x

REALITA KEHIDUPAN GREEN CAMPUS

Iklan

SUTRI HANDAYANI

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Desember 2021

Rabu, 8 Desember 2021 22:18 WIB

Realitas Kehidupan Green Campus

Realita kehidupan green campus adalah warna warni dari kehidupan saya, mulai dari masa kuliah S1 hingga lulus dan berlanjut sampai menjadi dosen di kampus tersebut. Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dibidang Pendidikan dengan tidak hanya bertangungjawab dalam mengajar saja yang menjadi tugas saya sebagai dosen melainkan mendidik moral, etika, integritas dan karakter siswanya, membuat penelitian dan menjalankan pengabdian masyarakat. Semua dijalankan dengan prinsip untuk menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain dan selalu berpikir positif untuk maju...dan untuk sukses. Dan selalu memberikan motivasi atau memberikan semangat/dorongan kepada siswanya untuk menjadi yang lebih baik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

REALITA KEHIDUPAN GREEN CAMPUS

Oleh

SUTRI HANDAYANI,S.E., M.Ak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Di awal saya memutuskan untuk kuliah, saya ambil kuliah di kampus yang kerap disebut dengan kampus hijau atau green campus. Kampus tersebut ada di tengah-tengah kota tepatnya di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur. Dari situlah saya memulai kehidupan green campus yang hampir sehari-hari mengikuti kegiatan kampus, pada akhirnya saya harus memutuskan untuk hidup jauh dari orang tua, jauh dari keluarga, dan juga jauh dari sanak saudara. Jujur awalnya emang berat bahkan tidak pernah terfikir sebelumnya untuk hidup jauh dari orang tua, semua serba sendiri, masak sendiri, makan sendiri, cuci baju sendiri, pokoknya semua sendiri, kalau tidak usaha gerak sandiri tidak akan bisa makan. Karena sebelumnya saya tidak pernah hidup jauh dari orang tua, semua serba disediakan oleh orang tua, jadi belum terbiasa hidup serba sendiri.

Satu bulan, dua bulan, dan bulan-bulan berikutnya udah mulai terbiasa dengan itu semua walaupun belum 100 persen mandiri tapi udah ada usaha buat hidup lebih mandiri. Namun kadang-kadang masih banyak ngeluh dan kadang juga masih sering nangis kalau ibu, ayah atau adik dan keluarga telepon, mungkin karna saya anak pertama yang sering sakit-sakitan dan saya juga masih terbiasa hidup bersama ibu, ayah dan adik jadi masih banyak manja dan cengengnya juga gampang menangis.

Sejauh ini kuliah yang saya jalankan, saya lebih menyukai semester awal, karena lebih mudah dan saya lebih bisa memahami setiap mata kuliah yang di sampaikan dosen kepada mahasiswa, yah walaupun kadang terlalu banyak mahasiswa hingga kurang efektifnya dalam belajar, mahasiswa yang banyak, hingga tidak tersampaikan dengan baiknya pelajaran mata kuliah yang dosen berikan. Namun saya coba lebih memahaminya dengan saya coba browsing lagi di internet hingga mencari buku-buku di perpustakaan yang bisa membantu saya untuk lebih mendalami mata kuliah.

Namun saat semester tiga sampai lima ini mulai terasa lebih berat lagi mata kuliahnya, banyaknya presentasi, penelitian hingga kegiatan yang di adakan oleh jurusan saya, tapi saya coba mengikuti apa yang dosen tunjukan untuk kebaikan setiap mahasiswa juga, agar lebih berani menampakkan keberanian setiap individunya, banyak mahasiswa yang

kurang berani dalam berpendapat, lemahnya nyali mahasiswa dalam memberikan pemikiran yang ia miliki padahal setiap individu memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam setiap masalah yang ada dalam mata kuliah, kadang juga mereka takut di ejek terhadap teman- teman yang lain karena pendapatnya yang kurang pas atau tidak sesuai.

Padahal yang mentertawakan itu belum tentu berani dan belum tentu bisa mengeluarkan pendapatnya mereka hanya bisa mentertawakan saja, ada juga sebagian dosen yang tidak mempermasalahkan masalah benar atau salahnya pendapat yang mahasiswa berikan, masalah benar atau salah nomer sekian bagi sebagian dosen asal berani berpendapat udah jauh lebih bagus ketimbang hanya datang duduk dan diam.

Dalam masa kuliah yang saya jalani hingga semester lima, tidaklah selamanya berjalan dengan apa yang saya harapkan. Banyak kendala yang saya hadapi, dari masalah orang tua saya yang sudah berumur, saya tidak mau jauh dari mereka saya ingin merawat mereka di masa tuanya, saya ingin merasakan lebih banyak lagi kebersamaan bersama mereka, dan saya juga berfikir ingin lebih mengutamakan kebahagiaan ayah. Namun ayah selalu memberikan nasehat nya kepada saya bahwa beliau tidak apa-apa, ”gapailah nak cita cita yang ingin kau gapai, jangan lah hanya karena ayah sudah tua semua harapan dan cita cita kamu terputus di tengah jalan” ayah ingin melihat kamumenjadi sosok yang bisa ayah dan ibu banggakan kepada orang lain, selama ini mereka hanya menganggap mu sosok anak yang manja, sosok anak yang hanya terima bersih tanpa tau usaha yang ayah dan ibu mu lakukan dalam membiayai hidup mu selama ini, buktikan nak pada mereka bahwa kamu bisa berubah,bahwa kamu bisa sukses, bahwa kamu bisa ayah dan ibu banggakan di hadapan mereka, rubah nak pandangan mereka terhadapmu jadikan ejekan mereka motivasimu untuk lebih sukses dalam mencapai setiap harapan hidup yang kamu inginkan dan ayah ibu harapkan. Kata-kata itulah yang selalu membuat saya ingin buktikan pada mereka yang selama ini meremehkan saya dan ayah ibu saya, semenjak mendengar nasehat itu saya benar- benar termotivasi dan mempunya kekuatan yang besar untuk melanjutkan kuliah saya dan bisa menggapai setiap harapan dan keinginan yang saya dan ayah ibu saya inginkan. Pada saat saya semester enam saya putuskan untuk pulang pergi dari rumah menuju ke kampus, karena kuliah saya masuknya siang dan saya sambil bekerja di sebuah Lemabaga Pendidikan tepatnya ada di Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan Jawa Timur, saya bekerja sebagai staf tata usaha, setiap harinya saya berangkat lebih awal sekitar pukul 06.00 WIB, saya sudah berada di lokasi tempat kerja, bagi saya disiplin adalah kunci sukses saya dan siang setelah bekerja saya istirahat pulang kerumah setelah itu berangkat kuliah, dan itu saya jalankan sampai saat semester akhir. Dan saya juga aktif di lomba baik itu tingkat kabupaten atau tingkat nasional, Alhamdulillah saya selalu mendapatkan juara semua itu berasal dari sikap disiplin yang saya jalankan baik di kampus atau di tempat kerja, kerja dengan tekun, rajin belajar, mau belajar dan aktif dikelas pada saat jam kuliah, akhirnya membuahkan hasil yaitu pada saat saya skripsi saya lancar baik pada saat bimbingan, pada saat ujian proposal hingga ujian skripsi, dan saya mendapatkan predikat cumlaude dengan I.PK tertinggi. Syukur Alhamdulillah puji syukur saya ucapakan...karena saya dapat membanggakan kedua orangtua dan seluruh keluarga saya. 

Pada saat saya lulus kuliah saya bercita-cita bisa kerja di green campus atau kampus hijau, karena do’a orangtua dan usaha yang berasal dari banyaknya prestasi yang saya dapat selama dibangku perkuliahan dan predikat cumlaude maka saya mendapatkan kesempatan menjadi asisten dosen di kampus hijau tersebut, dan ditahun 2013 saya lanjut kuliah S2 di surbaya dan lulus dengan I.PK memuaskan dan setelah itu saya diangkat menjadi dosen tetap yayasan, dari situlah saya menjalakan pekerjaan saya sehari-hari sebagai dosen bersertifikat pendidik, sikap disiplin dan rajin belajar tetap saya terapkan, karena dengan itu saya juga akan melahirkan generasi yang disiplin dan rajin...yaitu generasi emas untuk kemajuan indonesia. Meskipun saya sebagai dosen saya tidak pernah berhenti untuk berprestasi, saya berusaha memotivasi mahasiswa saya untuk berprestasi dengan saya juga mengikuti event-event lomba baik tingkat kabupaten atau nasional. Karena dengan memberikan contoh yang baik maka akan berbuah baik juga seperti pribahasa “Guru itu digugu lan ditiru” yang berarti orang yang dipercaya atau diyakini ini bukan hanya bertangungjawab untuk mengajar saja yang menjadi tugas saya sebagai dosen melainkan mendidik moral, etika, integritas dan karakter siswanya. Realita dalam kehidupan green campus banyak warna-warninya...tetapi semua itu tidak mematahkan prinsip saya untuk bisa menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain dan selalu berpikir positif untuk maju...dan untuk sukses.

Ini semua tidak luput dari pemberian nama saya dari orangtua yaitu “Sutri Handayani” yang diambil dari semboyan Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani” kata handayani inilah yang berarti selalu memberikan motivasi atau memberikan semangat/dorongan untuk menjadi yang lebih baik. Dan green campus adalah tempat dimana saya menjalankan tri dharma perguruan tinggi yaitu dengan mentransformasikan keilmuan saya dengan kemampuan saya semaksimal mungkin untuk menghasilkan generasi emas Indonesia, sikap disiplin, rajin belajar dan memotivasi serta selalu menjadi wadah bagi mahasiswa dengan cara memberikan pendampingan dan arahan dalam pendidikan, menjalankan penelitian serta pengabdian masyarakat saya. 

Ikuti tulisan menarik SUTRI HANDAYANI lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler