x

Gambar aktivitas pembelajaran yang menumbuhkan senang belajar

Iklan

Pipiet Dheka

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 5 Desember 2021 08:21 WIB

Serempak: Jurus Jitu Merdeka Belajar dalam Keterbatasan

Artikel ini merupakan pengalaman yang telah dilakukan oleh penulis dalam menerapkan merdeka belajar pada masa pembelajaran tatap muka terbatas. "Serempak" merupakan sebuah akronim dari strategi yang telah dilakukan, meliputi menumbuhkan senang belajar, memberi ruang kreativitas, menciptakan pembelajaran bermakna, dan menguatkan karakter.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Serempak”: Jurus Jitu Merdeka Belajar dalam Keterbatasan

 

Pipit Dwi Komariah, S.S., M.Pd.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Guru SMK Negeri 1 Cilacap

 

Pendidikan merdeka itu ... berdaya upaya dengan sengaja

untuk memajukan hidup –tumbuhnya budi pekerti– (rasa, pikiran, roh)

dan badan anak dengan jalan pengajaran, teladan,

dan pembiasaan, jangan disertai perintah dan paksaan.

(Ki Hadjar Dewantara)

 

Filosofi merdeka belajar dari Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, telah menempatkan pendidikan pada level tinggi, yaitu sebagai sarana utama untuk memeroleh kemajuan hidup setiap individu. Pendidikan telah diposisikan pada peran tuntunan yang strategis untuk membantu setiap anak menumbuhkan segenap kemampuan dalam dirinya dan menjadikannya berkembang ke arah yang lebih baik.

Mengapa tuntunan? Tentu kita tahu bahwa setiap anak terlahir lengkap dengan keunikan dalam diri masing-masing. Secara fisik maupun psikis (di dalamnya termasuk keinginan, minat, dan bakat) setiap anak dimungkinkan akan berbeda-beda. Namun, mereka memiliki kesamaan, yaitu hak untuk mendapatkan pendidikan dan mengembangkan segala potensi yang melekat dalam dirinya.

Sebagai seorang pendidik (guru), perbedaan itulah yang harus mendapatkan prioritas utama dalam memberikan layanan pendidikan. Seorang pendidik harus memahami karakteristik masing-masing peserta didik sehingga dapat memfasilitasi mereka untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Terlebih pada kondisi seperti saat ini, dampak munculnya pandemi Covid-19 telah memaksa tatanan pendidikan harus berubah menyesuaikan keadaan. Berbagai persoalan muncul dengan diterapkannya pembelajaran jarak jauh (moda daring) dan yang paling mengkhawatirkan adalah terjadinya learning loss yang mulai menjadi ancaman.

Kebijakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) membawa angin segar bagi dunia pendidikan. Terbersit harapan besar untuk mengembalikan gairah belajar pada diri peserta didik. Peran pendidik menjadi faktor yang sangat menentukan. Pendidik ditantang untuk meracik sebuah pembelajaran sebagai solusi learning loss dengan menghadirkan konsep merdeka belajar meski dalam keterbatasan. Keterbatasan yang dimaksud adalah masih minimnya waktu tatap muka dengan peserta didik. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui “Serempak”: Jurus Jitu Merdeka Belajar dalam Keterbatasan. “Serempak” merupakan akronim dari beberapa strategi yang dapat diterapkan, yaitu menumbuhkan senang belajar, memberi ruang kreativitas, menciptakan pembelajaran bermakna, dan menguatkan karakter.

 

Menumbuhkan Senang Belajar

Semua berawal dari rasa. Suatu pekerjaan yang berat sekali pun ketika dilakukan dengan didasari rasa senang, pasti pekerjaan tersebut akan dapat diselesaikan dengan baik. Jika ada kendala yang dihadapi, niscaya dengan mudah dapat diatasi. Maka, penting sekali menciptakan suasana yang membuat peserta didik menjadi senang belajar.

Banyak hal yang dapat dilakukan, misalnya menciptakan tempat belajar yang nyaman. Belajar tidak harus di dalam kelas. Jika memungkinkan, ajaklah peserta didik untuk belajar dengan suasana yang baru dan menyegarkan, misalnya di taman atau di kebun sekolah. Perbedaan tempat belajar ini akan membuat peserta didik tidak jenuh karena terus-menerus berada di tempat yang sama setiap pembelajaran. Pikiran mereka juga akan lebih segar sehingga rasa nyaman terus menjalar.

Suasana yang hangat dan penuh keakraban antarpeserta didik dan pendidik juga perlu diciptakan untuk menumbuhkan rasa senang belajar. Hal ini akan membuat peserta didik belajar tanpa ada tekanan dan keterpaksaan. Pendidik tidak perlu menghadirkan dirinya dalam sosok yang superior, tetapi hadir sebagai sosok yang bersahabat dengan kata-kata yang menyejukkan dan menguatkan. Suasana menyenangkan juga dapat diciptakan melalui berbagai macam media pembelajaran interaktif, kuis, permainan-permainan bermakna, atau sekadar tepukan dan nyanyian sebagai bentuk apresiasi atas proses belajar yang dilakukan.

 

Memberikan Ruang Kreativitas

Sudah bukan zamannya lagi seorang pendidik berperan sebagai aktor utama dalam pembelajaran (teacher centered learning). Saat ini, peran pendidik ibarat seorang sutradara, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuan dalam dirinya dan menunjukkan perannya masing-masing di atas pentas (student centered learning). Tugas pendidik adalah sebagai fasilitator, yang memberikan ruang kepada peserta didik untuk menuangkan kreativitasnya, memberikan arahan/bimbingan dan tuntunan agar peserta didik dapat memaksimalkan kemampuannya, serta memberikan penilaian dan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.

Kemerdekaan berkreasi yang diberikan kepada peserta didik akan menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi untuk melakukan yang terbaik. Setiap peserta didik akan terpacu untuk menunjukkan potensi yang dimilikinya. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mewadahi kreativitas peserta didik adalah menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk menghasilkan produk sesuai dengan kemampuan yang ada dalam dirinya. Terlebih lagi, pada pembelajaran tatap muka terbatas, peserta didik memiliki banyak waktu di rumah untuk menyelesaikan proyek yang diberikan. Dengan demikian, peserta didik akan memanfaatkan waktu yang dimiliki untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, yaitu untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas diri.

 

Menciptakan Pembelajaran Bermakna

Pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan menjadi pembelajaran yang bermakna jika pengetahuan tersebut diperoleh dengan cara menemukan dan mengalami sendiri. Berbeda dengan konsep menghafal, melalui pembelajaran bermakna (meaningfull learning) peserta didik akan diberi kesempatan untuk menemukan sebuah konsep tentang pengetahuan yang mereka hubungkan dengan pemahaman lain yang ada dalam dirinya. Konsep tersebut akan menghadirkan sebuah pemahaman baru yang dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupannya.

Melalui pembelajaran bermakna, peserta didik secara merdeka atau tidak dipaksa untuk serta merta mengikuti pengetahuan yang disajikan. Namun, peserta didik diarahkan dan dituntun untuk memeroleh pemahaman dari apa yang dilakukan dan ditemukannya sendiri. Berbagai metode dapat digunakan untuk menciptakan pembelajaran bermakna, misalnya menggunakan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), inquiry learning, dan beberapa metode yang lain. Demikian pula dengan media pembelajaran. Saat ini, berbagai media pembelajaran berbasis teknologi pun dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk menciptakan pembelajaran bermakna. Akses terhadap sumber belajar pun semakin luas sehingga peserta didik memiliki kemudahan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih banyak lagi.

 

Menguatkan Karakter

Tujuan pendidikan tidak saja mencerdaskan pikiran, tetapi menumbuhkan karakter unggul yang ada dalam diri peserta didik. Hal tersebut sejalan dengan pondasi kokoh yang ingin dibangun dalam merdeka belajar, yaitu Profil Pelajar Pancasila. Setiap peserta didik dibimbing untuk memiliki karakter yang kuat, yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap gerak kehidupannya. Karakter tersebut meliputi Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Melalui pembelajaran merdeka, setiap peserta didik akan merasa dihargai dan dipenuhi hak-haknya sehingga tertanam dalam jiwanya untuk melakukan yang terbaik untuk hidupnya. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran merdeka dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas pembelajaran. Dengan demikian, pendidikan akan berhasil mencetak generasi hebat yang cerdas berkarakter dan Profil Pelajar Pancasila tercermin dalam pribadi setiap peserta didik.

 

Yuk, Gempitakan Merdeka Belajar

Pendidikan sejatinya adalah sebuah proses yang akan terus berjalan hingga berakhirnya zaman. Pada kondisi apa pun, pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan. Dalam konsep merdeka belajar, setiap komponen pendidikan sebaiknya berupaya untuk menumbuhkan potensi yang dimiliki setiap individu agar dapat berkembang dengan baik. Dengan demikian, setiap individu akan mendapatkan haknya untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Mari, gempitakan merdeka belajar bukan hanya dalam slogan-slogan, tetapi benar-benar mewujud nyata dalam setiap aktivitas pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Pipiet Dheka lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler