x

1 Pengetatan PSBB kembali melalui kebijakan \x27rem\x27 darurat memicu banyak respon dari masyarakat

Iklan

NGAESTYONO PRAYOGA 2020

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Desember 2021

Selasa, 21 Desember 2021 06:19 WIB

Karya Sastra Sebagai Cermin Kehidupan Sosial

Pada dasarnya sastra merupakan kristal nilai-nilai sosial. Sebuah karya sastra yang baik umumnya tidak secara langsung menjelaskan atau menyaingi suatu nilai tertentu, tetapi keinginan masyarakat mau tidak mau tercermin dalam karya sastra tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada dasarnya sastra merupakan kristal nilai-nilai sosial. Sebuah karya sastra yang baik  umumnya tidak secara langsung menjelaskan atau menyaingi suatu nilai tertentu, tetapi keinginan masyarakat mau tidak mau tercermin dalam karya sastra tersebut.

Oleh karena itu, karya sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat yang digambarkannya. Karya sastra ditulis dan diciptakan oleh pengarang agar tidak terbaca dengan sendirinya, melainkan ada ide, gagasan, pengalaman, dan pesan yang harus disampaikan kepada pembaca. Dengan harapan, apa yang disampaikan  menjadi masukan, memungkinkan pembaca untuk menarik kesimpulan dan memaknainya sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan kehidupannya.

Hal ini membuktikan bahwa karya sastra dapat mengembangkan budaya. Dengan kata lain, karya sastra selalu mengandung muatan sosial budaya. Hal ini karena seniman juga mengalami pengaruh lingkungan dan waktu dalam menciptakan karyanya. Damono mengatakan bahwa karya sastra adalah benda budaya. Itu diciptakan oleh orang-orang yang merupakan individu dan bagian integral dari masyarakat, bukannya jatuh dari surga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah karya sastra pada dasarnya merupakan rangsangan terhadap kebebasan yang ada pada diri pembacanya, dan sebuah karya sastra merupakan representasi dari kebebasan yang ingin diungkapkan oleh pembacanya. Untuk itu, masyarakat perlu lebih toleran terhadap karya sastra pada waktu-waktu tertentu. Karya sastra terbentuk, memperluas pengetahuan tentang kehidupan, meningkatkan kepekaan emosional, dan menyadarkan pembaca. Karena sastra ditulis atas dasar pandangan (ide) tertentu. Karena sastra berpura-pura tidak mementingkan diri sendiri dan objektif tentang masalah yang ada di dunia.

Tanpa pandangan tertentu, mustahil membedakan antara realitas yang diciptakan dan realitas yang benar-benar penting. Hilangnya pandangan tertentu ini disebut humanisme sosialis. Akibatnya, sastra kontemporer menderita dari wawasan  subjektif dan cenderung menganggap pengalaman subjektif sebagai kenyataan. Literatur semacam itu menggambarkan orang sebagai terisolasi dari diri mereka sendiri dan masyarakat mereka.

Jelaslah bahwa sastra seperti itu kehilangan hubungannya dengan kehidupan sosial. Karena beberapa pembatasan sastra di atas, sastra tampaknya tertarik pada kehidupan dan masyarakat. Sebenarnya sangat sulit bagi seorang penulis untuk mengungkapkan kenyataan karena imajinasi yang menciptakan karya sastra, tetapi pada dasarnya ada pengalaman yang sangat subjektif yang memberi kesan bahwa penulis sedang berusaha untuk menciptakannya.

Oleh karena itu, sebaiknya karya sastra memuat pesan tentang kehidupan atau masyarakat tertentu. Melihat perkembangan sastra Indonesia, banyak karya sastrawan pada masa itu yang berhubungan dengan  realitas kehidupan sosial di setiap zaman. Karya sastra adalah pengalaman langsung pengarang yang mengalir ke dalam karya sastranya.

Sebuah pengalaman berbasis realitas kehidupan penulis mencoba untuk berbagi apa yang terjadi dengan masyarakat umum. Sastra  dalam kehidupan bermasyarakat tidak dapat dipisahkan lagi. Kehidupan masyarakat kontroversial yang terjadi saat ini tidak menutup kemungkinan untuk mengabdikan karya sastra sebagai cerminan masyarakat itu sendiri.

Asal usul karya sastra tidak terlepas dari imajinasi pengarang dalam pelaksanaan proses kreatifnya. Karya sastra muncul di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi dan refleksi pengarang  terhadap fenomena sosial yang melingkupinya. Namun karya sastra tidak hadir dalam kehampaan budaya.

Karena karya sastra dipengaruhi oleh lingkungan, maka karya sastra mewakili zamannya sendiri, dan terdapat hubungan sebab akibat antara karya sastra dengan situasi sosial tempat ia dilahirkan. Karya sastra dapat mengubah tatanan nilai-nilai sosial dan budaya dalam masyarakat yang  tidak memberikan kebebasan kepada masyarakat.

Misalnya, novel karya  Siti Nurbaya dan Salah Asuhan adalah karya yang sangat penting. Keduanya menunjukkan kritik keras terhadap adat kuno dan belenggu tradisi. Dari karya N. Riantiarno, karya sastra ditarik dari realitas berupa fakta sosial bagi  pembaca yang dapat memberikan jawaban kepada masyarakat dan konstruksi karya sastra.

Reaksi atau reaksi itu bisa positif atau negatif. Reaksi menjadi positif ketika pembaca bertindak dengan gembira, bangga, dll dalam karya sastra  dan menunjukkan sikap. Reaksi  negatif tidak mendapat reaksi sikap konstruktif terhadap perkembangan karya sastra.

Dalam karya sastra terdapat objek-objek yang menggambarkan hubungan dengan dunia dalam kata-kata yang diciptakan oleh pengarang berdasarkan realitas sosial dan pengalaman pengarang. Karya sastra secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh pengalaman  lingkungan pengarang. Penulis sebagai anggota masyarakat tidak  lepas dari tatanan sosial dan budaya. Semua itu mempengaruhi proses penciptaan sebuah karya sastra.

Karya sastra lahir dari latar belakang keinginan untuk mengungkapkan keberadaan dan dorongan dasar manusia. Karya sastra dipersepsikan sebagai ekspresi realitas kehidupan, yang ingin dikembangkan lebih lanjut adalah karya sastra sebagai bentuk kritik konstruktif terhadap nilai-nilai kehati-hatian sosial  dan sebagai batu loncatan menuju tatanan nilai kehidupan yang lebih baik.

Ikuti tulisan menarik NGAESTYONO PRAYOGA 2020 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB