x

Masa Depan Batik sebagai Warisan Budaya Indonesia

Iklan

Zalafeta Adela Firdy

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 November 2021

Rabu, 17 November 2021 05:45 WIB

Masa Depan Batik sebagai Warisan Budaya Indonesia

Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki ciri khas dengan motif yang menarik. Sebagai warisan budaya, batik telah dikenal lama di berbagai daerah. Batik tidak hanya dikenal dan popular di kalangan masyarakat Indonesia, tetapi juga terkenal di kalangan masyarakat dunia. Batik mampu menembus pasar mancanegara, seperti Eropa, Asia, Australia, Amerika, dan Afrika.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki ciri khas dengan motif yang menarik. Sebagai warisan budaya, batik telah dikenal lama di berbagai daerah. Batik tidak hanya dikenal dan popular di kalangan masyarakat Indonesia, tetapi juga terkenal di kalangan masyarakat dunia. Batik mampu menembus pasar mancanegara, seperti Eropa, Asia, Australia, Amerika, dan Afrika. Pada umumnya, batik dieskpor dalam bentuk kain panjang, busana wanita hingga kemeja. Selain itu, batik juga dipasarkan dalam wujud sarung bantal, taplak meja, dan sebagainya. Perkembangan batik di zaman sekarang tidak lepas dari tren fashion. Kini, memakai batik tidak lagi dipandang kuno. Berbagai motif batik modern menjadi pilihan kaum milenial.

Berkembangnya batik yang semakin dikenal oleh masyarakat dunia juga dapat menimbulkan berbagai masalah yang harus dihadapi. Masalah pertama, baru-baru ini masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan pengakuan negara Malaysia terhadap batik. Pengakuan tersebut ditulis oleh Miss World Malaysia 2021, Lavanya Sivaji pada keterangan unggahan di Instagramnya, “Bagi saya kain batik melambangkan keanekaragaman di antara orang Malaysia, dengan berbagai warna, cetakan & desainnya. Oleh karena itu, saya mempersembahkan gaun malam saya untuk Miss World Malaysia 2021 buatan kain batik Malaysia”. Hal tersebut memicu kontroversi dan kemarahan publik. Masalah kedua, yaitu kurangnya minat generasi muda untuk meneruskan tradisi membuat batik, terutama batik tulis. Generasi muda dinilai belum bisa membedakan antara batik tulis dan printing (cetak). Saat memakai batik mereka juga tidak peduli apakah itu batik tulis atau printing (cetak). Berbagai masalah tersebut bisa mengakibatkan turunnya eksistensi batik di masa depan.

Dari berbagai masalah tersebut menunjukkan kurangnya wawasan masyarakat terkait batik Indonesia. Masyarakat Indonesia harus memiliki wawasan terkait batik, seperti sejarah batik dan makna dari motif batik. Menurut Prayitno (2020:6), kata batik berasal dari bahasa Jawa yaitu “Amba” yang berarti menulis dan “titik”. Menurut Lestari (2012:2), di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit dan menjadi sangat popular akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan sampai awal abad XX adalah batik tulis, sedangkan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an. Kehadiran batik di Jawa sendiri tidak tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa teknik batik tersebut kemungkinan diperkenalkan dari India atau Sri Lanka pada abad ke-6 atau ke-7.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Lestari (2012:3), batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia khususnya Jawa sejak lama. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun-temurun sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Mengutip dari Kemenkumham.go.id, bagi orang Indonesia, batik sudah tidak lagi asing. Selembar kain batik bukan hanya indah dipandang, tetapi juga menyimpan sejarah panjang dibaliknya, dari budaya, perseteruan, dan tingkat kehormatan. Kerajinan batik tersebut akhirnya didaftarkan oleh pemerintah sebagai warisan budaya milik bangsa Indonesia ke UNESCO. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah pengakuan budaya dari negara manapun. Pada 2 Oktober 2009, UNESCO menetapkan batik sebagai warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) dalam sidang ke-4 di Abu Dhabi.

Maka dari itu, untuk menghadapi dan meminimalisir masalah yang terjadi, seperti pengakuan budaya batik oleh negara lain dan kurangnya minat generasi muda untuk meneruskan tradisi membuat batik diperlukan upaya yang serius, baik dari pemerintah Indonesia maupun generasi penerus bangsa. Untuk melestarikan dan mempertahankan eksistensi batik di masa depan dapat dilakukan dengan berbagai upaya. Pertama, mengubah sudut pandang terhadap batik. Paradigma masyarakat harus diubah agar tidak menganggap batik hanya pantas digunakan untuk acara formal saja. Pada zaman sekarang, sudah banyak batik yang didesain dengan model yang santai sehingga cocok untuk dipakai kalangan muda di acara nonformal.

Kedua, bangga dan cinta menggunakan batik. Hal tersebut merupakan cara paling mudah untuk melestarikan batik. Generasi muda sudah seharusnya bangga saat memakai baju batik dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda yang menggunakan batik, maka secara tidak langsung mereka turut terlibat mempromosikan batik kepada orang lain.

Ketiga, memperkenalkan batik ke pasar internasional yang bertujuan untuk memberikan informasi bahwa batik adalah budaya asli milik Indonesia. Sehingga warga negara asing bisa lebih mengetahui sejarah dan macam-macam motif batik dari daerah di Indonesia. Cara yang bisa dilakukan untuk memperkenalkan batik adalah dengan mengikutsertakan batik dalam promosi atau pameran barang internasional sehingga warga negara asing juga bisa mengenal batik.

Keempat, melibatkan generasi muda dalam pelestarian batik. Salah satu hal yang sudah menjadi rahasia umum adalah produksi batik umumnya dilakukan oleh orang-orang tua yang sudah berumur. Apabila hal tersebut terus dibiarkan, maka tidak akan ada anak muda yang akan meneruskan kesenian membatik. Generasi muda memiliki peran yang penting dalam mempertahankan eksistensi batik di Indonesia karena mereka merupakan generasi penerus bangsa yang bertugas untuk melestarikan kebudayaan Indonesia.

Kelima, pemerintah memberikan dukungan kepada pelaku bisnis batik. Para pebisnis batik adalah produsen, distributor, dan pedagang. Mereka berperan penting dalam proses pengadaan batik sehingga membutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah. Pemerintah dapat membantu dengan cara memasarkan produk batik hingga mancanegara. Dengan begitu, pemerintah telah melakukan langkah besar untuk melestarikan batik. Selain itu, generasi muda juga bisa mempelajari makna filosofis batik. Motif dari setiap daerah memiliki makna yang berbeda. Mereka bisa mempelajari dan mengidentifikasi makna motif dari masing-masing daerah. Hal tersebut merupakan kontribusi dalam pelestarian nilai-nilai luhur batik.

Dengan berbagai upaya tersebut diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan, seperti pengakuan budaya batik oleh negara lain dan kurangnya minat generasi muda untuk meneruskan tradisi membuat batik. Permasalahan tersebut diharapkan tidak akan terjadi lagi. Sebab, wawasan mengenai batik dan penetapan batik oleh UNESCO sebagai warisan dunia dapat diketahui masyarakat secara lebih luas. Jadi, sebagai generasi muda harus bangga atas diakuinya batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Para generasi muda harus ikut melestarikan batik, baik melindungi batik dari ancaman klaim negara lain, mengembangkan corak atau motif dan mode mengikuti gaya kekinian tanpa mengubah nilai-nilai dasarnya, serta menggunakan batik di kehidupan sehari-hari. Apabila masyarakat sudah mengetahui terkait hal tersebut secara tidak langsung masyarakat akan mempromosikan batik secara lebih luas lagi. Dengan begitu, eksistensi batik akan tetap bertahan di masa depan.

Ikuti tulisan menarik Zalafeta Adela Firdy lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu