x

sumber foto: w3cargo.com

Iklan

Riki Sualah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Juli 2020

Sabtu, 8 Mei 2021 07:39 WIB

Bukti Industri Hilir Tanah Air Tidak Tertinggal Zaman

Percaya atau tidak bahwa industri pertambangan Indonesia tidak tertinggal dengan negara-negara lainnya? Hal ini dibuktikan lewat acara CEO Forum 2021 yang diselenggarakan pada bulan April lalu. Salah satu CEO perusahaan tambang nikel membeberkan banyak hal yang dijamin membuat tercengang dan membuktikan bahwa industri Indonesia perlahan semakin maju.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI) menggelar sebuah acara virtual pada akhir April 2021 lalu yaitu CEO Forum 2021. Acara ini dihadiri oleh sejumlah direksi perusahaan khususnya yang memiliki peran dalam dunia tambang dan logam. Salah satu CEO perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yakni Alexander Barus menjadi pembicara di sesi pertama CEO Forum 2021. Dalam acara ini, dirinya menjelaskan mulai dari perihal terkait perusahaan hingga mimpi IMIP.

Perusahaan mineral nikel ini berdiri sejak tanggal 3 Oktober 2012, di mana mereka memiliki area konsesi seluas 47.000 hektar dengan area operasi tambang perusahaan sebesar 2.000 Ha. Alexander mengungkapkan bahwa area konsesi akan diperluas hingga 3.000 Ha. Hampir sembilan tahun IMIP berdiri, saat ini IMIP memiliki 46.000 pekerja dimana 7.000 pekerjanya merupakan warga negara asing.

Alexander mengatakan bahwa IMIP memiliki 14 smelter nickel pig iron (NPI) dimana kapasitas masing-masing smelter 3 juta metrik ton per tahun. Bukan hanya bermain di nikel, perusahaan ini memiliki 1 smelter baja karbon dengan kapasitasnya 3,5 metrik ton per tahun, 5 smelter katoda yang kapasitasnya mencapai 240 ribu metrik ton per tahun, dan tidak kalah mengejutkannya di tengah dunia yang sedang heboh-hebohnya dengan kendaraan listrik, IMIP mempunyai fasilitas pengolahan daur ulang baterai electric vehicle (EV) berkapasitas kapasitas 20 ribu metrik ton per tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belum sampai disitu saja. Untuk menghidupkan industri ini, IMIP memiliki pembangkit listrik dengan kapasitas 3.000 MW, bandara, pelabuhan, wisma, hingga sebuah institusi bernama Politeknik Industri Logam Morowali yang memiliki tujuan mempersiapkan tenaga kerja untuk kebutuhan perusahaan. Kedepannya, industri nikel di Morowali ini memiliki mimpi untuk berbisnis ramah lingkungan yang fokus pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dengan adanya bisnis baru, IMIP juga berharap akan ada penyerapan tenaga kerja lebih banyak dan membantu menyejahterakan masyarakat.

Memiliki banyak fasilitas yang terbilang memadai, tidak heran bila PT IMIP berkontribusi cukup besar untuk negeri dimana perusahaan tersebut mampu mendapatkan investasi sebesar Rp43,5 triliun! IMIP diketahui menggandeng investor-investor ternama seperti Tsingshan Group, Bintang Delapan Group, dan Hanwha. Jadi jangan heran ya, di balik investasi yang besar ini, upaya yang dikeluarkan IMIP juga tidak kecil. 

Meski sudah mencapai kesuksesannya seperti sekarang, IMIP tidak pernah meninggalkan motto perusahaan yakni “United We Can” dan poin-poin budayanya yaitu WTS: Working Hard, Target Oriented, dan Smart

Bagaimana, bukankah sejauh ini terbukti bahwa industri kita tidak tertinggal negara lainnya? Belum lagi, PT IMIP menjadi bukti bahwa industri memberikan dampak yang baik bagi kehidupan manusia bahkan perekonomian negara. 

Ikuti tulisan menarik Riki Sualah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler