x

Iklan

Amanda Khairunissa Yunus

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 24 November 2021

Rabu, 24 November 2021 20:50 WIB

Mohammad Yamin adalah Teladan Falsafah Minangkabau?

Mohammad Yamin dikenal sebagai tokoh kemerdekaan Indonesia yang cerdas dan berani. Yamin merupakan anak kelahiran Talawi, Sumatera Barat yang ternyata sangat menjunjung tinggi nilai-nilai falsafah minangkabau. Melihat riwayat jasa dan karir beliau, tentu merupakan hal yang cerdas jika kita mengetahui dan menerapkan nilai-nilai teladan dari sosok Moh. Yamin ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mohammad Yamin merupakan tokoh yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Dari sejak menduduki bangku pendidikan sekolah dasar, kita kerap kali menemukan nama 'Mohammad Yamin' baik dari buku IPS maupun PPKn atau kini kerap juga disebut pelajaran Kewarganegaraan. Lantas, siapa sih Mohammad Yamin ini? Mohammad Yamin ialah tokoh kemerdekaan Indonesia yang sangat berjasa. Beliau bahkan memperoleh gelar sebagai 'Pahlawan Nasional Indonesia'. Beliau memiliki keberanian dan keteguhan dalam membantu membangun Indonesia merdeka nan jaya.

Mengilas biografi Mohammad Yamin ini, beliau merupakan keturunan Minangkabau terutama dari Talawi, Sumatera Barat. Yamin memiliki jumlah saudara yang cukup banyak yaitu berjumlah lima belas saudara dan menjadi enam belas bersaudara dengan Yamin. Namun, meskipun demikian namun ia dan para saudaranya mendapatkan dukungan penuh untuk memperjuangkan mimpi-mimpinya. Hal ini terbukti dengan banyaknya prestasi yang dimiliki oleh Yamin dan juga dari saudara-saudaranya seperti Mohammad Yaman sebagai seorang pendidik yang cerdas, Djamaluddin Adinegoro yang menjadi seorang wartawan terkemuka, serta Ramana Usman yang menjadi pelopor korps diplomatik Indonesia. Fakta kecerdasan Yamin dan para saudaranya ini membuktikan bahwa orangtua Yamin dapat dikatakan memiliki didikan yang baik terhadap anak-anaknya.

Kedua orangtua Yamin merupakan orang asli Minangkabau, terutama asli Talawi dan Padang Panjang Sumatera Barat. Keberhasilan anak-anaknya, termasuk Yamin, merupakan hasil dari didikan orangtuanya dan nilai-nilai falsafah Minangkabau yang dimiliki oleh orangtuanya sebagai 'urang minang'.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mohammad Yamin bersekolah dasar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Palembang, kemudian Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta, lalu berkuliah di Rechtshoogeschool te Batavia), dan berhasil mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Sarjana Hukum) pada tahun 1932. Mohammad Yamin memulai karirnya sebagai seorang penulis pada dekade 1920-an dimana karya-karyanya ditulis menggunakan bahasa Melayu dalam jurnal Jong Sumatra, yang merupakan sebuah jurnal berbahasa Belanda pada tahun 1920 yang cukup terkenal pada masa itu. Di bidang politik beliau telah aktif dari sejak ia masih di jenjang mahasiswa dimana beliau bergabung dalam organisasi Jong Sumatranen Bond dan menyusun ikrah Sumpah Pemuda yang terpilih untuk dibacakan pada Kongres Pemuda II yang di dalamnya terdapat Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional Indonesia. Pada era penjajahan, semasa pendudukan Jepang, Yamin dengan berani mengikuti Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA), sebagai usaha memerdekakan Indonesia dengan memanfaatkan keahlian dialognya dalam mengelabui tentara Jepang. Pada tahun 1945, Yamin terpilih menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan beliau sangat berperan dalam perancangan pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Bahkan ketika Indonesia sudah merdeka pun, beliau tetap aktif dalam usaha membangun Indonesia seperti dengan menjabat tiga kali sebagai menteri dalam kabinet yang berbeda-beda yaitu Menteri Kehakiman (1951), Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (1952-1955), dan Menteri Sosial (1959). Prestasi beliau memang mencerminkan kegigihan dan kecerdasan beliau sebagai bangsa Indonesia dan sebagai 'urang minang'.

Dari biografi Moh. Yamin tersebut, beliau dapat kita pandang sebagai sosok yang terlatih ‘merantau’ dari sejak beliau di pendidikan dasar. Dari riwayat pendidikan dan ‘perantauan’ beliau, Moh. Yamin merupakan sosok yang tekun dan giat belajar menuntu ilmu. Hal ini selaras dengan pepatah Minangkabau yaitu “Karatau madang di ulu, Babuah babungo balun. Marantau Bujang daulu, Di rumah baguno balun” yang artinya bahwa jika ingin menjadi sosok yang berguna bagi keluarga dan kaum sesemaka merantaulah hingga bisa mengangkat derajat keluarga maupun kaum. Menganalisis falsafah minangkabau ketika Moh. Yamin mencetuskan bahasa kesatuan yaitu bahasa Indonesia, yang mencerminkan bahwa Moh. Yamin menggunakan nilai “alam takambang jadi guru” dimana Moh. Yamin peka terhadap keadaan bangsa Indonesia pada saat itu yang sedang dalam proses integrasi. Perjuangan beliau dalam memerdekakan Indonesia juga cerminan dari nilai kompetitif falsafah minangkabau yaitu adanya anugerah kesetaraan dari Allah SWT, maka kita dituntut untuk “malawan dunia urang” yang dalam artiannya seseorang individu dituntut untuk memiliki semangat dan prinsip “jika orang lain bisa maka saya pun bisa”, yang kemudian mencerminkan bagaimana beliau menjadi gigih dalam perjuangannya.

Nilai-nilai falsafah Minangkabau yang tercermin dari Mohammad Yamin berdasarkan biografi beliau di atas ialah:

1. Nilai Marantau

Terdapat pepatah Minangkabau yaitu “Karatau madang di ulu, Babuah babungo balun. Marantau Bujang daulu, Di rumah baguno balun” yang artinya bahwa jika ingin menjadi sosok yang berguna bagi keluarga dan kaum sesemaka merantaulah hingga bisa mengangkat derajat keluarga maupun kaum. Moh. Yamin sangat peka dengan keadaan Indonesia saat itu, sehingga mendorong dirinya untuk segera melakukan sesuatu agar Indonesia tidak lagi dijajah oleh para penjajah. Dorongan tersebut beliau realisasikan dengan merantau dari sejak beliau di bangku Sekolah Dasar. Seperti yang telah dijelaskan, bahwa Yamin dari kecil sudah berani untuk merantau ke Palembang untuk mendapatkan pendidikan yang akan membekali perjuangannya. Dari keberanian merantau Yamin hingga berhasilnya Yamin dalam memerdekakan Indonesia bersama para pahlawan bangsa lainnya telah membuktikan bahwa untuk mengangkat derajat kaumnya, maka diperlukan perjuangan merantau.

2. Nilai "Alam takambang, jadikan guru"

Memandang kesukaan Yamin dengan sastra dan bahasa serta bagaimana beliau peduli dengan bahasa nasional hingga akhirnya mencetuskan Bahasa Indonesia di ikrar Sumpah Pemuda yang ia buat, membuktikan adanya nilai "Alam takambang jadikan guru" pada pola pikir Yamin. "Alam takambang jadi guru" berarti bahwa cara pandang dan cara berpikir yang dimiliki oleh 'urang minang' haruslah bersumber dan bertujuan untuk alam. Kepekaan Yamin dengan kesulitan komunikasi bahasa masyarakat Indonesia inilah yang mencerminkan nilai falsafah ini.

3. Nilai "Malawan dunia urang”

Minangkabau mengajarkan keberanian dan kegigihan agar bisa survive dalam menghadapi kehidupan terutama kehidupan merantau. "Malawan dunia urang" yang artinya melawan dunia yang di lingkungan orang lain ini tercermin dari kegigihan Yamin yang berani untuk masuk ke dalam PUTERA meskipun nyawanya yang menjadi taruhannya pada saat itu. Namun, tekad Yamin yang gagah berani tersebut menjadikan keberaniannya 'terbayar' dengan berhasilnya ia dan para pahlawan Indonesia dalam memerdekakan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Dari ketiga nilai falsafah Minangkabau yang tercermin dari perilaku dan perjuangan Mohammad Yamin dan bagaimana nilai-nilai Falsafah Minang tersebut benar-benar membawa keberhasilan terhadap Yamin dan Indonesia, menjadi bukti bahwa nilai-nilai falsafah minangkabau ini penting untuk diketahui, dipelajari, dan diterapkan di kehidupan sehari-hari. Dari Yamin, kita belajar bahwa nilai-nilai adat itu sangat berperan penting dalam kehidupan kita. Untuk itu, sebagai generasi bangsa, tidak ada salahnya jika kita memperkaya ilmu dan keberanian kita dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan akan semakin baik lagi.

Ikuti tulisan menarik Amanda Khairunissa Yunus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu