x

Iklan

CISDI ID

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 September 2020

Kamis, 11 Maret 2021 08:08 WIB

Perkuat Kapasitas Tim PUSPA Melalui Pelatihan Keterampilan Medis dan Non-Medis

Lima ratus anggota Tim PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara), program penguatan puskesmas untuk hadapi Covid-19 besutan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, melakukan pelatihan pra-penempatan secara daring pada 25 Februari - 5 Maret 2021. Pelatihan yang diadakan oleh CISDI yang merupakan mitra Pemprov Jawa Barat dalam pelaksanaan program. Materi pelatihan meliputi keterampilan medis dan non-medis, serta team bonding untuk mengakrabkan peserta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan program Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA) di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Senin (1/2). (Sumber gambar: Bappeda Provinsi Jawa Barat)

Lima ratus anggota Tim PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara), program penguatan puskesmas untuk hadapi Covid-19 besutan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, memulai pelatihan pra-penempatan secara daring pada Kamis (25/2) lalu. Pelatihan ini dilaksanakan selama tujuh hari hingga 5 Maret 2021, dari pukul 08.00-17.00 WIB. Dilaksanakan juga aktivitas team building untuk menguatkan hubungan antar-peserta pada hari yang sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), mitra pelaksana program PUSPA, turut mengundang pakar kesehatan dan non-kesehatan, seperti Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Provinsi Jawa Barat, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Heru Prasetyo (School of Business Management ITB), dan Risang Rimbaatmaja (Tim Komunikasi Perubahan Perilaku UNICEF) mengisi pelatihan tersebut.

Program PUSPA memiliki indikator keberhasilan yang sangat ambisius, karenanya, Tim PUPSA membutuhkan pelatihan komprehensif untuk mempersiapkan mereka mencapai target. Sebagai contoh, dalam enam bulan pelaksanaan tim mengharapkan kepatuhan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) meningkat hingga 80 persen. Indikator lain ialah peningkatan target pengujian mencapai 1/1.000 penduduk, 80 persen kontak positif terlacak dalam 72 jam, dan 90 persen kontak erat laksanakan karantina mandiri. Selain itu diharapkan juga 12 kota/kabupaten penempatan harus memiliki rencana penguatan pelayanan kesehatan primer pada 2022.

 

Sesi Pelatihan

Pelatihan pra-penempatan PUSPA dilakukan secara daring selama tujuh hari dan berisi materi medis dan non-medis. (Dokumentasi PUSPA)

"Kesuksesan itu tidak ada yang instan, semuanya itu harus berproses. Puskesmas ini sangat kekurangan sumber daya manusia yang bisa fokus tadi 3M, 3T, termasuk juga pelayanan kesehatan esensial. Tugas anak-anakku semualah itu yang akan nanti memfokuskan, menguatkan puskesmas," ujar Dr. Ir. Dewi Sartika, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat membuka pelatihan.

Diah Saminarsih, Penasihat Senior Bidang Gender dan Pemuda untuk Direktorat Jenderal WHO sekaligus Pendiri dan Ketua Dewan Pembina CISDI, yang mengisi sesi mengenai peran layanan kesehatan primer menjelaskan kepada peserta, “Keberhasilan pembangunan kesehatan, hampir seluruhnya ditentukan sistem kesehatan dengan primary health care yang berdaya.”

Menurut Diah, puskemas menghadapi tantangan berat ketika menangani Covid-19. Dari kurangnya dukungan pemangku kebijakan, terbatasnya jumlah dan kapasitas SDM, hingga minimnya anggaran yang berimplikasi pada keterbatasan APD dan fasilitas puskesmas. Padahal idealnya, ketika pandemi terjadi, puskesmas mampu melacak kasus, memantau dan menangani kasus, menjadi pusat informasi berkualitas, dan menggerakkan kolaborasi di tingkat komunitas.

Egi Abdul Wahid, Direktur Program CISDI, lantas mengenalkan tujuan Program PUSPA dan tugas-tugas mereka di lapangan. “Teman-teman tidak hanya dituntut melakukan respons 3T dan 3M, tetapi juga outreach di lapangan. Harapannya, bisa juga melakukan kegiatan advokasi dan pemberdayaan,” jelas Egi dalam presentasinya.

Meski dilakukan secara daring, antusiasme Tim PUSPA selama pelatihan sangat terasa. Sepanjang sesi tanya-jawab, peserta melontarkan berbagai pertanyaan kepada pengisi materi. Sesi team building juga terasa menarik ketika peserta dibagi ke sejumlah breakout rooms berdasarkan wilayah penempatan puskesmas.

Pada hari terakhir pelatihan, Tim PUSPA merencanakan tindak lanjut bersama tim penempatan masing-masing dan mempresentasikan rencana tersebut kepada fasilitator sebagai acuan pembuatan program pada 16 Maret 2021 mendatang. Selain membantu penanganan Covid-19, program penguatan puskesmas seperti PUSPA diharapkan mampu menjadi percontohan bagi lebih banyak puskesmas di Jawa Barat dan Indonesia.

 

Tentang Program PUSPA

Program PUSPA (Puskesmas Terpadu dan Juara) merupakan kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang didukung oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dalam memperkuat respons penanganan Covid-19 di puskesmas. Program ini merekrut 500 tenaga kesehatan sebagai Field Officer yang akan ditugaskan di 100 puskesmas di 12 kota/kabupaten di Jawa Barat. Program PUSPA bertujuan menguatkan upaya deteksi, lacak kasus, edukasi publik terkait 3M, menyiapkan vaksinasi Covid-19 hingga memastikan pemenuhan layanan kesehatan esensial di Jawa Barat.

 

Tentang CISDI

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) adalah think tank yang mendorong penerapan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaya, setara, dan sejahtera dengan paradigma sehat. CISDI melaksanakan advokasi, riset, dan manajemen program untuk mewujudkan tata kelola, pembiayaan, sumber daya manusia, dan layanan kesehatan yang transparan, adekuat, dan merata.

 

Penulis

Ardiani Hanifa Audwina

Ikuti tulisan menarik CISDI ID lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler