Mewujudkan Sikap Asertif dalam Kehidupan Keluarga

Jumat, 29 Januari 2021 15:36 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Cara berkomunikasi secara jujur dan berempati dengan anggota keluarga menjadi kunci komunikasi efektif pada masa pandemi
Iklan

Setiap orang mempunyai karakternya masing-masing. Karakter akan menentukan berbagai hal, termasuk gaya berkomunikasi. Dalam bersikap asertif seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proposional. Dalam komunikasi ini tak ada memanipulasi, memanfaatkan atau merugikan pihak lainnya. Bagaimana penerapannya dalam keluarga?

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial. Dalam keluarga komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan harus dibina sehingga anggota keluarga merasakan ikatan batin yang dalam.

Salah satu cara komunikasi yang biasanya terjadi dalam kehidupan keluarga adalah komunikasi asertif. Komunikasi asertif sendiri mempunyai arti suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang di inginkan, di rasakan, dan di pikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain. Komunikasi asertif adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif tanpa terlalu banyak terganggu dengan apa yang orang lain mungkin pikirkan atau katakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap orang mempunyai karakternya masing-masing. Karakter itu akan menentukan berbagai hal, termasuk gaya berkomunikasinya. Dengan adanya perbedaan gaya komunikasi ini, maka setiap orang akan berbeda satu sama lain dalam hal berinteraksi dengan orang lainnya. Dalam bersikap asertif seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proposional, tanpa ada maksud memanipulasi, memanfaatkan atau merugikan pihak lainnya.

Contoh komunikasi asertif dalam keluarga adalah ketika ibu melarang ayah merokok di depan anak karena asap rokok tidak baik untuk anak-anak. Meski begitu asap rokok tidak baik untuk siapapun walaupun ia sudah dewasa, dan ibu mengedukasi atau menjelaskan bahaya rokok dan asap rokok terhadap anak, tentunya dengan menggunakan komunikasi arsetif dan tidak mengurangi rasa hormat ibu terhadap ayah.

ibu pun lalu memberi saran kepada ayah agar merokok di tempat yang terbuka dan sepi orang sehingga tidak berdampak negatif. Dengan cara itu ayah memahami dan mengerti sehingga ayah mulai mengurangi rokok hari demi hari. Komunikasi asretif perlu diaplikasikan secara langsung untuk meningkatkan kemampuannya menjadi lebih baik dan mendapatkan feedback yang baik juga.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Khasya Putri

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler