x

MAHASISWA KKN BTV III UNEJ MEMBANTU MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN MEMPERKENALKAN HANDSANITIZER DARI BAHAN ALAMI SEBAGAI ALTERNATIF HANDSANITIZER KEPADA MASYARAKAT DESA PAJELELE sulawesi barat

Iklan

Amelia Nur ilahi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 September 2021

Rabu, 8 September 2021 06:45 WIB

Mahasiswa KKN Unej Kenalkan Pembuatan Handsanitizer Alami kepada Warga Desa Pajalele

Mahasiswa KKN BTV III UNEJ 2021 Kelompok 78 membantu meningkatkan pengetahuan dan memperkenalkan handsanitizer dari bahan alami sebagai alternatif handsanitizer kepada masyarakat Desa Pajelele Sulawesi Barat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seiring bertambahnya kasus Covid-19 di Indonesia menyebabkan peminatan akan handsanitizer semakin meningkat. Oleh karena itu dibutuhkan handsanitizer alternatif dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar, bahan tersebut dapat diperoleh dari bahan alami yaitu tanaman herbal. Tanaman herbal inilah yang menjadi salah satu potensi Desa Pajalele, Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi barat. Namun potensi alam itu belum dimanfaatkan maksimal. Selain itu protokol kesehatan belum diterapkan di beberapa area Desa Pajalele.

Mencermati akan hal tersebut, maka saya Amelia Nur Ilahi mahasiswa Universitas Jember (Unej) yang saat ini sedang melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN) Back to village di Pajalele tertarik membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya mengetahui bahaya Covid-19. Juga pentingnya menerapkan protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari. Mencuci tangan termasuk salah satu protokol kesehatan yang penting untuk dilakukan dan bahkan harus menjadi sebuah kebiasaan di masa pandemi ini.

Handsanitizer sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai cairan pembersih tangan yang dapat dibawa dan digunakan ketika berada di luar ruangan dengan kondisi tidak memungkinkan untuk mencuci tangan dengan sabun. Kebutuhan akan handsanitizer di desa pajalele dapat diatasi, salah satunya dengan pemanfaatan sumber daya alam di desa. Selain untuk membantu pemanfaatan bahan alam sebagai potensi desa, pembuatan handsanitizer dengan bahan alami ini dapat mengurangi kekhawatiran akan alergi atau iritasi bahan kimia yang terlalu banyak serta dapat meminimalkan pengeluaran akan kebutuhan handsanitizer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelum melakukan pembuatan handsanitizer saya melakukan sosialisasi kepada warga desa dengan media pamflet. Pamflet ini saya buat dengan mencari literature dari berbagai jurnal dan dari anjuran Kemenkes. Semua itu saya desain dengan berbagai gambar dan dibuat sesingkat mungkin tanpa mengubah maknanya. Hal ini saya lakukan agar materi yang disampaikan menjadi lebih singkat dan mudah dipahami warga sekitar.

Saya juga mengadakan kelas KKN dengan pemberian materi edukasi melalui aplikasi zoom meeting bersama warga. Tujuannya melakukan penyebaran informasi poster secara online melalui aplikasi whatsapp. Warga desa membantu menyebarluaskan materi edukasi ini. Setelah itu dilakukan kegiatan pembuatan handsanitizer dengan bahan alam bersama perwakilan warga desa. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerumunan orang banyak sehingga tetap menerapkan protokol kesehatan selama pembuatan handsanitizer tersebut.

Pembuatan handsanitizer yang dilakukan ada dua cara, yaitu handsanitizer alami dan handsanitizer bahan alami dengan tambahan alkohol. Pada pembuatan handsanitizer alami ini menggunakan bahan dasar daun sirih dan daun kelor. Daun sirih dan daun kelor berdasar penelitian diketahui memiliki efek antimikroba. Selain itu, kedua bahan ini, terutama kelor, tersedia cukup banyak di desa.  Jadi, kegiatan ini dapat meningkatkan pemanfaatan bahan alami desa.

Pembuatan handsanitizer diawali dengan bahan alam yang dikumpulkan dicuci bersih serta dikeringkan terlebih dahulu. Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengurangi kontaminasi dari mikroorganisme pada bahan alam tersebut. Setelah pengeringan, bahan dipotong kecil-kecil lalu dilakukan perebusan dengan suhu ± 90°C. Setelah itu dilakukan penyaringan.

Pada pembuatan Handsanitizer alami hanya diberi penambahan perasan jeruk nipis namun hanya bertahan 3-5 hari. Sedangkan dengan penambahan alkohol 90% dapat bertahan lebih lama. Pada pembuatan handsanitizer dengan bahan alami dengan penambahan alkohol 90%, perbandingan antara ekstrak bahan alam dan alkohol 90% adalah 7:3.

Pada saat pembuatan handsanitizer yang dilakukan dengan bahan alami ini saya melihat antusiasme warga desa. Merekaingin mencoba membuat handsanitizer sendiri mulai dari tahap perebusan hingga tahap selesai, yaitu penambahan alkohol 90%. 

Pelaksanaan kegiatan program kerja KKN yaitu pemberian edukasi pentingnya menetahui bahanyanya Covid-19, pentingnya menerapkan protokol kesehatan dan kegiatan memperkenalkan handsanitizer dengan bahan alami ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya pencegahan untuk memutus rantai penyebaran virus corona penyebab Covid-19 khususnya untuk warga desa. 

Ikuti tulisan menarik Amelia Nur ilahi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler