Merdeka belajar adalah istilah yang tak asing lagi bagi sebagian guru di Indonesia. Kebijakan yang bersumber dari Kemdikbudristek RI ini mampu membentuk paradigma baru bagi ekosistem sekolah. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sedangkan guru sebagai fasilitator yang siap memberikan pelayanan prima kepada peserta didik. Pengenalan karakter, minat, dan bakat peserta didik akan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang merdeka dan proses belajar tak hanya sebagai kewajiban namun sesuatu proses yang menyenangkan. Tak ada rasa tertekan untuk mengejar hasil karena berpacu dengan proses belajar yang lebih bermakna dan semangat, dan tentunya proses pembelajaran tersebut berjalan sesuai dengan alur tujuan pembelajaran yang dicapai.
Penerapan merdeka belajar dibutuhkan inovasi yang mampu memantik semangat belajar bagi peserta didik dan mampu mengakomodasi bakat serta minat peserta didik sesuai yang diinginkan. Salah satu inovasi yang telah dikembangkan oleh sekolah kami yakni digitalisasi sekolah, pengembangan hutan sekolah menjadi laboratorium alam dan mengikuti program anti perundungan melalui program Roots Indonesia.
Proses digitalisasi sekolah akan mampu mengubah ekosistem sekolah menjadi sekolah yang mampu menjawab tantangan zaman di era abad 21 ini. Para peserta didik dengan muda mengakses jaringan internet untuk mencari sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. Memudahkan warga sekolah dalam kegiatan pembelajaran dan administrasi sekolah. Sedangkan, untuk pengembangan hutan sekolah sebagai laboratorium alam diharapkan para peserta didik mampu mengembangkan bakat dan minatnya di bidang biologi. Banyak aktivitas yang dilakukan peserta didik di laboratorium alam tersebut, diantaranya pengamatan morofologi dan anatomi tumbuhan. Mereka melakukan pengamatan dengan memanfaatkan alat pengamatan berupa mikroskop yang telah disediakan oleh sekolah. Aktivitas ini akan mampu merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengamati tumbuhan apa saja yang ada di laboratorium alam tersebut membuat mereka mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Selain itu, peserta didik juga mampu memanfaatkan bahan-bahan organik yang ada di laboratorium alam seperti pemanfaatan dedaunan kering dan ranting-ranting kering menjadi kompos organik padat dan cair dengan bantuan feses sapi. Produk ini menghasilkan pupuk kompos yang baik dan bisa di pasarkan. Sehingga pengembangan kedepannya, para peserta didik mampu mengembangkan jiwa kiwirausahaan yang mereka miliki.
Program sekolah penggerak yang tengah berlangsung di sekolah kami, mampu mendorong percepatan merdeka belajar di sekolah kami. Selain itu, program roots Indonesia juga sangat membantu peserta didik dalam memahami jenis-jenis perundungan dan bagaimana mengatasi perundungan tersebut yang sering di alami sebagian peserta didik. Program ini sangat membantu ekosistem sekolah dalam mewujudkan merdeka belajar bagi peserta didik. Peserta didik mampu menikmati proses belajarnya tanpa harus tertekan dan mengalami bentuk-bentuk perundungan yang sering terjadi di lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya, mewujudkan merdeka belajar pada ekosistem sekolah diperlukan berbagai strategi dan inovasi, seperti digitalisasi sekolah, pemanfaatan lingkungan menjadi laboratorium alam, pencegahan anti perundungan dan pengembangan kewirausahaan bagi peserta didik.
Bergerak, tergerak, dan menggerakan adalah salah satu kunci semangat yang harus dimiliki oleh guru agar ekosistem sekolah yang memerdekakan dapat terwujudkan.
Ikuti tulisan menarik Adiatman lainnya di sini.
