x

Pemanfaatan Laboratorium Maya Aplikasi Rumah Belajar

Iklan

Raimond William Tuuk

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Selasa, 30 November 2021 14:42 WIB

Penguatan dari Masa Lalu: Belajar Matematika dalam Laboratorium Maya

Kita sudah melewati masa yang bahkan lebih sulit dari pandemi ini dan kita pasti akan berhasil melaluinya. Sebuah pemantik semangat bagi para guru untuk berinovasi dimasa pembelajaran yang sulit ini dengan memanfaatkan sumber belajar berbasis internet karya PUSDATIN KEMDIKBUD: Aplikasi Rumah Belajar fitur Laboratorium Maya. Fitur ini menghadirkan kemerdekaan belajar bagi semua siswa dimana saja dan kapan saja.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

   Covid-19 sejatinya bukanlah satu-satunya tantangan besar yang pernah dialami bangsa ini. Berdasarkan catatan sejarah, bangsa ini sudah melewati berbagai tragedi besar yang mendunia, tragedi yang tidak hanya menghancurkan sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat tetapi juga pendidikannya. Ingat kembali saat perang dunia I, kita sedang dijajah Belanda dan saat perang dunia 2 kita dijajah Jepang. Bagaikan kata pepatah “keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya”. Belum lagi gejolak dalam negeri di masa pasca kemerdekaan, bangsa ini sementara membalut luka-luka bekas penjajahan yang belum sembuh dan fokus pada perekonomiannya. Bidang pendidikan sepertinya belum terlalu prioritas, wajar saja ibarat seorang anak manusia, mana mungkin bisa belajar disaat sedang terluka dan kelaparan? 

   Belajar zaman itu benar-benar terasa sangat berat, beruntunglah mereka yang bisa belajar di sekolah dengan fasilitas yang memadai dan menderitalah mereka yang bahkan memiliki buku tulis pun tidak. Kata orang tua dulu jangankan kertas, menulis di batu pun bisa bahkan daun sekalipun tidak masalah, karena yang utama bagi mereka bukan dimana ilmu itu ditulis tapi dimana ilmu itu tersimpan. Dengan segala keterbatasan itu toh mereka tetap berhasil, tahun demi tahun berlalu dan kita bisa menjadi bangsa yang benar-benar merdeka. Dengan semangat Ketuhanan Yang Maha Esa kita percaya kalau Tuhan menyertai kita dimasa lampau, penyertaan yang sama juga akan tetap berlaku dimasa Pandemi ini. Semangat inilah yang menjadi landasan utama agar kita tetap optimis dalam belajar dan mengajar. Kita sudah melewati masa yang bahkan lebih sulit dari pandemi ini dan kita pasti akan berhasil melaluinya. 

    Beberapa bulan setelah kasus covid-19 pertama kali dilaporkan, dengan alasan melindungi anak-anak dan mengantisipasi cluster sekolah, pemerintah memutuskan untuk menutup aktifitas belajar mengajar di sekolah. Proses belajar-mengajar tetap berlangsung meski tak harus saling bertatap muka dalam kelas. Mulai saat itu munculah kelas-kelas online yang menjadi solusi pembelajaran jarak jauh.  Memang, banyak guru dan siswa merasa tidak nyaman dengan proses pembelajaran seperti ini, wajar saja karena sebagian besar guru di daerah memiliki kualitas internet yang tidak baik atau bahkan tidak memiliki akses internet sama sekali. Belum lagi adanya guru dan siswa yang tidak sepenuhnya menguasai teknologi atau ketersediaan sarana teknologi yang tidak memadai. Begitulah realita Pembelajaran Jarak Jauh yang terjadi dilapangan, kesenjangan teknologi dan akses internet. Masalah ini tentu tidak terlalu signifikan bagi siswa dan guru yang berada di daerah perkotaan dengan akses internet melimpah dan ketersediaan sarana yang lengkap, tapi jika dilihat dari bawah masalah ini benar-benar perlu diperhatikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

   Pembelajaran dimasa pandemi membuat Pusdatin Kemdikbud lebih gencar lagi mengoptimalkan pemanfaatan Aplikasi Rumah Belajar dalam pembelajaran jarak jauh maupun pembelajaran tatap muka terbatas. Aplikasi ini berisi konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sebagai sumber media pembelajaran. Jauh sebelum pandemi aplikasi ini sudah diluncurkan pada tahun 2011 dan sudah diakses oleh lebih dari 14 juta siswa dan guru di seluruh Indonesia baik secara daring maupun luring. Aplikasi rumah belajar merupakan aplikasi yang bisa diakses secara gratis oleh guru dan siswa bahkan semua kalangan dimana saja dan kapan saja.

    Dalam pemanfaatannya di masa Pembelajaran Daring, aplikasi Rumah Belajar digunakan sebagai sumber belajar interaktif oleh guru dan siswa dalam melaksanakan merdeka praktikum di fitur Laboratorium Maya berdasarkan model pembelajaran Tutor Sebaya berbantuan Google Dongle. Merdeka praktikum dimaksud adalah kebebasan dalam melakukan eksperimen bagi siswa maupun guru tanpa terbatas waktu dan tempat. Contoh fitur laboratorium maya yang digunakan adalah laboratorium maya persamaan kuadrat yang bisa diakses pada menu pertama. Dalam menggunakan fitur ini siswa harus memasukkan nilai-nilai koefisien persamaan kuadratnya, yaitu nilai a, b dan c . Hasil yang akan diperoleh di fitur ini berupa representasi grafik, diskriminan, akar akar penyelesaian, titik potong sumbu-x, titik potong sumbu-y dan titik balik. 

tangkapan layar Laboratorium Maya

    Berdasarkan beberapa penelitian pendidikan, siswa yang belajar dengan menggunakan Model pembelajaran Tutor Sebaya memiliki hasil belajar yang lebih baik dari pada siswa yang belajar dengan model Langsung (Direct Instruction). Secara teori model pembelajaran Tutor Sebaya merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center). Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi Tutor bagi rekan-rekannya berdasarkan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Siswa yang nantinya menjadi tutor adalah siswa yang memiliki kemampuan awal paling baik di tiap kelompok belajar, yang sebelumnya telah dilatih oleh guru untuk menguasai kompetensi dasar yang akan diajarkan. Kelebihan dari penggunaan model ini adalah interaksi antarsiswa dan keberanian mengajukan pendapat menjadi semakin meningkat dikarenakan sumber pengetahuan adalah rekan sejawat mereka sendiri. Dalam model ini, guru bertindak sebagai fasilitator dan menjadi penunjuk jalan jika terjadi kebuntuan. 

    Pembelajaran Tutor Sebaya ini ditunjang dengan perangkat Google Dongle yang berfungsi sebagai penghubung antar gawai dan proyektor. Dengan bantuan alat ini, siswa bisa langsung menghubungkan gawai mereka ke proyektor yang dinyalakan ke arah papan tulis. Dengan demikian proses belajar menjadi semakin interaktif karena siswa langsung bisa menulis di papan tulis sembari menjelaskan materi dari gawainya. Seandainya siswa harus menggambar suatu grafik, maka dengan melakukan langkah yang sama mereka bisa melakukannya dengan baik. Tentu saja dengan menghadirkan teknologi-teknologi ini bukan berarti mengabaikan kemampuan keterampilan siswa dalam menggambar grafik. Bagaimanapun juga, kompetensi dasar aspek psikomotor harus mereka kuasai dan tetap menjadi penilaian guru. Intinya pemanfaatan fitur Laboratorium Maya Persamaan Kuadrat akan membantu siswa di dua keadaan. Pertama, jika siswa sudah paham dengan materi grafik persamaan kuadrat maka fitur ini berguna sebagai penguji kebenaran hasil siswa. Kedua, jika siswa belum paham, fitur ini bisa membantu siswa untuk memperlihatkan representasi grafik persamaan kuadrat yang diberikan.

    Tentu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah bagi guru dalam mengajar di masa pandemi seperti ini, tapi jika kita melihat sejarah ternyata guru-guru kita, para pahlawan tanpa tanda jasa itu berhasil melewati tantangan-tantangan yang justru lebih berat dari masa ini. Jika mereka bisa kita juga pasti bisa dengan cara meningkatkan literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (literasi TIK), meningkatkan kompetensi guru dan berinovasi karena inovasi memberikan nilai lebih dalam pembelajaran

 

Ikuti tulisan menarik Raimond William Tuuk lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler