x

STy

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 8 Desember 2020 20:16 WIB

Shin Tae-yong Tegas ke Pemain, PSSI Tak Tegas ke Shin Tae-yong

Shin Tae-yong pernah mencoret pemain yang terlambat datang latihan dalam hitungan menit dan tak membawanya TC ke Krosia. Lalu dia kembali mencoret pemain yang pulang pagi. Maka bagaimana dengan STy yang sudah terlambat dan tak tepat janji dalam hitungan hari-hari? Apa tindakan PSSI?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menyoal Timnas U-19, ada saja yang seharusnya tidak menjadi bahan perbincangan publik, karena pada akhirnya publik jadi ikut menyoroti. Apa yang masih menjadi sorotan publik dan apa yang kini juga kembali disoroti? Bahkan, media pun sudah angkat bicara?

Sejak kepulangan Timnas U-19 dari TC di Krosia, sang pelatih Shin Tae-yong (STy) pun ikutan pulang ke negerinya, Korea Selatan. Uniknya, saat Timnas memanggil TC lagi, setelah pemain diliburkan, bak tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba peserta TC Timnas membengkak. Padahal, selama TC di Kroasia, publik sudah memprediksi, dari 27 pemain yang berangkat ke Kroasia, minus Baggot dan duo kakak-adik pendatang baru adik dari Jerman, akan banyak pemain yang dicoret dan tak akan disertakan lagi dalam TC lanjutan.

Pemikiran itu tentu sangat berdasar atas fakta bahwa beberapa pemain justru hanya dijadikan turis oleh STy, karena lebih banyak duduk manis di bangku cadangan. Sayang, prediksi matang publik meleset. Begitu Timnas U-19 kembali bersiap melakukan TC virtual, ternyata pemain yang dipanggil justru membengkak. Bahkan ada nama-nama yang secara logis seharusnya tidak layak di panggil TC terutama bila dilihat dari segi teknik, intelegensi, personaliti, dan speed (TIPS) pemain.

Siapa yang seharusnya tak lagi masuk daftar panggil TC? Publik sepak bola nasional pun pasti bisa menyebutnya. Lebih dari itu, bila media dan PSSI menyebut bahwa pemain yang dipanggil kembali masuk TC, semuanya adalah pilihan murni STy, publik pun tahu sandiwara ini. STy masih di Korea, bahkan dia kembali ke Indonesia saja molor. Apa artinya dengan pemanggilan pemain yang membengkak dan tak logis?

Di luar masalah pemanggilan pemain membengkak yang ikut-ikutan dunia politik di Indonesia, ditumpangi berbagai kepentingan yang bisa jadi juga ada cukong yang bermain di proses Timnas U-19, STy pun membuat dirinya patut dipertanyakan. Mengapa mudah sekali mencoret pemain dan mudah sekali membuat pemain jadi turis, tapi dirinya malah tidak bisa menjadi contoh? Sikap STy yang tak tepat waktu kembali ke Indonesia sesuai janjinya, kontradiktif dengan pendidikan dan pembentukan karakter pemain yang dia terapkan.

STy pernah mencoret pemain yang terlambat datang latihan hanya hitungan menit, lalu tak membawanya TC ke Krosia. Lalu kembali mencoret pemain yang pulang pagi dengan hitungan keterlambatan berapa jam. Maka bagaimana dengan STy yang sudah terlambat dan tak tepat janji dalam hitungan hari-hari?

Coba simak apa kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen PSSI, Yunus Nusi kepada awak media, Selasa (1/12/2020)? Yunus menyebut STy mengonfirmasi bahwa ia akan kembali ke Indonesia pada 11 Desember 2020. Ini artinya, STy terlambat hadir sepuluh hari. Artinya pula, dia tak disipilin dan tak profesional, serta tak dapat dijadikan teladan pendidikan karakter yang dia terapkan sendiri kepada pemain Timnas. Pasalnya, Yunus mrnyebut, sesuai road map yang diberikan oleh STy kepada PSSI, waktu kepulangannya ke Indonesia seharusnya pada hari Selasa, 1 Desember 2020.

Yunus Nusi mengaku belum tahu kenapa sang pelatih mengatur ulang jadwal tersebut.

Apa pun alasan yang nantinya akan diberikan oleh STy, yang pasti STy tidak konsisten dengan sikap dan tindakannya. Semisal alasannya karena tarik ulur masalah tempat TC berikutnya, seperti molornya STy datang ke Indonesia sebelum Timnas U-19 TC ke Kroasia. Maka, ini menjadi catatan buruk sikap STy kedua dan mengulang hal yang sama.

Dalam situasi dan kondisi pandami corona, dia sempat "ngambek" dan datang molor ke Indonesia. Itu sampai membikin kisruh dan suasana tak nyaman, karena sampai menyeret dan merembet seolah masalahnya juga karena Direktur Teknik PSSI. Akhirnya, setelah ditempuh berbagai cara, ia melunak dan mau memimpin Timnas U-19 TC ke Kroasia.

Kini, nampaknya STy melakukan "ngambek" kedua, karena keinginannya membawa TC Timnas U-19 ke Korea Selatan juga tak direstui. PSSI mengarahkan Timnas U-19 tetap kembali TC ke Eropa.

Bila merujuk pada usainya TC di Kroasia, STy bersama para asisten pelatihnya kembali ke Korea Selatan pada awal November 2020. Saat itu, STy berjanji akan kembali ke Indonesia pada 1 Desember 2020 bersama semua stafnya.

Atas sikap dan tindakan tak disiplin STy yang kedua ini, sejatinya STy sudah menodai keprofesionalnnya sendiri. Namun, publik juga bertanya. Apakah sikap tak disiplin STy dan para stafnya hanya berlatar belakang karena PSSI tak merestui Timnas U-19 TC di Kroasia?

Jangan-jangan, STy juga kesal dan kecewa karena saat mau TC virtual, dia kaget karena pemain yang dipanggil malah membengkak dan bukan pilihannya?  Banyak pemain yang dipaksakan masuk TC Timnas U-19 karena ditengarai ada kepentingan atau titipan.

Atau mungkin STy masih tetap takut ke Indonesia karena corona masih merajalela?

Kira-kira alasan mana yang paling benar dan membuat STy molor datang dan tak disipilin? Sebab, PSSI pun tak diberitahu alasan yang pasti oleh STy, mengapa mengulang masalah dan datang molor.

Namun, pelajaran dari molornya STy datang ke Indonesia membesut TC Timnas U-19 wajib diperhatikan adalah, antara PSSI dan STy memang nampak tak memiliki komunikasi yang baik. Seharusnya, bila pelatih yang dikontrak kedatangannya molor sampai berhari-hari, tentu ada masalah yang tidak kecil. Pasti masalahnya besar. Mengapa tidak segera ditelusuri saat tanggal 1 STy tak nongol batang hidungnya ke Indonesia. Malah, masalah terburu ke luar dan jadi bahan pemberitaan media massa dan menjadi konsumsi publik. Apa harus begitu?

Pelajaran kedua, STy telah mencontohkan hal yang buruk kepada pemain Timnas U-19 dan publik sepak bola Indonesia karena sikap dan perbuatannya kontradiktif dengan apa yang dia perbuat kepada pemain.

Coba tanya kepada pemain Timnas U-19 yang dicoret dan disuruh pulang karena perbuatan indisipliner dalam hitungan menit dan jam. Tentu sebagai manusia biasa, ada sakit hati. Mengapa, sang pelatih justru indisipilner, tidak patuh pada peraturan dan melanggar disiplin kerja puluhan hari? Bagaimana ini, PSSI?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu