Bantu Anak untuk Manajemen Dirinya Sendiri

Rabu, 15 Desember 2021 06:28 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pasti kalian pernah melihat seorang anak yang mengamuk secara berlebihan. Hal itu bisa terjadi karena kemampuan Manajemen Diri pada anak tersebut rendah. Sebenarnya setiap orang memiliki kemampuan untuk mengontrol diri. Namun, hal ini bukanlah kemampuan yang bisa datang dengan begitu saja. Kemampuan Self Control atau Manajemen diri haruslah dilatih sejak usia dini.

Anak dilahirkan dengan sifat egosentris, dimana sifat ini merupakan keinginan segala sesuatu yang harus dituruti dan secepat mungkin harus dipenuhi. Ketika mereka masih bayi, wajar jika kita mengikuti hampir semua keinginannya. Namun tidak boleh dilakukan kembali setelah usianya semakin berkembang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk melatih kemampuan manajemen diri anak kita perlu memberikan beberapa latihan-latihan pengendian diri sesuai dengan tingkat usia anak. Seperti contoh ketika kita ajarkan anak untuk berpuasa. Memang benar puasa baru diwajibkan setelah baligh. Tetapi jika bisa dibiasakan sejak usia kanak-kanak, maka puasa bisa menjadi latihan untuk mengendalikan keinginan bagi anak. Tentu saja latihannya bertahap, sesuai dengan usia anak. Di tingkat TK anak baru puasa 2-3 jam sehari, di kelas 1 sudah bisa sampai zuhur dan kelas 3 sudah bisa sampai maghrib. Latihan-latihan pengendalian keinginan ini bagus sekali untuk lebih menanamkan pemahaman kepada anak, beda antara keinginan dan kebutuhan. Anak di-didik bahwa tidak semua keinginannya bisa tercapai. Nah, jika anak telah memiliki kemampuan pengendalian diri yg baik, kelak saat dewasa tidak akan mudah terpengaruh teman atau godaan-godaan yang lain.

Agar anak memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri, ada beberapa cara yang dapat kita coba terapkan kepada anak.

  1. Bentuk rasa saling percaya antara orang tua dan anak

                Orang tua harus sejak dini memberikan kepercayaan pada anak untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka. Seperti memberikan kepercayaan pada anak untuk menentukan rasa lelah, lapar dan mengantuk. Anak yang mampu mengendalikan kebutuhan fisik mereka secara mandiri merupakan modal utama mereka untuk nantinya memiliki kemampuan kontrol diri yang baik.

                Begitu pun sebaliknya, orang tua harus membuat anak menaruh kepercayaannya kepada orang tua  mereka sehingga bisa bersikap tenang disegala kondisi. Jika orang tua selalu rensponsif dengan kebutuhan anak mereka, anak juga akan belajar untuk mengontrol diri. Anak tidak akan merasa perlu meluapkan emosi mereka untuk hal yang mereka ingin dapatkan, sebab anak sudah percaya bahwa orang tua mereka akan memenuhinya.

  1. Sesuaikan cara melatih manajemen diri sesuai dengan usia anak

                Berbeda usia berbeda pula cara melatih self control anak. Seperti saat anak berusia bayi hingga 2 tahun. Anak mungkin akan merasa adanya kesenjangan yang besar antara sesuatu yang ingin mereka lakukan dengan sesuatu yang baru bisa mereka lakukan diusia tersebut. Hal ini bisa menyebkan ledakan tantrum. Cara untuk melatih manajemen diri anak adalah dengan mengalihkan perhatian mereka sebelum terjadi ledakan tantrum. Setelah itu cobalah untuk memberi sebuah pengertian ada konsekuensi dari sebuah marah, lalu beri saran untuk menikmati waktu sendiri dibandingkan membuat ulah.

                Lalu saat memasuki usia 3-5 tahun anak sudah mulai menunjukkan emosinya, kita bisa menerapkan perilaku timeout. Bisa dengan menunggu emosi anak agar lebih tenang, lalu baru kita mengajak mereka untuk mengobrol. Hal ini diyakini dapat melatih kemampuan anak untuk meningkatkan kemampuan mengontrol diri. Tidak hanya itu, pemberian pujian atas sikap baik yang ia lakukan bisa membantu untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka.

                Usia 6-9 tahun anak sudah mulai masuk usia sekolah. Pola berpikir ia pun semakin berkembang. Kini diusianya ia sudah mulai paham soal perbuatan dan konsekuensinya. Tak hanya itu, diusia ini anak sudah bisa membedakan mana perilaku yang baik dan buruk.

  1. Jangan meremehkan apapun emosi yang anak tunjukkan

                Anak juga merupakan manusia biasa yang memilki berbagai macam emosi, mulai dari sedih, bahagia bahkan marah. Namun sangat disayangkan, banyak orang diluar sana memilih untuk mengabaikan emosi yang anak sedang tunjukkan. Seperti misal ketika anak menangis karena terjatuh dari sepedah, kebanyakan orang akan mengatakan “Udah, jangan nangis lagi yaa. Kan ga sakit”. Mungkin maksud dari perkataan seperti itu agar anak tidak bersedih terlalu lama. Namun, cara seperti itu justru menjadi boomerang nantinya. Anak yang terbiasa diminta untuk menahan emosi yang mereka rasakan, justru akan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang tak mampu mengelola emosi dengan baik. Maka dari itu penting halnya untuk kita berbicara kepada anak tentang perasaan dan menunjukkan rasa empati.

  1. Menjadi contoh yang baik bagi anak

                Memberikan contoh yang baik menjadi salah satu hal terpenting diantara berbagai macam cara untuk melatih manajemen diri pada anak. Jangan pernah menunjukkan emosi yang tidak stabil saat menghadapi anak yang bermasalah. Sangat disarankan untuk tetap tenang, agar anak juga ikut tenang dan lebih bisa mengontrol emosi mereka.

Mengajarkan anak untuk mengontrol emosi diri sangat penting dilakukann sejak kecil. Najeela Shihab pernah mengatakan stimulasi manajemen diri sedini mungkin akan berpengaruh pada kualitas hidup anak dimana yang akan datang. Anak-anak yang sudah memiliki self control dengan baik sejak kecil, bisa lebih berpeluang terhindar dari pengaruh buruk nantinya.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler