x

Iklan

Ayu Indah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Desember 2021

Minggu, 26 Desember 2021 18:09 WIB

Sastra Anak sebagai Media Perkembangan Literasi

Melihat persoalan rendahnya minat literasi di Indonesia, sudah sepatutnya sedari dini mengajarkan dan menerapkan literasi. Dalam menumbuhkan dan mengembangkan literasi memerlukan perhatian yang serius dan membiasakan diri dengan buku. Literasi hanya bisa dikembangkan melalui kebiasaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Faktor terpenting untuk memajukan sebuah bangsa salah satunya yaitu terbentuknya sumber daya manusia (SDM) yang handal dan bermutu. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh SDM yang handal ini adalah SDM yang literat. Artinya, kemampuan literasi yang dimiliki haruslah lebih mendominasi daripada kemampuan lainnya. Kemampuan literasi ini berupa kemampuan membaca, menulis dan menghitung yang menjadi kemampuan dasar dan utama yang harus dikuasai.

Secara umum, literasi sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami setiap informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Menurut Elizabeth Sulzby (1986), arti literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh oleh individu dalam berkomunikasi (membaca, berbicara, menyimak, dan menulis) dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Lalu, menurut UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) yang merupakan organisasi di bawah naungan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), memberikan pengertian literasi adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama dalam keterampilan membaca dan menulis yang terlepas dari konteks dari mana keterampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya.

Saat ini, rendahnya literasi menjadi salah satu permasalahan di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan. Melihat dari hasil survei PISA (Programme for International Student Assessment) 2018 yang diluncurkan pada maret 2019, Indonesia berada di urutan ke-74 dari 79 negara. Hal ini dikarenakan dalam kemampuan membaca, sains dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah bahkan mengalami penurunan dari sebelumnya. Oleh karena itu sudah sepatutnya masalah ini mendapat perhatian yang harus ditangani. Pasa dasarnya, kemampuan literasi layaknya ‘bekal utama’ bagi generasi muda Indonesia khususnya anak usia dini dalam menghadapi dunia yang akan semakin maju ini. Sebagai individu yang baru mengenal dunia, anak usia dini merupakan masa yang cukup baik dan strategis dalam mengembangkan segala kemampuan yang ada dalam dirinya. Pengenalan literasi yang dimulai sejak dini dapat dengan menggunakan media sastra anak. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam berbagai aspek baik intelektual maupun emosional sedang mengalami fase yang labil karena dapat menerima banyak hal dengan cepat. Oleh karena itu, sangat tepat untuk menanamkan dan membiasakan kebiasaan membaca, yang akan terbawa hingga tumbuh dewasa nanti.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Santoso, sastra anak ialah karya seni yang bersifat imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik lisan maupun tertulis, yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak. Sedangkan menurut Sarumpaet, mendefinisikan sastra anak sebagai karya sastra yang dinikmati anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua. Jadi, jika diperjelas yang dimaksud di sini adalah bahwa sastra anak ditulis oleh orang dewasa atau orang tua yang ditujukan kepada anak dan proses pembuatannya dikerjakan oleh orang tua.

Beberapa fungsi khusus sastra anak:

  1. Melatih dan memupuk kebiasaan membaca pada anak-anak.

Alasan anak-anak gemar membaca hanya untuk mencari kesenangan. Tujuan awal untuk mencari kesenangan dapat dijadikan sebagai jembatan untuk melatih dan membiasakan anak larut dengan dunia buku. Ketika anak-anak telah terbiasa membaca bacaan anak, maka akan merangsang kebiasaan atau hobinya untuk membaca buku-buku lainnya.

  1. Membantu perkembangan intelektual dan psikologi anak.

Dapat memahami suatu bacaan bukanlah pekerjaan yang mudah. Jika anak-anak mulai terbiasa membaca, maka hakikatnya mereka telah terbiasa untuk memahami dan mengerti apa yang dibacanya. Kebiasaan memahami bacaan tentu akan sangat membantu perkembangan intelektual atau kognisi anak.

  1. Mempercepat perkembangan bahasa pada anak.

Anak-anak yang sudah terbiasa membaca bacaan, maka anak akan dapat memperoleh kosa kata bahasa baru dan kalimat yang lebih banyak dan lebih cepat jika dibandingkan dengan anak-anak lain.

  1. Membangkitkan daya imajinasi anak.

Anak-anak yang biasa membaca sastra, akan terbiasa pula untuk turut merasakan dan melibatkan pikiran (imajinasi) sehingga  dia yang mengalami peristiwa dalam karya yang dibacanya. 

Dalam memanfaatkan sastra anak sejak usia dini sebagai media utama untuk mengembangkan kemampuan literasi dalam diri, juga ikut dapat mendukung perkembangan literasi yang menjadi permasalahan di Indonesia ini. Oleh karena itu, diperlukannya perhatian yang serius untuk menumbuhkan dan mengembangkan literasi, karena kemampuan literasi anak-anak Indonesia masih tergolong rendah. Rendahnya kemampuan literasi di antaranya disebabkan oleh asingnya anak pada buku. Literasi hanya dapat dikembangkan melalui kebiasaan. Keluarga, sekolah, dan masyarakat juga harus bersinergi dalam mengembangkan literasi agar perkembangan literasi dapat berjalan  secara optimal.

Sumber Referensi

Kharizmi, Muhammad. (2015). Kesulitan Siswa Sekolah Dasar dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi. JUPENDAS, 2(2). 

Palupi, Aprida Niken. dkk. 2020. Peningkatan Literasi di Sekolah Dasar. Madiun: CV. Bayfa Cendekia Indonesia.

Mislikhah, St. 21  . Membangun Budaya Loterasi Melalui Sastra Anak https://radarjember.jawapos.com/pendidikan/pascasarjana_iain/07/10/2021/membangun-budaya-literasi-melalui-sastra-anak/2/

Ikuti tulisan menarik Ayu Indah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu