x

Iklan

sangpemikir

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Oktober 2021

Jumat, 12 November 2021 08:50 WIB

Bermula dari Geregetan, Ayi Asmita Ajak Warga Jadikan Sampah Tanggung Jawab Bersama

Lingkungan tempat kita tinggal merupakan cerminan bagaimana kita hidup dan peduli akan kesehatan. Bagi Ayi Asmita, menjaga lingkungan harus dimulai dari diri sendiri, lalu bergerak bersama agar dampaknya luar biasa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bagaimana usaha Ayi Asmita menggerakkan warga? Lalu, seperti apa suka duka Ayi sebagai penggerak literasi di bidang pemberdayaan lingkungan? Simak ulasannya berikut ini.

Ayi Sasmita tanpa lelah mengedukasi warga tentang kebiasaan memperlakukan sampah, salah satunya dengan mendirikan bank sampah dan membuat slogan SAMTAMA yang kepanjangannya adalah Sampah Tanggung Jawab Bersama.

Dimulai dari rasa geregetan terkait masalah sampah di lingkungan tinggalnya, Ayi Asmita tergerak berbuat aksi hidup baik. Terlebih, saat itu Ibu Ayi berperan sebagai ketua RW di kawasan Rawasari, Jakarta Pusat tahun 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ayi sadar, mengubah lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri. Ia melibatkan dan menggerakkan seluruh elemen di wilayah tersebut untuk mengatasi permasalahan sampah, yang ternyata didukung penuh oleh sang suami.

Langkah yang dilakukan Ayi, antara lain dengan mengurangi sampah organik dengan cara mengumpulkan setiap hari, memberdayakan magot (binatang kecil), memanfaatkan sampah untuk daur ulang, mengajak warga budidaya lele di dalam ember, dan mengaktifkan pertanian kota yang hasilnya bisa untuk dimanfaatkan sendiri atau dijual.

"Berawal dari tahun 2017, saya melihat tumpukan sampah di jalan Perpustakaan Negara V, dari situ saya menerapkan sampah pilah, yaitu dengan pengurangan sampah organik dengan magot dan bank sampah," kata Ayi seperti yang dikutip dari Kanal YouTube Ibu Ibukota.

Sebelum menikmati hasilnya saat ini, Ayi menggambarkan alur pengambilan sampah di wilayahnya dimuali dari setiap hari tenaga kebersihan yang berjumlah empat orang berkeliling ke seluruh wilayah mengambil semua sampah dan akhirnya menumpuk. Rata-rata perhari bisa sampai 20 gerobak. Lalu, ketika Ayi sudah belajar cara memilah sampah, semua program di atas sudah bisa dilakukan dengan lancar, jumlah sampah yang dikirim ke bantar gebang sudah sangat berkurang jauh di bawahnya.

Berbicara kendala dan tantangan dalam melakukan gerakan tersebut pasti ada, tetapi Ayi yakin dengan niat dirinya bisa mewujudkan keinginan yang lebih baik lagi. Contohnya adalah ketika mengajarkan kepada warga dan memberi edukasi.

"Yah namanya juga bergerak pasti ada yang tidak senang, mereka ada yang berpikir saya ini cerewet, ngapain sih ngurusin soal sampah," seloroh Ayi.

Meskipun tidak mudah untuk mengajak masyarakat agar tertib membuang sampah, tetapi Ai pantang menyerah. Saat menjadi ibu RT, Ayi cukup didengarkan oleh warganya, apalagi ketika kemudian ia dipilih sebagai ketua RW tahun 2017, ia bisa membujuk warganya agar tertib membuang sampah.

Usaha yang dilakukan untuk memberi edukasi dimulai dari mensosialisasikan door to door ke rumah warga, lalu memberi contoh dengan memumungut sampah dan menyapu sampah di jalan. Memang, diakui Ayi, pada awal pembentukan program tersebut terasa berat karena warga bingung bagaimana memilah sampah. Akhirnya Ayi dibantu RT membuat tutorial bagaimana memilah sampah.

Uniknya, Ayi juga melakukan koordinasi dengan ketua RT kalau ada yang meminta tanda tangan minta tolong ditanya dulu apakah sudah melakukan kerja bakti, ikut sampah pilah, dan ada penghijauan di rumah. "Bukan bermaksud menghambat, tetapi hal itu menjadi salah satu cara efektif untuk mengedukasi warga, yang efeknya ternyata bikin warga juga semakin tertarik." ucapnya.

Selama melakukan gerakan perbaikan lingkungan, Ai mengakui punya pengalaman yang tidak terlupakan. "Waktu itu saya sedang berjalan mau kondangan ketemu orang di jalan mengendarai motor sambil membawa sampah dan membuangnya sembarangan, lalu saya langsung lepas sepatu dan saya kejar," ungkapnya.

Melalui cerita Ayi, kita jadi tahu betapa pentingnya edukasi dan konsistensi dalam mengajak orang bergerak menjaga lingkungan dan menggerakkan hidup sehat bebas sampah. Kita juga bisa mengikuti langkah Ayi dimulai dari diri kita sendiri.

Ikuti tulisan menarik sangpemikir lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler