x

CISDI mengadakan lokakarya daring Kampanye Perubahan Perilaku

Iklan

CISDI ID

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 September 2020

Kamis, 29 April 2021 14:32 WIB

Begini Suasana Lokakarya Kampanye Perubahan Perilaku untuk Meningkatkan Kepatuhan Masyarakat Pada Protokol Kesehatan

Penanganan pandemi Covid-19 adalah tugas bersama antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat berpartisipasi melalui penerapan protokol kesehatan, sementara pemerintah memperkuat upaya 3T. Sayangnya, tingkat kepatuhan masyarakat di berbagai daerah beragam. Menyadari pentingnya teladan tokoh setempat dalam meningkatkan kepatuhan penerapan protokol kesehatan, CISDI mengundang tokoh masyarakat, tokoh agama, tenaga kesehatan, kader, dan perwakilan Satgas Covid-19 di lima wilayah Program ACTION untuk bersama-sama merumuskan Kampanye Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan Covid-19.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

CISDI mengadakan lokakarya daring Kampanye Perubahan Perilaku yang dihadiri 240 perwakilan tokoh masyarakat, tokoh agama, tenaga kesehatan dan kader serta relawan di seluruh wilayah intervensi Program ACTION. (Sumber gambar: Dok. CISDI)

Penanganan pandemi Covid-19 adalah tugas bersama antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat berpartisipasi melalui penerapan protokol kesehatan, sementara pemerintah memperkuat upaya 3T. Sayangnya, tingkat kepatuhan masyarakat di berbagai daerah beragam. Hasil Monitoring Kepatuhan Protokol Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 4 April 2021 menyebut 57 kabupaten/kota yang memiliki tingkat kepatuhan memakai masker kurang dari 60 persen sementara 51 kabupaten/kota memiliki tingkat kepatuhan menjaga jarak dan menghindari kerumunan kurang dari 60 persen. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyadari bahwa teladan tokoh setempat memiliki peran penting dalam meningkatkan kepatuhan penerapan protokol kesehatan. Karena itu, CISDI mengundang tokoh masyarakat, tokoh agama, tenaga kesehatan, kader, dan perwakilan Satgas Covid-19 Kota Administratif Jakarta Timur, Kabupaten Bogor, Kota Yogyakarta, Kabupaten Lombok Timur, dan Kota Makassar untuk bersama-sama merumuskan Kampanye Perubahan Perilaku Protokol Kesehatan Covid-19

Kegiatan yang dilaksanakan pada 23 Maret hingga 15 April 2021 ini merupakan bagian dari Program ACTION (Active Citizens Building Solidarity and Resilience in Response to COVID-19) yang bertujuan menguatkan upaya penanganan Covid-19 di lima wilayah tersebut.  Dengan dukungan penuh dari Uni Eropa, Program ACTION dilaksanakan oleh Hivos, CISDI, KAPAL Perempuan, PAMFLET, PUPUK , dan SAPDA. 

 

Pesan Kunci Perubahan Perilaku

Terdapat tiga pemicu perubahan prilaku yaitu engineering (modifikasi lingkungan), enforcement (penerapan yang tegas) dan education (persebaran informasi untuk edukasi). Edukasi erat kaitannya dengan keterlibatan seluruh pihak seperti tokoh masyarakat, guru, tenaga kesehatan dan kader. Dalam pelaksanaan edukasi, dua unsur yang perlu diperhatikan yaitu pesan kunci dan metode penyampaian pesan.

Pada sesi pertama diskusi, fasilitator menjabarkan pesan kunci yang sudah disusun untuk setiap kelompok sasaran, seperti kepala keluarga, ibu/istri, remaja, dan lain sebagainya. Semisal untuk remaja, pesan kunci yang ingin disampaikan adalah, “Ingatkan seluruh anggota keluarga agar patuh protokol kesehatan di luar dan di dalam rumah agar pandemi tidak semakin mengganggu aktivitas keluarga.”

Selama kurang lebih 3 jam lokakarya daring ini berlangsung, para peserta selalu aktif dalam berdiskusi. Misalnya saja Budi, kader Karang Taruna di Wirobrajan, Yogyakarta, yang berpendapat konsep kampanye promosi kesehatan untuk anak-anak dan remaja harus menyertakan kata-kata yang menarik perhatian. Ia memberi contoh kalimat, "Sebelum cium pacarmu, cium dulu maskermu," karena menurutnya, anak usia remaja banyak yang sudah berpacaran. 

Ketika berdiskusi dengan tokoh masyarakat di wilayah Jakarta Timur, Karyawati, perwakilan masyarakat dari Kelurahan Bidara Cina, menyampaikan pendapat serupa. “Saya tidak setuju dengan pesan kunci di atas karena remaja sekarang sulit sekali (untuk diajak menaati protokol kesehatan). Mungkin kata kuncinya harus ada yang relevan dengan ketertarikan mereka,” ujarnya. 

Terdapat banyak masukan yang diberikan peserta lokakarya selama sesi diskusi. Salah satu yang ditekankan oleh para peserta adalah pentingnya penggunaan bahasa daerah dalam upaya komunikasi. Ada pula yang memberikan masukan untuk menampilkan testimoni penyintas Covid-19 sebagai bagian dari promosi kesehatan sekaligus memasukkan pesan Covid-19 bukanlah aib.

Pada diskusi wilayah Lombok Timur contohnya, Chairul Anwar, Guru SDN 2 Pancor, Kelurahan Serong, mengajukan pesan kunci lain, yaitu "Sayangilah nyawamu dan nyawa orang lain, masker bisa dibeli tetapi nyawa tidak bisa dibeli." 

 

Beragam Teknik Penyampaian Pesan

Setelah selesai mendiskusikan pesan kunci untuk setiap kelompok sasaran, diskusi memasuki bagian kedua mengenai cara penyampaian pesan. Pada sesi ini, peserta menceritakan beragam cara yang sudah mereka lakukan untuk mempromosikan protokol kesehatan. 

Untuk pesan satu arah, cara yang paling banyak dilakukan adalah menempelkan poster dan banner di tempat-tempat umum serta berkeliling menggunakan pengeras suara untuk menyebarkan pesan promosi kesehatan. Lalu untuk pesan dua arah, sebagian besar menyampaikan promosi kesehatan melalui grup WhatsApp wilayah dan menyelipkannya pada obrolan ringan bila bertemu tetangga.

Dukungan tokoh masyarakat dan kader membantu promosi kesehatan sangat dihargai pihak puskesmas. Pasalnya, saat ini tenaga kesehatan di puskesmas sedang disibukkan dengan program vaksinasi sehingga porsi aktivitas promosi kesehatan berkurang. Meski program vaksinasi penting untuk menekan angka kematian dan kesakitan akibat COVID-19, namun testing, tracing dan treatment serta perilaku protektif tetap menjadi metode terefektif menekan penyebaran virus SARS-COV-2. 

Egi Abdul Wahid, Direktur Program CISDI, menyebut pemerintah daerah dan tokoh masyarakat memiliki banyak inisiatif mengedukasi masyarakat terkait pencegahan COVID-19.Sebagai tindak lanjut dari lokakarya ini, CISDI bersama semua pemangku kepentingan yang mengikuti lokakarya akan melaksanakan kampanye perubahan perilaku dari April hingga Juni 2021. Diharapkan kehadiran kampanye-kampanye mikro mampu mendorong masyarakat di wilayah intervensi kembali meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap pandemi COVID-19.

 

Penulis: Ardiani Hanifa Audwina (CISDI)

 

Materi publikasi ini diproduksi dengan bantuan hibah dari Uni Eropa. Pendapat/pandangan yang dinyatakan dalam materi publikasi ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab CISDI dan bukan mencerminkan pendapat/ pandangan Uni Eropa.

Ikuti tulisan menarik CISDI ID lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler