x

Iklan

Agus Supardi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Sabtu, 4 Desember 2021 19:26 WIB

Diferensiasi Pembelajaran Resep Jitu Akomodasi Keberagaman

Diferensiasi pembelajaran mutlak perlu dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajarannya. Dalam konsep diferensiasi semua keberagaman peserta didik dalam kelas diakomodasi dalam sebuah pembedaan dalam layanan. Misalnya peserta didik dengan kesiapan belajar tinggi, sedang, dan rendah diperlakukan sesuai dengan kondisinya, peserta didik dengan minat dan bakat berbeda juga diperlakukan layanan yang mampu mewadahi dan menjembatani minat dan bakatnya tersebut, dan peserta didik dengan gaya belajar yang unik juga mendapatkan perlakuan khusus sesuai dengan keistimewaannya. Dengan kata lain diferensiasi pembelajaran merupakan sebuah usaha “layanan berbeda” kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Layanan berbeda ini diharapkan mampu membuka simpul-simpul yang selama ini menjadi biang pemasungan terhadap kreativitas peserta didik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

c

Bermula dari sebuah ketidaksengajaan kemudian berlanjut menjadi sebuah tindakan. Ketika itu, saya mengajar di sebuah kelas. Kegiatan belajar mengajar berlangsung aktif karena saya menstimulasi kelas dengan pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan anak berpikir kritis, kreatif, dan menalar. Pertanyaan tersebut merupakan asesment for learning dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sejauh mana pembelajaran yang sedang dilaksanakan berlangsung efektif.

Kelas adalah keberagaman sebab kelas merupakan komunitas sosial dengan beragam latar belakang peserta didik, misalnya kesiapan intelektual yang variatif, minat dan bakat yang berbeda, serta bermacam gaya belajar individu yang sifatnya unik. Ini terbukti ketika saya mendatangi siswa untuk membantu memcahkan masalah, berdasarkan pantauan langsung didapat sebuah informasi yang berbanding terbalik dengan kenyataan. Didapati data siswa: terdapat kelompok peserta didik dengan cepat memahami materi,  adapula  yang sedang, dan terdapat sebagian kelompok yang tergolong lamban.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekolah saya tempat mengabdikan diri sebagai guru merupakan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Sekolah dengan layanan inklusif mengintegrasikan peserta didik reguler dengan peserta didik berkebutuhan khusus dalam sebuah kelas. Jadi, dimungkinkan dalam sebuah kelas terdapat peserta didik berkebutuhan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus memiliki hambatan tertentu, bisa jadi mengalami hambatan pada fisik, mental, intelektual, dan sensoriknya. Di samping peserta didik berkebutuhan khusus di kelompok lain kelas tersebut tedapat peserta didik reguler. Peserta didik reguler adalah peserta didik tanpa hambatan dengan beragam latar belakang kesiapan dalam belajar, minat dan bakat yang berbeda, dan gaya belajar unik.

Merdeka belajar

Merdeka Belajar merupakan konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing. Merdeka belajar merupakan konsep yang tepat untuk mengakomodasi keberagaman di kelas, salah satunya dengan diversifikasi kurikulum. Diversifikasi kurikulum merupakan suatu bentuk pelayanan pendidikan dengan cara menyesuaikan, memperluas, dan memperdalam kompetensi dan materi pelajaran dalam rangka untuk melayani keberagaman penyelenggaraan satuan pendidikan, kebutuhan serta kemampuan daerah dan sekolah ditinjau dari segi geografis, budaya, serta kemampuan, kebutuhan dan minat serta potensi peserta didik.

Bentuk diversifikasi kurikulm dapat diimplementasikan dengan melakukan diferensiasi dalam kegiatan pembelajaran. Diferensiasi pembelajaran merupakan sebuah usaha realistis mengakomodasi keberagaman di kelas. Kebergaman latar belakang peserta didik di kelas dilayani sedemikian rupa sehingga terakomodasi dalam disain pembelajaran dengan tujuan akhir memberikan seluas-luasnya ruang, waktu, dan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kebutuhannya.   Di samping itu, akomodasi menyeluruh terhadap keberagaman peserta didik dalam kelas akan menstimulasi terciptanya atmosfer ekosistem belajar yang menyejahterakan dan ramah anak.

Diferensiasi pembelajaran

Diferensiasi pembelajaran mutlak perlu dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajarannya. Dalam konsep diferensiasi semua keberagaman peserta didik dalam kelas diakomodasi dalam sebuah pembedaan dalam layanan. Misalnya peserta didik dengan kesiapan belajar tinggi, sedang, dan rendah diperlakukan sesuai dengan kondisinya, peserta didik dengan minat dan bakat berbeda juga diperlakukan layanan yang mampu mewadahi dan menjembatani minat dan bakatnya tersebut, dan peserta didik dengan gaya belajar yang unik juga mendapatkan perlakuan khusus sesuai dengan keistimewaannya. Dengan kata lain diferensiasi pembelajaran merupakan sebuah usaha “layanan berbeda” kepada peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Layanan berbeda ini diharapkan mampu membuka simpul-simpul yang selama ini menjadi biang pemasungan terhadap kreativitas peserta didik.  Kita menyadari memang bukan perkara yang mudah mengadaptasi kebutuhan peserta didik yang beragam latar belakang dalam sebuah layanan pembelajaran. Akan tetapi, sebagai guru kreatif akan selalu ditemukan cara untuk mengakomodasinya sebagai bentuk adaptasi terhadap keberagaman. Berikut adalah beberapa faktor yang patut mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan diferensiasi pembelajaran.

Media pembelajaran 

Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar. Lebih lanjut, Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2013:4) secara eksplisit mengatakan bahwa media pembelajaran mencakup alat-alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi bahan ajar. Dari kedua pengertian tersebut, media merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Berdasarkan penjelasan tersebut, media memiliki fungsi strategis sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan pas akan mampu menjadi wahana layanan bagi perbedaan latar belakang peserta didik baik reguler maupun peserta didik berkebutuhan khusus.

Tutor sebaya

Tutor sebaya (peer teaching) merupakan salah satu metode pembelajaran yang memfungsikan seorang atau sekelompok peserta didik yang memiliki prestasi yang lebih tinggi dan menguasai materi untuk membantu peserta didik lainnya yang belum menguasai materi sehingga nantinya bisa menguasai materi. Penggunaan metode tutur sebaya ini sangat krusial karena peserta didik ada kedekatan secara emosional dengan rekannya karena sebagai teman sebaya. Metode tutor sebaya bisa menjadi arena pelatihan bagi peserta didik untuk membangun simpati, mempertajam empati, merangkai jaring kebersamaan, memupuk semangat bergotong royong, dan kesadaran berbagi.

Kelas sebagai komunitas sosial merupakan laboratorium belajar kehidupan bagi peserta didik. Oleh karena itu, kelas merupakan ekosistem yang tepat untuk menumbuhkembangkan potensi, bakat, dan minat, serta karakter peserta didik. Guru sebagai agen perubahan menjadi aktor penting di dalamnya. Dengan fasilitasi guru peserta didik dapat didisain menjadi profil pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

 

 

Ikuti tulisan menarik Agus Supardi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler