x

Iklan

rukoyah hadir tangkil

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Minggu, 5 Desember 2021 05:59 WIB

Pembiasaan Membaca Buku untuk Meningkat Literasi Siswa Kelas V SeKolah Dasar Negeri 1 Tangkil


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki siswa dalam menghadapi abad 21 adalah kemampuan literasi. Literasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan untuk menunjukkan bukti peradaban manusia yang tinggi. Budaya literasi di Indonesia masih rendah, belum membudaya dan masih belum menjadi suatu kebiasaan di kalangan masyarakat (Perdana, 2021).Kurangnya masyarakat Indonesia dalam membaca merupakan salah satu indikator rendahnya tingkat literasi di negara kita. Termasuk kebiasaan membaca pada siswa-siswa kita juga masih rendah, siswa lebih senang menggunakan handphone untuk bermain game ataupun tiktok, dan lainnya daripada menggunakan handphonenya untuk membaca mencari informasi. Hal ini menjadi sebuah kegelisahan yang ada dalam diri saya sebagai pendidik untuk memikirkan bagaimana caranya agar siswa-siswa didik saya mempunyai kebiasaan membaca yang baik.Sehingga dapat merubah sedikit demi sedikit kemampuan siswa dalam berpikir dan mempunyai kemampuan literasi yang baik.
Kemampuan literasi dan numerasi juga menjadi salah satu perhatian penting dari pemerintah melalui kementrian pendidikan dicanangkan lewat program merdeka belajar. Dimana dalam merdeka belajar banyak program-program kementrian pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu, diantara program tersebut adalah mengubah ujian ujian nasional menjadi asesmen kompetensi minimum dan survey karakter, menghapus ujian sekolah berstandar nasional, menyederhanakan rencana pelaksanaan pembelajaran, menyesuaikan kuota penerimaan peserta didik baru berbasis zonasi. 
Kemampuan literasi dasar diawali dengan kesenangan untuk membaca. Kurang minat baca siswa menjadi perhatian dan tujuan saya untuk mencoba meningkatkan kebiasaan membaca buku sehingga kemampuan literasi siswa menjadi meningkat. Program kebiasaan membaca buku selama 15 menit mendukung dengan adanya program asesmen kompetensi minimum dan survey karakter yang dilaksanakan oleh kementriam pendidikan. Siswa masih banyak yang belum terbiasa dengan kebiasaan membaca buku. Hal ini mempengaruhi daya pikir dan pemahaman mereka tentang bacaan yang dibacanya. Siswa masih belum megerti dengan maksud dari bacaan yang ssudah dibacanya. Hal ini juga mempengaruhi siswa ketika sedang berlatih menjawab soal-soal latihan AKM banyak yang tidak paham maksud dari pertanyaan pada soal AKM. Dari fenomena inilah saya terus mempunyai tekad untuk melaksanakan program literasi di kelas dan sekolah. Adanya gedung perpustakaan di sekolah saya tidak digunakan dengan baik oleh warga sekolah dan tidak adanya program gerakan literasi bersama di sekolah saya disebabkan kurangnya pemahaman kami sebagai guru untuk menjalankan program literasi sekolah. Saya mencoba mencari informasi cara untuk melaksanakan kegiatan program gerakan literasi sekolah baik dari buku, internet, jurnal-jurnal literasi, ataupun bertanya kepada teman sesama guru yang berbeda sekolah. Dengan melaksanakan merdeka belajar untuk guru dan siswa saya mulai dari hal kecil yang mampu saya lakukan di kelas saya. Karena pada hakikatnya merdeka belajar adalah kemampuan guru untuk berusaha meningkatkan kualitas anak didiknya untuk tetap terus belajar. Guru harus membuka diri pada perubahan karena kemajuan zaman. Guru jangan segan untuk beradaptasi dengan kebaruan guna meningkatkan dan menciptakan generasi unggul yang berkepribadian baik, berakhlakul karimah, dan tangguh menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Merdeka belajar seorang siswa harus mempunyai semangat untuk terus belajar untuk menghadapi tantangan apapun dari segi keadaan lingkungan, baik lingkungan rumah yang kurang mendukung, lingkungan sekolah yang belum cukup memadai untuk pembelajaran yang lengkap tetapi tidak menyurutkan siswa untuk terus bersemangat belajar demi menempuh cita-cita di masa depan. 

 

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

 

 


Gambar 1 Siswa membaca di perpustakaan

 

 

 

 

 


Gambar 2 Pembiasaan membaca buku selama 15 menit

Saya mencoba menerapkan kebiasaan membaca buku non pelajaran secara rutin 3 kali seminggu setiap pagi kepada siswa-siswa saya di kelas saya. Hal pertama yang saya lakukan adalah melakukan wawancara kepada siswa saya tentang manfaat buku, kemudian mencoba kepada siswa tentang buku yang pernah dibaca oleh siswa. Dari jawaban yang diperoleh siswa diketahui bahwa siswa tidak pernah membaca buku di sekolah maupun di rumah, kecuali membaca tugas dari gurunya. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab literasi siswa di sekolah saya masih kurang. Kemudian saya ajak siswa saya ke perpustakaan sekolah untuk mengunjungi perpustakaan yang kurang terawat dan menyuruh siswa untuk mengambil buku yang disukai untuk dibaca sampai selesai. Kurangnya motivasi siswa dalam membaca sangat rendah. Beberapa siswa kurang tertarik untuk membaca, tidak menjadikan saya lemah semangat untuk meningkatkan kemampuan literasi membaca siswa.Saya coba sedikit demi sedikit untuk membiasakan siswa dalam membaca buku minimal 2 halaman setiap harinya.

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 3 Pembiasaan siswa mebaca buku

 Setelah kegiatan membaca selesai saya meminta siswa untuk menuliskan apa yang dibaca oleh siswa pada buku tugasnya, dan meminta siswa untuk menceritakan kembali apa yang sudah dibacanya. Beberapa siswa tidak bisa untuk mencetirakan kembali apa yang sudah dibacanya, dan terus saya coba pancing dengan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan buku yang sudah dibacanya. Beberapa hari anak tidak bersemangat untuk melakukan kegiatan membaca, tetapi setelah kegiatan membaca saya jadikan menjadi sebuah rutinitas di kelas akhirnya semua siswa saya menjadi lebih senang untuk membaca meskipun pada awalnya siswa merasa tidak berminat untuk membaca buku non pelajaran. 
 
Gambar 4 Aktivitas siswa membaca buku di depan kelas
    Dari kebiasaan membaca buku yang saya lakukan kepada siswa-siswa saya di kelas sekarang terjadi banyak perubahan diantaranya terlihat siswa yang tadinya tidak tertarik dengan buku, sekarang sudah tertarik dengan buku dan mulai mau membaca buku, dan siswa yang awalnya mempunyai kesulitan untuk menyampaikan pendapat dan malu untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya siswa-siswa sudah mulai bisa menyampaikan apa isi dari buku yang sudah dibacanya. Terbukti bahwa dengan membaca buku mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan kemampuan menyampaikan pendapat kepada orang lain. Hal ini diperkuat dengan banyaknya penelitian Silvia & Juanda (2017); Faradina (2017) mengatkan bahwa pembiasaan membaca buku non pelajaran setiap hari dapat meningkatkan minat baca siswa.
Setelah membaca buku siswa diminta untuk menuliskan isi ringkasan dari buku yang sudah dibaca dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, hal ini akan memberikan kreativitas siswa dalam menulis menuangkan idenya dari kegiatan pembiasaan membaca buku. Kegiatan menuliskan isi ringkasan buku yang sudah dibaca juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menuangkan ide dalam setiap kalimat.
    Program gerakan pembiasaan membaca buku harus terus dilanjutkan dan dilaksanakan, karena hal ini akan memberikan banyak hal yang positif kepada siswa. Selain pengetahauan akan informasi yang didapatkan, siswa juga akan mempunyai produktifitas dalam menuliskan sebuah karangan sederhana, ataupun puisi. Tentunnya hal ini juga harus mendapat perhatian dan dukungan dari sekolah karena buku-buku yang ada di perpustakaan masih terbatas jumlahnya. Perlunya pengadaan buku yang beragam jenisnya untuk mendukung pembiasaan membaca buku yang dilakukan siswa.  Gerakan pembiasaan membaca buku juga perlu bimbingan dari guru yang terus menerus yang tidak boleh menyerah dengan keadaan, karena terbatasnya jumlah  buku yang ada. Untuk terus melanjutkan gerakan pembiasaan membaca buku saya juga mengenalkan kepada siswa tetang literasi buku digital atau literacy cloud berupa link room to read tempat membaca digital sehingga siswa bisa membaca buku cerita kapan saja dan di mana saja. Siswa juga bisa membaca buku tanpa akses kuota pada literacy cloud ini karena bisa disimpan luring, sehingga siswa bisa dimana saja dan kapan saja untuk membaca buku kesayangannya.
    Dari kegiatan pembiasaan membaca buku inilah diharapkan kemampuan literasi siswa meningkat, dengan kemampuan literasi membaca inilah sebuah peradaban bangsa akan meningkat dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang diperlukan oleh bangsa dan dunia. Menurut Abidin, dkk (2017) bahwa pembelajaran literasi akan memiliki tujuan seperti membentuk siswa menjadi pembaca, penulis, dan komunikator yang strategis, mampu meningkat kemampuan berpikir dan mengembangkan kebiasaan berpikir pada siswa, dengan pembiasaan membaca dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, serta mampu mengembangkan kemandirian siswa menjadi seorang pembelajara yang kreatif, inovatif, produktif, dan mempunyai karakter yang baik.

Ikuti tulisan menarik rukoyah hadir tangkil lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan