06:00
izinkan aku yang membangunkanmu
sebagai sinar matahari
sebelum rengekan notifikasi
07:00
temui aku di kebunmu
saat bunga terompet disiram
kisah yang terbungkam
08:00
apakah diriku? Sinar matahari sekaligus kulitmu
demikianlah kehangatan pun
milik kita
09:00
ada sebuah janji
di antara pohon dan bayang-bayang
ah, rahasia! Betapa meneduhkannya
10:00
kuarungi gelombang beta otakmu
terombang-ambing di antara daftar belanjaan
apalah hidup? antrean dari-dan-ke-dan?
11:00
matahari kian menanjak
diriku kian tenggelam
dalam nafas orang-orang asing
12:00
di bawah singgahsana matahari
bayangan terhapus dari benda-benda
kejernihanmu (tak kasatmatanya diriku)
13:00
apa kata ramalan cuaca hari ini?
sebelum aku menjadi payung
atau kipas yang mendesirkan kabar dari oase
14:00
ah, sayang sekali
ketika aku adalah angin
kau malah layangan putusnya
15:00
dalam asbak
asap berkata pada abu
“Masih adakah yang tersisa?”
16:00
jika kau burung walet
akulah si kelelawar
hasrat memancing kita keluar
17:00
tiba-tiba aku jadi ingin ke pantai
apa kau juga begitu? katamu
“kalau bukan di bulan madu, hanya ada Sepotong Senja”
18:00
biarlah aku dibelah dua
jadi kendaraan dan jalannya
demi mengantarmu pulang
19:00
tirai ditutup
panggung milik berdua
bunga dalam vas berseri
20:00
di balik uap itu ada sulap
belaian sampo dan lulur
menyepuh pesona kecantikanmu
21:00
sepasang sumpit berpagutan
dibaptis kenikmatan Indomie
kawinnya selera kita
22:00
berbaringlah di dada ranjang ini
degup berganti petikan dawai
kotak musik yang melulu berelegi
23:00
pada sebuah dunia di bawah selimut
jutaan anak-anak berkejaran
menuju gerbang Eden yang kian tertutup
00:00
bantal menimbun kesesakan
bisikan-bisikan sang Ular
mimpi burukmu
01:00
kutelan pil tidur berdosis kesepian
yang membawaku ke ujung dunia:
guling yang dipunggungimu
02:00
ayam jago berkokok
terhadap kepak sayap malaikat segalaksi
sangsakala selembut tiupan di telinga
03:00
sekali lagi ayam jago berkokok
yang satu di bumi
yang lainnya dari surga
04:00
aku bersemayam pada hamparan sajadah
keningku mendambakan kecup keningmu
terjaga dalam kebekuan doa-doa
05:00
dan akhirnya aku
embun yang tertahan di kaca
menunggu saat perpisahan
Bandung, 2021
Ikuti tulisan menarik Fadzul Haka lainnya di sini.