x

Iklan

Natasya Aurelia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 Maret 2021

Selasa, 30 Maret 2021 08:35 WIB

Peluang dan Tantangan dalam Aliansi Bank dengan Fintech

Digitalisasi telah memengaruhi hampir smeua industri, tidak terkecuali perbankan. Masyarakat cenderung ingin menggunakan layanan yang mudah diakses tanpa prosedur lama. Ini membuat bank harus terlibat dalam aliansi strategis dengan pendatang baru di industri keuangan yang memiliki inovasi terbaru, fintech.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Digitalisasi telah memengaruhi beberapa industri tidak terkecuali industri perbankan. Masyarakat saat ini cenderung ingin menggunakan layanan yang mudah diakses tanpa harus memakan waktu dan prosedur lama. Ancaman ini membuat bank harus terlibat dalam aliansi strategis dengan pendatang baru di industri keuangan yang memiliki inovasi terbaru.

Baru-baru ini, Fintech Grup Lippo dan platform loyalitas pelanggan OVO mengumumkan aliansi bisnis dengan Bank Mandiri. Mereka ingin mewujudkan ambisinya membuka ekosistem untuk akses pembayaran seluas-luasnya. Ke depan, baik pengguna kartu debit, kartu kredit, e-money, dan e-cash dapat bertransaksi di jaringan merchant yang telah bermitra dengan OVO. Begitu pula bagi pengguna OVO, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan transaksi non tunai kedua perusahaan tersebut.

Bukti empiris menunjukkan bahwa bank sangat ingin meningkatkan profitabilitas mereka melalui inovasi keuangan (Scott et al., 2017). Lalu Beck et al., 2016, menunjukkan inovasi finansial  dikaitkan dengan pertumbuhan bank. "Kami memperoleh hipotesis yang dapat diuji tentang apa yang mendorong bank interaksi dengan fintech di bawah premis bahwa interaksi tersebut adalah hasil dari saling menguntungkan transaksi menguntungkan antara bank dan fintech untuk meningkatkan prospek masa depan mereka dan untuk meningkatkan nilai perusahaan mereka melalui implementasi inovasi keuangan." (Coase, 1960; Scott et al., 2017).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan beraliansi dengan pemain yang mapan di industri keuangan, Fintech mendapatkan akses keuangan yang lebih luas. Dalam beberapa kasus, mengakuisisi fintech membuat Bank memperoleh hak eksklusif untuk menggunakan aplikasi tertentu dan membuat keunggulan yang kompetitif dibandingkan pesaing. Bank tradisional memiliki motif yang berbeda ketika beraliansi dengan Fintech. Di satu sisi, keuntungan buat Bank membuat merekamemperluas portofolionya. Dengan kemudahan yang ditawarkan fintech akan membantu bank mempertahankan basis pelanggannya.

Pada penelitian ((Hornuf et al., 2018) yang berjudul How Do Banks Interact with Fintechs? Forms of Strategic Alliance and Their Economic Impact yang mempelajari aliansi strategis bank dengan fintech menemukan kriteria akuisisi terdiri dari beberapa bentuk. Yang pertama, mengakuisisi keseluruhan tekhnologi fintech sebesar 50% dan yang kedua akuisisi terkait kemitraan/produk. Sampel penelitian terdiri dari 400 Bank yang beraliansi dengan 500 fintech dan ditemukan bahwa bank  terlibat 0.11 aliansi dengan fintech pertahunnya. Cara Bank beraliansi dapat berbeda pada setiap negara. Namun, hasil umum yang diteliti menemukan aliansi paling sering ditandai dengan penyediaan layanan pelanggan.

Pada penelitian (Klus et al., 2019) yang berjudul Strategic Alliances between Banks and Fintechs for Digital Innovation: Motives to Collaborate and Types of Interaction terindentifikasi motivasi umum bank dan fintech untuk aliansi bisnis. Hasil penelitian menunjukkan bank sangat tertarik mendapatkan keuntungan dari inovasi cepat tanpa harus terlibat dalam perkembangannya. Sementara fintech menuntut sumber daya dan pengetahuan untuk meningkatkan skala di sektor keuangan yang diatur dengan ketat.

Temuan menunjukkan bahwa bank cenderung mengejar outsourcing dan inovasi yang cepat. sementara fintech mencari keuntungan dari sumber daya dan reputasi bank. Jadi, sebuah  motivasi untuk fintech, lebih dari sekadar memiliki akses ke izin bank untuk menangani regulasi persyaratan, adalah keinginan mereka agar bank bertindak sebagai penjamin bagi nasabah. Ini penting bagi fintech karena keuangan merupakan masalah sensitif bagi pelanggan yang tidak menginginkan untuk mempercayakan uang mereka kepada penyedia kecil dan tidak dikenal tanpa peraturan yang jelas. Jadi, bank-bank yang sudah mapan harus melindungi reputasinya sendiri, yang dapat rusak jika kesalahan mitra aliansi. Ini terutama berlaku karena bank biasanya mendatangkan banyak uang basis pelanggan, yang juga ingin diakses oleh fintech.

Ikuti tulisan menarik Natasya Aurelia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler