x

Iklan

Nurul Ikhya Mawaddatul Akmal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 November 2021

Selasa, 30 November 2021 14:45 WIB

Asesmen Digital Implikasi Merdeka Belajar

Jangan jadikan pandemi sebagai alasan untuk berhenti melangkah. Teruslah berjalan di tengah cengkraman pandemi meskipun harus terseok dan tertatih. Amati banyak hal dan pelajari maka akan kau dapati sesuatu yang indah di sana. Selalu ada hikmah dalam musibah. Mari menjadi guru yang terus belajar. Guru merdeka adalah pembelajar sepanjang hayat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

ASESMEN DIGITAL IMPLIKASI MERDEKA BELAJAR

Sudah dua tahun lamanya kita berdampingan dengan masa pandemi. Mau tidak mau kita harus terbiasa dengan segala perubahan yang terjadi. Dampak pandemi sendiri telah merambat ke segala sektor tak terkecuali sektor pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dari pincangnya sistem pendidikan di awal masa pandemi dimana saat itu guru sebagai sentral pendidikan dipaksa harus beradpatsi dengan teknologi agar dapa menyeimbangi kemerosotan yang ada. Ditambah lagi dengan tuntutan dari orangtua yang mengharuskan anak tetap mendapatkan kualitas pendidikan terbaik.

Dampak pandemi tidak hanya dirasakan oleh warga sekolah saja namun juga sampai kepada pemangku kepentingan. Kebijakan dari sistem pemerintahan pun berubah mengikuti kondisi yang ada. Hal ini yang mendasari terbentuknya  konsep “Merdeka Belajar” yang dicanangkan oleh Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan  dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia pada Hari Guru Nasional tahun 2019 silam. Merdeka belajar berarti sekolah, guru-guru, dan muridnya mempunyai kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar dengan tetap memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pengembangan kemampuan kognitif siswa. Artinya siswa ditantang untuk mampu berpikir kritis dengan daya analisis yang baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tantangan yang berkembang bukan lagi tentang cara memahamkan siswa mengenai materi pelajaran namun bagaimana mempertahankan semangat belajar peserta didik agar tidak terjadi learning loss. Di samping itu, tantangan terbesar lainnya adalah guru diharuskan terus berinovasi dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan tanpa menjadikan beban bagi peserta didik. Meskipun kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tentu saja tetap diperlukan kegiatan asesmen sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

Dengan keinginan yang kuat untuk belajar, maka para pendidik terutama di Prestige Bilingual School terus berupaya untuk menemukan solusi mengenai bagaimana melakukan kegiatan asesmen namun dengan cara yang menyenangkan tanpa membuat siswa menjadi terbebani atau frustasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Dengan memanfaatkan platform asesmen digital yang ada seperti kahoot, quizizz, wordwall.net dan platform lainnya, kami sebagai pendidik di Prestige Bilingual School telah membuktikan bahwa kegiatan asesmen dapat menjadi sesuatu hal yang menyenangkan bagi peserta didik. Lebih dari itu, kami bahkan mendapati beberapa siswa yang meminta agar asesmen seperti ini dilakukan dengan frekuensi yang sering karena mereka dapat mengikuti kegiatan asesmen sambil bermain game.

Akhirnya, berkat pandemi, pendidik dapat belajar untuk mengembangkan keilmuanya lebih dalam lagi. Jika bukan karena pandemi, mungkin kegiatan asesmen yang dilakukan pendidik hanya sebatas fokus pada pensil dan kertas. Selalu ada hikmah bagi setiap hal yang terjadi selama kita mau membuka diri dan berpikir positif. Selalu belajar dan terus belajar merupakan salah satu ciri guru yang merdeka. Guru merdeka adalah pembelajar sepanjang hayat-

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Nurul Ikhya Mawaddatul Akmal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler