x

laptop

Iklan

Dr. Asep Totoh,SE.,MM

Guru SMK Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 28 November 2021 14:49 WIB

Guru Hebat Menginpirasi dengan Menulis

“Menulis hebat itu bukan karena kehebatannya melainkan karena keinginannya untuk menuliskan pemikirannya. Suyatno (2015)"

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Era industri 4.0 tidak lain adalah mengintegrasikan dunia online dengan produksi industri, saat ini penerapannya antara lain: digital printing 3D, router, Internet of Things (IoT), smart factory, robotika hingga inovasi sistem produksi barang dan jasa terintegrasi teknologi informasi dan komputer (TIK). Dampaknya nyata adalah beberapa bidang pekerjaan hilang dan muncul juga bidang pekerjaan baru, profesi menulis tidak termasuk deretan profesi yang akan hilang di masa depan.

Profesi penulis diyakini tidak akan tergerus perubahan zaman yang dipengaruhi revolusi industri 4.0, kendati penetrasi teknologi dan internet akan semakin masif penulis masih akan berperan strategis dalam beragam jenis pekerjaan.

Menengok kepiawaian para tokoh dalam menulis telah berhasil menciptakan sebuah mahakarya sejarah masa lalu yang bisa diputar kembali pada zaman ini. Semisal, Imam Al-Ghazali dengan Ihya Ulumuddin, Imam Malik dengan Al-Muwattha, Imam Syafie dengan Al-Umm dan lain-lain. Masih ingat di tahun 2005?, Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Buku ini tercatat sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah. Kemudian di adaptasi menjadi sebuah film di tahun 2008 dengan judul yang sama, menjadi kisah inspiratif bagi kita dan kitapun menjadi ikut menikmati semangat masa kecil anggota sepuluh laskar pelangi.

Dalam gerakan literasi bagi seorang guru salah satu intinya menjadi penting dimana terdapat makna dan hakikat dari menulis. Banyak manfaat dari menulis dan menjadi penulis, ketika seorang guru menulis maka saat itu sedang melakukan rangkaian proses yang setidaknya terdiri dari tiga hal yaitu membaca, merenung, dan menulis.

Dimana ketiga rangkaian itu ialah keterampilan dan karakter yang melekat pada diri si penulis. Pertama, berkaitan kemampuan membaca artinya guru selain membaca buku juga akan membaca pengalaman, membaca fenomena yang terjadi dalam kehidupan. Semakin sering keterampilan membaca diasah, semakin banyak bahan yang dapat ditulis.

Kedua, menyangkut kemampuan merenung memikirkan sesuatu. Dalam bahasa psikologi kapasitas itu disebut deep thinking, kesanggupan untuk berpikir mendalam. Apa pun yang dibaca diamati dan dialami selalu dipikirkan secara mendalam, mengapa ini terjadi dan pelajaran apa yang dapat dipetik dari peristiwa itu. Perbedaan kemampuan guru dalam berpikir mendalam itu sangat menentukan seberapa banyak kearifan dan berpikir kirtis yang dapat mereka tunjukkan dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, maupun profesional mereka. Dan Ketiga, adalah kebiasaan menulis. Dalam konteks kebiasaan menulis sesuatu yang pada awalnya dirasakan sulit, bila sudah biasa dikerjakan akan menjadi mudah.

Dan  guru yang rajin menulis akan menjadi sebuah karakter, dan berkaitan dengan karakter guru William Arthur Ward menyampaikan bahwa “guru biasa hanya memberitahu, guru baik menjelaskan, guru yang sangat baik menunjukkan, dan guru hebat menginspirasi.”.

Hemat penulis menyakini kalau rekan-rekan guru yang terbiasa menulis baik di rubrik forum guru, opini atau rubrik lainnya apalagi diberikan wahana menulis seperti di kanal pendidikan Indonesiana.id ini maka disadari atau tidak sudah menjadi guru yang hebat karena diyakini akan menginspirasi murid-muridnya di sekolah atau masyarakat. Kemudian guru yang rajin atau terampil menulis adalah guru yang istimewa, karena tidak setiap guru mampu melakukannya.

Dan jika ini bisa dilakukan maka akan kita jumpai dinamika pengembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa, mengutip pernyataan Suyatno (2015) “Menulis hebat itu bukan karena kehebatannya melainkan karena keinginannya untuk menuliskan pemikirannya”.

 

 

Ikuti tulisan menarik Dr. Asep Totoh,SE.,MM lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler