x

Ilustrasi kendaraan listrik. Sumber foto: misautomoviles.com

Iklan

Sri Kandhi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2020

Jumat, 17 September 2021 08:19 WIB

Fakta-fakta Seputar Pembangunan Klaster Baterai Kendaraan Listrik (EV) di KI Morowali

Industri baterai untuk kendaraan listrik (EV) di Indonesia mulai unjuk gigi. Dengan dibangunnya klaster baru di PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) ditargetkan bisa memproduksi 240.000 metrik ton nikel yang diolah menjadi katoda atau baterai kendaraan listrik untuk permintaan, tidak hanya dalam negeri namun juga dunia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Permintaan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) dunia semakin naik. Indonesia yang mempunyai salah satu bahan pembuat katoda atau baterai kendaraan listrik mulai bersiap menjajaki kesempatan tersebut. Klaster baterai EV baru di PT IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) yang mendampingi klaster stainless steel dan carbon steel ini ditargetkan memproduksi 240 ribu metrik ton nikel.

Diungkap oleh CEO PT IMIP, Alexander Barus, klaster baterai EV ini merupakan gabungan dari 4 perusahaan yaitu, PT QMB New Energy Material dengan produksi nikel sulfida serta nikel karbonil mencapai 50.000 metrik ton per tahun, PT Huayue Nickel Cobalt dengan kapasitasi nikel karbonil mencapai 70.000 ton per tahun, PT Teluk Metal Industry dengan 60.000 metrik ton nikel sulfida dan yang terakhir PT Fajar Metal Industry memiliki kapasitas produksi 60.000 metrik ton nikel sulfida per tahun.

Ya, keempat perusahan ini masing-masing akan memproduksi nikel sulfida (Ni-Silfide) dan nikel karbonil (Ni-Co). Hasilnya akan berupa nikel kobalt mangan yang diolah menjadi katoda dan menjadi baterai kendaraan listrik (EV).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jumlah 240.000 metrik ton nikel yang diolah menjadi baterai EV ini termasuk besar di dunia jika terdapat kebutuhan 1 juta di masa depan yang mana seperempatnya akan diproduksi di Morowali.

Klaster baterai kendaraan listrik yang diketahui memiliki investasi US$3 miliar atau setara Rp42 triliun ini katanya telah direncanakan sejak 3 tahun lalu, sebelum bisa dibangun sekarang. Nantinya jika sudah rampung, perusahan-perusahaan produsen baterai EV ini bisa menyerap 5.000 pekerja yang akan diberdayakan dari masyarakat sekitar.

Penduduk lokal akan dilatih di Politeknik yang direncanakan akan dibangun. Hasil pelatihan di Politeknik serta ilmu-ilmu yang telah dipelajari diharapkan bisa dipraktekkan ketika sudah memasuki industri. 

Ikuti tulisan menarik Sri Kandhi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler