x

Foto ini saya adalah foto Hari Pendidikan Nasional

Iklan

Main Ngadi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Rabu, 24 November 2021 21:11 WIB

Terima Kasih Covid-19

Terima Kasih Ccovi-19 berakt kau guruku mulai mahir dalam mengotak atik leptop Terima Kasih Covid-19 Berakat kau Guruku Hebat dalam membuuat Vidio Pembelajaran

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Terima Kasih Covid-19

Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan terutama di dunia. Banyak negara memutuskan untuk menutup sekolah, perguruan tinggi dan universitas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi gusar dengan adanya fakta tersebut. Organisasi Internasional yang bermarkas di New York, AS, itu menangkap bahwa pendidikan menjadi salah satu sektor yang begitu terdampak oleh virus corona. Parahnya lagi, hal itu terjadi dalam tempo yang cepat dan skala yang luas. Berdasarkan laporan ABC News 7 Maret 2020, penutupan sekolah terjadi di lebih dari puluhan negara karena wabah COVID-19. Menurut data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), setidaknya ada 290,5 juta siswa di seluruh dunia yang aktivitas belajarnya menjadi terganggu akibat sekolah yang ditutup.[1]

Virus Corona (Covid-19) yang melanda sebagian besar negara di dunia membuat umat manusia berada dalam kesedihan dan kecemasan mendalam.1 Social distancing atau yang biasa pula disebut sebagai pembatasan jarak sosial maupun physical distansing atau pembatasan jarak fisik telah sedemikian ripa dirancang demi mengurangi interaksi langsung antara masyarakat luas, karena setiap individu berpotensi sebagai carrier atau yang menularkan virus bahkan menjadi pasien tertular tanpa gejala. Hal ini sangatlah berbahaya mengingat penularan virus tersebut tergolong mudah yaitu dengan berbagai macam kontak fisik. Namun hal ini masih diupayakan pencegahannya. Salah satunya adalah yang juga diterapkan oleh Indonesia yaitu himbauan untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan juga tidak meramaikan tempat peribadatan.[2]

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada masa pandemic Covid-19, sejumlah akademisi telah menerbitkan karya ilmiah mengenai sistem Work from Home (WFH). Istilah Work From Home pertama kali dikenal sejak menyebarnya virus SARS-CoV-2. Beberapa menjelaskan dengan rinci mengenai pembelajaran online saat ini. Pada masa Work From Home (WFH), seluruh tingkatan 

pendidikan mulai dari dasar hingga pendidikan tinggi perlu melakukan penguatan pembelajaran secara daring. Sebenarnya pembelajaran model ini bukan hal yang benar-benar baru. Belajar dengan media internet telah menjadi wacana anjuran dunia pendidikan selama beberapa tahun belakangan.[1].

Saat ini di Indonesia, beberapa kampus dan sekolah Sekolah mulai menerapkan kebijakan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh atau kuliah online. Semua orang lantas mengambil jarak demi memutus rantai penularan COVID-19. Tempat-tempat ibadah kini mulai sepi, agenda-agenda massa dihilangkan, karena SARS-CoV-2 pula istilah ‘Work From Home’(WFH) jadi melejit. Belum cukup, sekolah dan kampus ikut didaringkan. Lengkap sudah, virus corona juga memberikan dampak serius di sektor pendidikan, baik di Indonesia maupun secara global. pemerintah mengumumkan Ujian Nasional (UN) di tahun ini resmi ditiadakan. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). [2]

Pemerintah telah meniadakan Ujian Nasional (UN) untuk tahun 2020. Tenaga dan peserta didik di seluruh dunia merasakan betul dampak yang luar biasa dari wabah virus corona yang pertama kali muncul di China. Akibat pandemi yang sudah menyebar ke 156 negara itu, banyak sekolah-sekolah terpaksa diliburkan dan diberlakukan pembelajaran jarak jauh.[3]

Hal ini disebabkan karena cara belajar secara langsung atau yang biasa dikatakan tatap muka dirasa tertinggal zaman dan dianggap sebagai model pembelajaran yang kurang maju, sehingga diusunglah wacana pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi informasi modern, seperti menggunakan smartphone, internet dan berbagai aplikasi pendukung sistem daring masa kini.

Akan tetapi, hal ini mendapat berbagai komentar dan sanggahan berdasarkan hal-hal yang terjadi dilapangan. Banyak kendala dihadapi oleh pihak sekolah, guru maupun siswi dan para orang tua. Salah satunya kebiasaan anak yang lebih fokus belajar saat dihadiri 

langsung dan mendengarkan penjelasan guru. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, melihat proses dan kinerja pembelajaran yang dilakukan oleh para guru juga belum bisa dikatakan maksimal dikarenakan berbagai halangan.

Meskipun fasilitas pengajarannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkinerja baik, maka mustahil akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal. Pada hakikatnya, kinerja guru ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal individu yang bersangkutan. Hal ini adalah salah satu faktor eksternal yang dialami para guru, tetapi secara professional sang guru tetaplah guru yang harus bisa mengerahkan seluruh kemampuannya saat mentransfer pelajaran.

Profesi guru telah disebutkan dalam UU Nomor 14 tahun 2005 Bab 1 Pasal 1. Undang- undang tersebut menuliskan bahwa guru adalah pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan juga mengevaluasi peserta didik baik itu pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, maupun pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.10 Ini artinya seorang guru memiliki peran penting dalam menyukseskan pendidikan khususnya di Indonesia. Karena kualitas seorang guru sangat berkaitan erat dengan kualitas pendidikan di suatu Negara. Dengan kata lain, guru merupakan ujung tombak untuk meningkatkan kualitas layanan dan hasil pendidikan. Dalam berbagai literature juga banyak disebutkan bahwa kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan dengan kualitas guru.

Guru merupakan garda terdepan dalam pengembangan diri anak dengan memberikan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan serta pembentukan kepribadian. Maka guru memiliki tuntutan untuk mempersiapkan segenap kemampuannya demi melaksanakan pendidikan dan bimbingan kepada anak didiknya di masa pandemic covid 19. Guru harus memiliki berbagai kemampuan dalam kegiatan pembelajaran di antaranya adalah kemampuan profesional yang meliputi penguasaan materi pembelajaran, strategi pembelajaran, penguasaan metode, penguasaan bimbingan dan penyuluhan serta penguasaan evaluasi pembelajaran yang semuanya dilaksanakan secara daring atau dari rumah. Tujuan pendidikan akan dapat tercapai dan terlaksana apabila seorang guru bekerja secara sungguh-sungguh, rajin, dan dengan sepenuh hati.[1]

Media daring sangat memberikan dampak terhadap kinerja guru dalam mengajar. Empat kemampuan (profesionalitas) guru, penguasaan materi dan sikap guru diuji secara ‘paksa’ saat masa pandemi Covid-19 terjadi. SMAN 1 Bolangitang Timur merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang menerapkan pembelajaran daring (online) kepada para siswanya. Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, SMA merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar, yaitu Sekolah Menengah selama 3 tahun waktu tempuh pendidikan.

Terima Kasih Ccovi-19 berakt kau guruku mulai mahir dalam mengotak atik leptop

Terima KAsih Covid-19 Berakat kau Guruku Hebat dalam membuuat Vidio Pembelajaran

Berkat kau covid guruku paham bagaimana merdeka belajar 

 

 

 

 

Daftar Referensi

[1] Suci Rokhani Cicilia Tri, “Pengaruh Work From Home (WFH) Terhadap Kinerja Guru SD Negeri Dengkek 01 Pati Selama Masa Pandemi Covid-19,” EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling 2, no. 1 (2020): 424–437.

[2] Alwi1 and Sugiono, “Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar.”

[3] Titin Eka Ardiana, “Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Akuntansi Smk Di Kota Madiun,” Jurnal Akuntansi Dan Pajak 17, no. 02 (2017): 14–23.

[1] Muhammad Alwi1 and Edi Sugiono, “Studi Eksploratif Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar” 15, no. 2 (2019): 98–112.

[2] Sarah Busyra and Lutfiah Sani, “Kinerja Mengajar Dengan Sistem Work From Home (WFH) Pada Guru Di SMK Purnawarman Purwakarta,IQ (Ilmu Al-qur’an): Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 01 (2020): 1–16.

Ikuti tulisan menarik Main Ngadi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler