x

Jokowi

Iklan

Indrato Sumantoro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Juli 2021

Selasa, 19 Oktober 2021 16:01 WIB

Aspal Buton: Potensi Besar, Investor Kurang

Masa pemerintahan Pak Jokowi tersisa tinggal 3 tahun lagi. Sudah tiba saatnya bagi Pak Jokowi untuk merenung, melakukan introspeksi diri, dan evaluasi ke belakang mengapa aspal Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal minyak impor selama 7 tahun di dalam era pemerintahan Pak Jokowi. Janji adalah hutang yang akan diminta pertanggung jawaban di akhirat nanti. Oleh karena itu masalah aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor ini harus dapat segera diselesaikan dan dituntaskan dengan baik oleh Pak Jokowi, mumpung masih ada waktu tersisa 3 tahun lagi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aspal Buton pertama kali ditemukan pada tahun 1924. Deposit aspal Buton diperkirakan sebesar 650 juta ton. Indonesia merdeka sudah 76 tahun. Indonesia sudah mengimpor aspal minyak selama 40 tahun lebih sebesar 1 juta ton per tahun, atau senilai US$ 500 juta per tahun. Dan Indonesia sudah berganti Presiden 7 kali. Apa makna dari informasi-informasi ini bagi rakyat Indonesia?

Data-data ini menunjukkan bahwa potensi yang besar dari aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor bukanlah berarti perhatian yang besar pula dari Presiden. Mengapa ? Karena tanpa aspal Buton pun pembangunan infrastruktur jalan-jalan terus dikembangkan dengan menggunakan aspal minyak impor. Jadi aspal Buton pastinya bukan merupakan sesuatu yang memerlukan perhatian yang istimewa dari Presiden. 

Adalah bukan rahasia umum lagi bagi rakyat Indonesia bahwa selama ini Indonesia memang gemar sekali mengimpor aspal minyak. Padahal Indonesia sendiri sudah dikaruniai sumber daya alam aspal Buton yang mampu menggantikan aspal minyak impor. Lalu siapa lagi yang wajib memperhatikan potensi aspal Buton yang sangat besar ini bagi kesejahteraan rakyat kalau bukan Presiden sebagai Kepala Negara Republik Indonesia?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memang benar, sejatinya bahwa pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada semua Kementerian terkait untuk menggunakan aspal Buton guna menggantikan aspal minyak impor. Tetapi setelah 7 tahun pemerintahan Pak Jokowi, instruksi untuk menggunakan aspal Buton guna menggantikan aspal impor tersebut masih belum juga dapat terwujud. Lalu mengapa tidak ada perhatian lagi dan tindaklanjut yang lebih serius dari Pak Jokowi? Apakah beliau sudah lupa dengan instruksi yang pernah beliau ucapkan pada awal pemerintahannya di tahun 2015? Apabila beliau memang benar-benar lupa karena kesibukannya?. Mungkin tulisan ini akan dapat mengingatkannya kembali mengenai potensi aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor. Mudah-mudahan beliau akan segera melakukan introspeksi diri dan evaluasi mengenai apa yang sebenarnya sudah dan sedang terjadi dengan aspal Buton, sehingga dalam kurun waktu 7 tahun di masa pemerintahan Pak Jokowi aspal Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal minyak impor.

Tulisan ini bermaksud untuk memberikan masukan kepada Pak Jokowi mengenai langkah-langkah strategis dan prioritas apa yang sebaiknya dan seharusnya dilaksanakan oleh Pak Jokowi agar aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor akan dapat segera terwujud di dalam era pemerintahan Pak Jokowi yang tersisa tinggal 3 tahun lagi ini:

1. Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 15 Tahun 2021 tentang Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Tim Gernas BBI). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Bapak Luhut Binsar Panjaitan dipilih sebagai Ketua Tim Gernas BBI ini. Tim Hernas BBI berada di bawah dan tanggung jawab kepada Presiden. Sehubungan dengan ini, Pak Jokowi dapat menginstruksikan kepada Pak Luhut untuk memprioritaskan penggunaan aspal alam Buton untuk menggantikan aspal minyak impor.

2. Indonesia mengimpor 1 juta ton per tahun aspal minyak untuk memenuhi kebutuhan aspal domestik. Potensi aspal Buton yang akan mampu menggantikan aspal minyak impor sebesar 1 juta ton per tahun tersebut hanyalah aspal Buton dalam bentuk aspal Buton ekstraksi. Oleh karena itu Pak Jokowi dapat menginstruksikan kepada semua Kementerian terkait untuk mencari dan mendapatkan Teknologi ekstraksi aspal Buton yang paling handal, ekonomis, dan ramah lingkungan.

3. Untuk membangun Pabrik Ekstraksi Aspal Buton dibutuhkan dana investasi. Oleh karena itu Pak Jokowi dapat menginstruksikan kepada Menteri Investasi untuk mencari dan mendapatkan Investor yang akan mendukung pembangunan Pabrik-pabrik Ekstraksi Aspal Buton ini.

4. Untuk memproduksi 1 juta ton per tahun aspal Buton ekstraksi diperlukan bahan baku batuan aspal Buton sebanyak 5 juta ton per tahun. Dengan asumsi kandungan bitumen rata-rata adalah 20%. Oleh karena itu Pak Jokowi dapat menginstruksikan kepada Menteri ESDM untuk segera melakukan survei dan eksplorasi guna mencari cadangan dan deposit aspal Buton yang baru di daerah-daerah Pulau Buton dan sekitarnya.

5. Sesuai dengan rekomendasi dari Bapak Ahmad Redi, seorang Pakar Hukum Pertambangan dari Universitas Tarumanegara, Pak Jokowi dapat menunjuk Perusahaan BUMN untuk mengelola aspal Buton. Dan perusahaan BUMN yang sudah siap dan paling tepat untuk ditunjuk untuk mengelola aspal Buton adalah PT Pertamina (Persero). Karena PT Pertamina (Persero) selama ini sudah berpengalaman memproduksi aspal minyak.

Dari ke 5 faktor rekomendasi di atas yang perlu mendapatkan perhatian yang lebih dan sangat serius dari Pak Jokowi adalah butir ke 3. Yaitu mengenai dari mana dana investasi untuk pembangunan Pabrik-pabrik Ekstraksi aspal Buton ini akan diperoleh. Biasanya untuk mendanai Proyek-proyek di dalam negeri, pemerintah selalu mencari dana investasi dari luar negeri. Namun sesuai dengan semangat butir ke 1 di atas mengenai “Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia” yang baru dicanangkan oleh Pak Jokowi, alangkah bangganya rakyat Indonesia apabila pembangunan Pabrik-pabrik Ekstraksi Aspal Buton ini akan dapat dipenuhi dari dana investasi dalam negeri. Salah satu kemungkinannya adalah dengan mengkoordinasi dana bersama atau crowd fund dari beberapa Perusahan-perusahaan di dalam negeri. KADIN sebagai organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian dapat menjadikan momentum bersejarah ini sebagai upaya terobosan yang inovatif untuk mengembangkan potensi dalam negeri.

Fenomena aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor ini adalah sangat unik. Aspal Buton sudah berusia hampir 1 abad, tetapi mirisnya aspal Buton masih belum juga mampu menggantikan aspal minyak impor. Apabila kita meyakini bahwa potensi aspal alam Buton adalah sangat luar biasa besar untuk dapat menggantikan aspal minyak impor. Tetapi mengapa minat para Investor untuk berinvestasi di bidang pembangunan dan pengembangan industri aspal Buton adalah sangat rendah? Khususnya para Investor dalam negeri. Oleh karena itu fenomena menarik ini mungkin dapat dijadikan sebagai bahan Studi Kasus untuk penelitian Tugas Akhir bagi para Mahasiswa Pasca Sarjana di bidang Ekonomi - Politik. Hal ini diduga keras karena ada kaitannya dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang selama ini masih gemar sekali melakukan impor aspal minyak. Kesungguhan dan ketulusan hati pemerintah untuk serius menggantikan aspal minyak impor dengan aspal Buton masih diragukan dan selalu dipertanyakan. Dimana sebenarnya peranan Pak Jokowi untuk meyakinkan para Investor agar mau segera berinvestasi di bidang industri aspal Buton?. Mungkin hal ini adalah Pekerjaan Rumah bagi Menteri Investasi untuk mencaritahu kebenaran dari fenomena anomali ini, dan merekomendasikan solusi terbaik kepada Pak Jokowi. 

Mengkaji ke 5 faktor rekomendasi di atas untuk mewujudkan aspal Buton akan mampu menggantikan aspal minyak impor di dalam era pemerintahan Pak Jokowi yang tersisa tinggal 3 tahun lagi kelihatannya tidaklah akan terlalu sulit untuk dapat dilaksanakan oleh Pak Jokowi. Mengapa ? Karena Pak Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia yang memiliki kekuasaan tertinggi di negara ini, dan dibantu oleh para Menteri. Maka seyogyanya rekomendasi ini adalah sesuatu hal yang sangat sederhana, mudah dan kecil dibandingkan dengan masalah-masalah lain yang sangat jauh lebih rumit, ruwet, dan kompleks.

Masa pemerintahan Pak Jokowi tersisa tinggal 3 tahun lagi. Sudah tiba saatnya bagi Pak Jokowi untuk merenung, melakukan introspeksi diri dan evaluasi. Janji-janji dan instruksi-instruksi apa saja yang sudah pernah diucapkannya selama 7 tahun pemerintahan Pak Jokowi, tetapi yang sampai hari ini masih belum juga mampu Pak Jokowi wujudkan. Janji adalah hutang yang akan diminta pertanggung jawaban di akhirat nanti. Oleh karena itu masalah ini harus ditanggapi oleh Pak Jokowi secara sangat serius, mumpung masih diberi kesempatan.

Seandainya saja aspal Buton nanti akan mampu menggantikan aspal minyak impor di dalam era pemerintahan Pak Jokowi, mampukah Pak Jokowi membayangkan betapa bahagianya seluruh rakyat yang tinggal di Pulau Buton dan seluruh rakyat Indonesia? Apabila Pak Jokowi mampu membayangkannya dengan penuh keyakinan, maka buatlah Sejarah aspal Buton. Bukanlah hanya sekedar membuat Cerita. Ada orang Bijak yang mengatakan bahwa apabila kita bisa membayangkan dengan jelas mengenai sesuatu yang akan terjadi di masa depan, maka sesuatu itu akan benar-benar terjadi. Mudah-mudahan saja sesuatu itu adalah aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor. Semoga saja Pak Jokowi membaca tulisan ini. 

Ikuti tulisan menarik Indrato Sumantoro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB

Terkini

Terpopuler

Taman Pecinta

Oleh: Wahyu Kurniawan

Senin, 29 April 2024 12:26 WIB