kempot, jatuh bangun bermusik dari panggung trotoar hingga panggung konser bukan sebuah kebetulan. Itu karena Didi konsisten pada minat dan bakatnya dalam musik khususnya campursari.
Seperti kata Khairil Anwar, Didi Kempot adalah legenda, sebab "Sekali Berarti, Sudah itu mati". MUSTHOFA ALDO
Ikuti tulisan menarik Review Kehidupan lainnya di sini.