x

Dokter Muhammad Mohiuddin (Kiri) sedang memperlihatkan Jantung hewan babi yang telah dimodifikasi secara genetik, di Rumah Sakit Maryland, Amirika Srikat. Foto- UMSOM.

Iklan

djohan chan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 November 2019

Minggu, 16 Januari 2022 05:51 WIB

Kecanggihan Dunia Kedokteran, Jantung Hewan Bisa Ditransplantasikan Pada Manusia

Tim dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Amirika Srikat mengklaim, pihaknya telah berhasil melakukan transplantasi (memindahkan) Jantung hewan babi yang dimodifikasi secara genetik, ketubuh pasien yang sudah sekarat, karena jantungnya nyaris tidak berpungsi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tim dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Amirika Srikat mengklaim  telah berhasil melakukan transplantasi (memindahkan) jantung hewan babi yang dimodifikasi secara genetik, ke tubuh pasien yang sudah sekarat, karena jantungnya nyaris tidak berfungsi. 

Menurut tim dokter yang diketuai oleh dokter Muhammad Mohiuddin, kelahiran Pakistan, bersama dokter bedah Bartley P Griffith, operasi transplantasi jantung dari hewan itu dilakukan terhadap seorang pria bernama David Bennett (57), berdasarkan persetujuan dan kesepakatan keluarga pasien, selain terbatasnya donor organ dari tubuh manusia.

Sebelum dilakukan oprasi, David Bennett (57) pasiennya terbaring di tempat tidur selama enam minggu, pernapasannya dari hidung, dibantu dengan mesin pemacu jantung. Terkait dengan hal itu, Pusat Medis Universitas Maryland diberikan dispensasi (kesepakatan dan persetujuan) untuk menyelamatkan jiwa Bennett, dari kemungkinan akan meninggal dunia.   

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait dengan telah adanya persetujuan dari keluarga pasen dan para dokter di Universitas Maryland meminta Dr Muhammad Mohiuddin bersama dokter bedah, Bartley P Griffith, untuk menangani operasi transplantasi jantung dari hewan itu ketubuh David Bennett, demi untuk menyelamatkan jiwa pasien tersebut.   

Tiga hari setelah oprasi, mulai dari hari Sabtu (8/1/2022), hingga hari Senin, (10/1/2022) kondisi Bennettterlihat baik-baik saja, tanpa ada keluhan apapun. "Operasi eksperimental ini berlangsung selama tujuh jam, di Pusat Medis Universitas Maryland, Baltimore, Amerika Serikat," kata Dr Muhammad, dalam keterangan persnya pada hari Selasa, (11/1/2022) kemarin.  

Sebagaimana yang dilansir kantor berita Agence France Presse (AFP) perwakilan AS mengungkapkan bahwa, Dr Muhammad Mohiuddin adalah salah seorang ilmuwan, dan ketua Cardiac Xenotransplantaion di University of Maryland School of Medicine (UMSOM), juga salah  salah satu pakar Cangkok jantung hewan babi kepada manusia (xenotransplantasi).

Menurut Dokter bedah Bartley P Griffith, UMSOM dan Pusat Medis Universitas Maryland (UMMC) telah memberikan gelar MBBS dari Dow Medical College, Karachi, pada 1989. kepada Dokter Muhammad Mohiuddin, dan Dokter Muhammad Mohiuddin kelahiran Pakistan itu pindah ke AS, setelah menerima beasiswa biologi transplantasi dari University of Pennsylvania, dan beasiswa dalam transplantasi sumsum tulang di Institute of Cellular Therapeutics, Drexel University.  

Selain itu, Dr Muhammad Mohiuddin juga menjabat sebagai guru besar ilmu bedah di University Of Maryland School Of Medicine (UMSOM), khususnya dalam program xenotransplantasi jantung. “ Keberhasilan Dr Muhammad Mohiuddin dalam oprasi jatung dari hewan ini, jadi temuan baru bagi masa depan dunia kedokteran, yang merupakan kali pertama di dunia, kata Pusat Medis Universitas Maryland (UMMC), kata Dokter bedah Bartley P Griffith.  

Sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa, 11 Januari 2022, bahwa Bennett pernah menyatakan kepada pihak Fakultas Kedokteran Universitas Maryland. " Saya ingin hidup, saya tahu ini adalah suntikan dalam kegelapan, tetapi ini adalah pilihan terakhir saya," kata Bennett, sehari sebelum oprasi jantungnya.  

Dr. David Klassen, kepala petugas medis United Network for Organ Sharing (Unos), yang mengawasi sistem transplantasi hewan ke manusia juga mengakui, AS memang telah mengalami kekurangan organ manusia, untuk operasi transplantasi, hal ini mendorong para ilmuwan mencoba mencari cara untuk menggunakna organ hewan sebagai gantinya.   

Hewan Babi yang digunakan dalam transplantasi itu, sebelumnya telah dimodifikasi secara genetik, untuk melumpuhkan gen yang menghasilkan gula, guna merespons kekebalan pada manusia. Menurut Dr. David Klassen. " Jika pasien operasi jantung baru dilakukan ini berhasil hidup dengan baik, maka akan menjadi sebuah rekor dalam dunia medis.  

Terkait dengan telah berhasilnya transplantasi jantung dari hewan ketubuh David Bennett, anak perusahaan United Therapeutics di Marykland AS, kini sedang mengembangkan biotek dari organ babi, untuk transplantasi ke manusia yang membutuhkannya dalam operasi berikutnya dimasa mendatang.

Menurut Dr Robert Montgomery, dan Food and Drug Administration (FDA), kalau di Indonesia nama FDA ini adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang memimpin eksperimen xenotransplantasi itu di izinkan penggunaan dalam operasi, karena keadaan otoritasi darurat. " Penggunaan penuh kasih", ketika pasien dengan kondisi yang mengancam jiwanya, tidak memiliki pilihan lain.    

Penyakit kardiovaskular, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal, akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini dianggap masih menjadi ancaman dunia, dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia, pada saat ini.

Sebagaimana diungkapkan Journal of the American College of Cardiology pada 9 Desember 2021. Penyakit kardivaskular, terutama jantung iskemik dan stroke menjadi pemicu utama kecacatan dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan. Studi juga mengungkap, peningkatan signifikan itu terjadi akibat penyakit jantung dan kecacatan, pada tahun 1990-2019 telah meningkat dua kali lipat, menjadi 34,4 juta orang, pada umumnya berusia 30-70 tahun.    

Sementara itu, menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Isman Firdaus mengatakan, pandemi Covid 19, yang berlangsung sejak akhir 2019, memamang menimbulkan rasa kekhawatiran tersendiri bagi penderita penyakit jantung. Karena paparan infeksi Covid-19 dapat memperburuk bagi penyakit kardiovaskular, seperti terjadinya kekambuhan penyakit jantung coroner atau gagal jantung menahun. 

Menurut Isman Firdaus, infeksi Covid-19, lebih mudah menimbulkan kematian pada pasien covid yang memiliki penyakit jantung, dibandingkan tanpa penyakit jantung. Berdasarkan laporan dari data rumah sakit (RS), pada pandemi menunjukkan, 16,3 persen pasien yang dirawat dari ruang isolasi Covid-19, ternyata mempunyai penyakit bawaan (komorbid) atau koinsiden penyakit kardiovaskular.

Demikian tulisan ini dibuat, berdasarkan keterangan dari sejumlah sumber dan dirangkum oleh penulis. Dengan maksud dan tujuan, untuk menambah wawasan informasi, atas perkembangan dunia medis yang kian berkembang saat ini. Semoga dapat dijadikan sebagai studi dan masukan bagi Ilmuwan dan para medis di Indonesia, khususnya dalam penanggulangan penyakit jantung, demi menyelamatkan nyawa pasien (Djohan Chaniago).

Ikuti tulisan menarik djohan chan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler