Sekolah Dulu Lalu Bagahan
Pendidikan merupakan kebutuhan yang wajib diterima bagi setiap individu dan menjadi aspek utama dalam pembentukan moral suatu bangsa. Pembentukan moral suatu bangsa yang baik perlu adanya kesadaran dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan baik pemerintah, guru, lingkungan, masyarakat, orang tua, dan dari peserta didik itu sendiri. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, terbuka, dan demokratis.
Mencapai tujuan pendidikan adalah kewajiban semua orang. Bukan hanya guru, tapi juga harus semua lapisan masyarakat turut serta dalam membangun pendidikan yang berkualitas. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan berlangsung di tiga lingkungan, baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat atau yang dikenal dengan istilah tripusat pendidikan.
Hal di atas berbeda dengan kondisi yang ada di UPTD SPF SD Negeri Tanah Merah, kabupaten Aceh Singkil. Sekolah belum menjadi hal yang diutamakan oleh siswa. Hal ini terlihat ketika ada acara bagahan (rewang) alias pesta atau hajatan berlangsung di lingkungan masyarakat. Hampir setiap minggu ada saja siswa yang tidak hadir karena lebih memilih ikut ke acara hajatan pernikahan yang ada di desanya. Selain itu, siswa juga jarang hadir ketika ada acara-acara tradisional sedang diperingati di daerahnya. Bahkan sebagian siswa mengaku di suruh libur oleh orang tuanya dan ikut mereka ke bagahan dan acara-acara lain.
Melihat hal tersebut di atas, diperlukan sinergitas antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir sekolah melakukan berbagai upaya agar pendidikan harus diutamakan. sekolah dulu lalu bagahan, itulah yang setiap saat disampaikan oleh guru-guru kepada siswa dan orang tua. Sebab, acara tersebut masih bisa diikuti oleh siswa setelah jam pulang sekolah. Selain itu, guru juga harus mampu melakukan inovasi-inovasi pembelajaran agar pembelajaran yang dilakukan menarik dan menantang. Hal ini sejalan dengan program merdeka belajar yang sedang dilaksanakan, sebuah program yang memberikan ruang lebih kepada guru dalam merancang pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreatifitas siswa.
Ikuti tulisan menarik SATRIADI lainnya di sini.