Metaverse
Senin, 20 Desember 2021 11:18 WIB
Kita bisa masuk dalam dunia lain secara penglihatan langsung, meski tetap terbatas oleh fisik dan lokasi.
Selamat Menyambut Dunia Lain
Semakin terlihat permulaan ini dari Facebook yang sudah berganti nama menjadi Meta. Berbagai kehidupan virtual mulai dikembangkan, macam-macam cara online jadi yg utama.
Makanya jangan heran jika banyak pasar konvensional gulung tikar sekarang, bisnis raksasapun harus nurut untuk beralih ke digital atau online jika tak mau tersepak.
Lalu... Bagaimana dengan imbas covid yg memaksa sebagian besar kehidupan kita menjadi serba online??? Apa jadi bagian dari itu smua....???
Puas2kan dan banyak bersyukur kalo sekarang kita masih bisa bersentuhan, pake rasa, ada dunia yg nyata terpampang.
Karena entah beberapa tahun ke depan, macam-macam permainan virtual 3 dimensi itu akan berubah menjadi planet baru : Bisa jadi 4 - 5 -6 atau 10 dimensi barangkali. Orang-orang dan segala isi permainan itu bukan lagi berwujud kartun, digital, tapi rupa dunia kita secara sempurna.
Tiap hari kita hanya akan memasuki dunia lain itu, sedangkan dunia nyata kita tinggalkan. Sekarang saja sudah mulai terbukti bahwa hidup kita bisa hampa tanpa gadget. Apalagi jika dalam dunia virtual tersebut kita bisa menjadi siapapun yang kita mau, bisa mendapat banyak uang, bisa bebas melakukan apa saja. Ibarat sedang bermimpi : kita tinggalkan dunia nyata, tapi rasa kita benar-benar bisa terbawa sangking menyerupai nyata dunia itu.
Akhirnya dunia yg sekarang ini cuma jadi tempat persinggahan, tapi takutnya bukan karena kita tahu ada hidup setelah mati, melainkan lupa bahwa kita akan tetap mati secanggih apapun dunia dibuat manusia.
Jika dulu telepati, bisa terbang, masuk ke dunia lain, dan sebagainya kita katakan mitos, prasangka itu bisa saja salah, karena terbukti hal-hal tersebut yang menjadi runutan bagaimana teknologi masa depan ada : dalam hitungan detik kita sudah bisa tahu kehidupan manusia di belahan bumi lain, berkomunikasi denga mereka, kendaraan terbang, dll.
Jangan sampai menyesal jika sekarang saja kita tidak pernah memberi tahu anak-anak kita bagaimana cara menghargai hidup dan siapa Tuhan mereka, karena bisa saja di masa anak cucu mereka nanti sudah terjebak dalam dunia baru, tidak bisa lepas dan benar bingung ketika ditanya siapa Tuhan mereka di hari pembalasan nanti.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler