x

Iklan

Winda Yustika

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 November 2021

Minggu, 5 Desember 2021 12:09 WIB

Anak dengan Gangguan Emosi dan Sosial


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anak dengan gangguan emosi dan perilaku memiliki karakteristik yang komplek dan seringkali ciri-ciri perilakunya juga dilakukan oleh anak-anak sebaya lain, seperti banyak bergerak, mengganggu teman sepermainan, perilaku melawan, dan adakalanya perilaku menyendiri. Anak dengan gangguan emosi dan perilaku dapat ditemukan di berbagai komunitas anak-anak, seperti play group, sekolah dasar, dan lingkungan bermain. 
Secara definitif anak dengan gangguan emosi dan perilaku adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya. Heward & Orlansky (1988) dalam Sunardi (1996) mengatakan seseorang dikatakan mengalami gangguan perilaku apabila memiliki satu atau lebih dari lima karakteristik berikut dalam kurun waktu yang lama, yaitu: 
1. Ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor intelektualitas, alat indra maupun kesehatan. 
2. Ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya dan pendidik. 
3. Tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan normal. 
4. Mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau depresi. 
5. Kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom fisik atau ketakutan-ketakutan yang diasosiasikan dengan permasalahanpermasalahan pribadi atau sekolah.
Anak yang mengalami gangguan emosi dan sosial sering juga disebut sebagai anak tunalaras. Anak ini mempunyai problem perilaku kompleks. Quay dalam Sunardi (1995) membuat klasifikasi perilaku menyimpang anak tunalaras dalam 4 dimensi perilaku menyimpang, yaitu :
a) Conduct disorders, disebut juga unsocialized aggression, yaitu ketidakmampuan mengendalikan diri. Beberapa perilaku yang tergolong dalam dimensi perilaku ini yakni berkelahi, pemarah, kurang ajar, hiperaktif, mencuri, suka iri, dan tidak bertanggung jawab.
b) Socialized agrression, yaitu perilaku agresi yang dilakukan secara berkelompok. Beberapa perilaku yang termasuk dalam dimensi perilaku ini yakni berteman dengan anak-anak jahat, menjadi anggota geng, dan bolos sekolah.
c) Anxiety-withdrawal, disebut juga personality problem, yaitu anak yang mengalami problem kepribadian. Beberapa perilaku yang termasuk dalam dimensi perilaku ini yakni cemas, sangat pemalu, depresi, sensitif, sering menangis, dan sangat tertutup.
d) Immaturity, disebut juga inadequacy, yaitu kelompok perilaku yang menunjukkan sikap kurang dewasa, kurang matang. Beberapa perilaku yang masuk dalam dimensi ini yakni melamun, pandangan kosong, mengantuk, kurang minat, tidak dapat berkonsentrasi, dan ceroboh.

Ikuti tulisan menarik Winda Yustika lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler