x

Iklan

Taufik Derajat

Penulis, Desainer Grafis, Musisi Amatir
Bergabung Sejak: 8 Desember 2021

Kamis, 9 Desember 2021 09:19 WIB

Memahami Teori Negosiasi Wajah dalam Komunikasi Antar Budaya

Teori ini mengidentifikasi bahwa setiap orang yang memiliki budaya berbeda dapat bernegosiasi atau mengatasi konflik dalam komunikasi tanpa harus ada pihak yang merasa menang atau kalah. Wajah menjadi identitas budaya seseorang dan pesannya disebut facework. Ini digunakan untuk menjaga, mempertahankan, dan penyempurnaan identitas diri dalam budaya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh Taufik Derajat, Nina Yuliana

Ketika berkomunikasi dengan membahas suatu perbedaan, utamanya yang dengan kebudayaan, bisa dari etnik, ras, kasta sosial-ekonomi, dan golongan lainnya, ini biasa disebut dengan istilah komunikasi antar budaya. Definisi dari komunikasi antar budaya ialah komunikasi yang terjadi pada orang-orang yang memiliki perbedaan budaya.

Dalam studi komunikasi antar budaya juga, banyak teori yang dikemukakan para akademisi. Fokus teori yang ingin diambil penulis lebih mengarah pada konflik/kontra dalam budaya. Salah satunya Teori Negosiasi Wajah yang dikembangkan Stella Ting Toomey. Teori ini dibuat karena dipengaruhi oleh teori yang dikemukakan Brown & Levinson, yaitu teori kesantunan. Teori negosiasi wajah menyatakan bahwa wajah menjadi fenomena universal yang mencakup seluruh budaya. Ia yang menjadi dasar untuk menimbang bagaimana manusia menangani konflik berdasarkan wajah dalam suatu kebudayaan berbeda. Wajah disini mengacu pada citra diri seseorang di hadapan orang lain, seperti kehormatan, kesetiaan, dll.

Teori ini mengidentifikasi bahwa setiap orang yang memiliki budaya berbeda dapat bernegosiasi atau mengatasi konflik dalam komunikasi tanpa harus ada pihak yang merasa menang atau kalah. Wajah menjadi identitas budaya seseorang dan pesannya disebut facework yang digunakan untuk menjaga, mempertahankan, dan penyempurnaan identitas diri dalam budaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena didasari dari teori kesantunan, maka diasumsikan bahwa orang akan menerapkan strategi kesantunan dengan dilandasi persepsi ancaman wajah. Hal itu menjadi dua kebutuhan universal, yaitu positive face (keinginan untuk dikagumi khalayak hidup), dan negative face (keinginan memiliki otonomi & tidak dikekang).

Teori negosiasi wajah ini mengusut isu yang berkaitan dengan konflik antar budaya, yang diidentifikasi dalam 3 masalah. Pertama, Konten Konflik mengacu pada isu-isu intisari eksternal dalam individu yang terlibat. Kedua, Relasional Konflik mengacu pada individu-individu yang dapat mengartikan hubungan dalam konflik tertentu. Dan ketiga, Identitas Konflik mengacu konflik dari isu-isu identitas, konfirmasi/ penolakan, rasa hormat/ menghormati, serta persetujuan/ ketidaksetujuan. Dari hal diatas, teori negosiasi wajah memandang konflik antar budaya, sebagai situasi yang menuntut manajemen facework aktif dari kedua pihak yang berkonflik.

Stella Ting Toomey membuat tiga model dalam manajemen konflik dari teori negosiasi wajah ini, mulai dari emotional expression (mengartikulasikan perasaan orang untuk ditangani), lalu passive aggressive (reaksi terhadap konflik yang menyudutkan pada kesalahan), dan third party help (pihak ketiga sebagai penengah untuk mencari solusi konflik).

Selain itu gaya komunikasi wajah terhadap konfliknya juga dibentuk berdasarkan kebutuhan individualistik yang menunjukan kepedulian pada diri sendiri. Hal itu dilakukan dengan mempertahankan wajah dari budaya pribadi. Juga ada kebutuhan kolektivistik yang menunjukan kepedulian pada kelompok/orang lain, dimana mempertahankan wajah dan mendukung orang lain sebagai bagian dari kelompok.

Dapat disimpulkan teori negosiasi wajah ini cukup berkaitan erat dengan komunikasi antar budaya yang menekankan beberapa elemen seperti wajah, konflik, dan kultur. Tentunya saat kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, dengan pemahaman teori negosiasi wajah ini, kita dapat mengerti batasan-batasan komunikasi antar budaya dan bisa menentukan gaya komunikasi serta konflik yang akan dihadapi.

Ikuti tulisan menarik Taufik Derajat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB